Showing posts with label Siak Riau. Show all posts
Showing posts with label Siak Riau. Show all posts

Friday 13 February 2015

Sarapan di Indra Setia

Assalamualaikum...
Ceritanya kapan hari malas-malasan, suami pas libur, stok buah ludes dan habis tidak tersisa. Jadinya bingung mau sarapan apa, mendadak suami pingin banget sarapan nasi goreng. Atas nama khilaf sarapan berat hehehe, akhirnya saya mengiyakan. Gaya banget sarapannya buah, bukan gaya tapi ini adalaha pilihan, pilihan untuk menjalani sarapan buah. Mau beli stok buah buat sarapan dan nyemil sepulang dari cari makan saja.  Bingung juga nyari penjual nasi goreng pagi-pagi dimana, akhirnya sampai pertigaan jalan dr sutomo arah ke istana Siak, nemu kedai kopi yang lumayan ramai. Satu kaca lemari bertuliskan nasi goreng, akhirnya suami ngajak berhenti dan makan disini.

Seringkali kalau pagi kami lewat sini, memang tergolong salah satu warung sarapan yang ramai dikunjungi warga Siak untuk sekedar ngopi atau sarapan. Ada pilihan menu, bubur ayam, lontong sayur, nasi goreng, mi goreng, mi sagu, dan soto ayam. Suami pesan nasi goreng, saya pesan bubur ayam, setahun nggak makan bubur ayam jadi kangen banget. Tempatnya lumayan bersih dan rapi, asik buat ngobrol dan sarapan bareng keluarga. Setelah kurang lebih 30 menit kami menikmati makanan yang kita pesan, waktunya bayar, keseluruhan habisnya Rp 38.000. Alhamdulillah perut nggak begitu kenyang, karena porsinya pas dan tidak termasuk makanan berat banget hehe.
 Kedai kopi Indra Setia
 Bubur ayam
 Sambal dan potongan cakue
 Mau nambah cakue, boleh
 Nasi goreng
 Teh hangat
Jeruk hangat

Info harga dan tempat 
Tempat : Rutenya dari jalan dr sutomo lurus sampai ketemu pertigaan (arah istana Siak), di pertigaan kalau ke kanan ke istana Siak, nah kedai kopi Indra Setia ke kiri, pas deretan ruko nomor 2 dari pertigaan.
Harga
Bubur ayam 15.000
Nasi goreng 15.000
Teh hangat 4.000
Jeruk hangat 4.000
Total  38.000

Gimana rasanya??lumayan buat sarapan, nasi gorengnya saya kasih nilai 6, sedangkan bubur ayamnya juga 6 hehe. Tapi pelayanannya saya kasih nilai 9, pulangnya dapet salam terima kasih hangat yang bagi saya itu ini baru saya temukan di Siak hehe. "Terima kasih bang, makasih ya kak...", bahagia itu sederhana.


****

Friday 6 February 2015

Serunya Perjalanan Darat Pekanbaru - Siak

Akhir tahun kemarin, tepatnya di bulan desember, mendadak kami bolak balik Siak-Pekanbaru PP. Berangkat dari Siak menggunakan speedboot yang berangkat jadwal pertama, yaitu pukul 07.00. Dan balik ke Siak dengan jadwal speedboot terakhir yaitu pukul 15.30. Sampai pada akhirnya untuk pertama kalinya kami dari Pekanbaru ke Siak perjalanan darat, karena benar-benar buta jalur atau rute, jadi sudah dipastikan kami putar-putar nggak jelas. Tanya sana sini dan mengikuti petunjuk ternyata tidak berhasil, bahkan kami sampai keliling jalan sudirman lima kali hehehe. Akhirnya pukul 15.00 kami tanya ke warga lain, ini sudah orang ke 10 yang kami tanya, alhamdulillah berhasil keluar dari kota Pekanbaru. Akhirnya....

Sampai 30 menit kami melintas jalan sesuai petunjuk plang, kok jalannya sepi dan belok-belok nggak jelas. Feeling suami jalannya benar, tapi kok kami tidak bertemu dengan jembatan leton ya. Ternyata ini jalan pintas lain menuju kota Siak, jalannya lumayan sepi tapi ada aja kendaraaan roda empat yang melintas. Kanan kiri jalan di penuhi dengan kebun sawit, dan yang paling saya suka adalah ketika melewati hutan kelapa sawit yang hijau dan jalanan yang berbelok-belok serta naik turun yang sedang. Uwaaa pemandangan yang indah, seperti bukan di Riau hehehe.

Akhirnya sampai kota Siak pukul 18.00, alhamdulillah. Normalnya perjalanan darat dari Pekanbaru ke Siak adalah 2,5-3 jam, tapi berhubung kami putar-putar alias kesasar nggak jelas, jadi lumayan memakan waktu, yaitu 4,5 jam hehehe. Tapi, setidaknya punya pengalaman baru melihat lebih luas Provinsi Riau.
Orang udik ke Kota^^
15 menit bertemu dengan jalan rusak seperti ini^^
Sepi ya...^^
Subhanallah^^
Nggak ada pom bensin hehe
Lautan kebun sawit
Artinya, Kota Siak di depan mata. Sebelah kanan pipa minyak^^
Yeay, alhamdulillah^^
Pas banget nyampe jembatan jam 6 kurang^^
Menuju kota Siak^^
Alhamdulillah^^

Teman-teman ada yang pernah kesasar nggak??hehe

*****

Tuesday 3 February 2015

Sup Tunjang Enak di Siak

Bismillahirrahmaanirrahim...
Kalau tahun lalu tepatnya akhir tahun 2013-2014 di blog ini ada program  5 blogging days in a week  yang total postingannya ada 161 blogpost, dan itu berakhir di awal tahun 2015, maka tahun ini ada satu program ngeblog baru namanya jelajah rasa nusantara ala HM.  Gaya kali ada program nulis di blog??bukan gaya sebenarnya, tapi mengabadikan dan menghabiskan waktu dengan sebaik-baiknya dengan menulis di blog *uhhuk*.  Atas nama pengangguran, jadi harus pintar-pintar memanfaatkan waktu nganggurnya. Atas nama loncat-loncat dari satu tempat ke tempat yang lain, mau tidak mau banyak hal yang menurut saya harus diabadikan di blog, salah satunya melalui makanan yang pernah saya cicipi di daerah yang pernah saya singgahi *eaaaa*.  Maka dari itu, hari ini untuk pertama kalinya jelajah rasa nusantara dibuka, genjreng genjreng....hahaha. Yuk, mari perkenalkan sup tunjang, sup yang terkenal di daerah Pekanbaru dan sekitarnya, termasuk Siak.

Judulnya cetar banget ya hehe, sup tunjang enak di Siak. Enak di lidah suami, artinya enak banget di lidah saya hehe, beberapa kali beli di tempat lain rasanya biasa, ini baru enak di angka 8. Ada yang belum tahu sup tunjang??jadi, sup tunjang itu sup yang terbuat dari bagian kaki sapi, jadi minim sayur seperti sop pada umumnya, isinya hanya daging dan tulang sapi. Sejak tinggal di Siak, saya sempat penasaran, karena dimana-mana jika bertemu dengan warung pasti ada tulisan sup tunjang. Sampai pada akhirnya untuk pertama kali saya menikmatinya di daerah jalan raja kecik, rasanya biasa, jadi lumayan kecewa padahal penasaran banget. Satu siang suami mendadak mengajak saya makan siang di luar. Tepatnya di warung masakan padang, di sebelah kiri jalan masuk ke hotel yasmin. Satu mangkok harganya Rp 23.000, sempat kaget pas saya bayar, kok murah. Karena pas pertama kali mencicipi sup tunjang harganya perporsi Rp 25.000, itupun mangkok dawet dan rasanya kurang. Tapi yang ini perporsinya satu mangkok cap ayam jago, mangkok zaman dahulu yang masih eksis sampai sekarang, tulang dan dagingnya banyak, rasanya, aduhai, rempah-rempahnya juara. Endiang brambang banget, recomended pokoknya kalau jalan-jalan ke Siak-Riau. Ohya, bukanya jam 9an sampai sore, jadi silahkan makan siang disana, perkedel jagungnya juga enak, kayak perkedel jagung orang jawa hehe, mantap.

Note
Jangan heran, karena warungnya tidak ada tulisan sup tunjang tapi ada tulisan print "ada sup" yang sudah luntur. Warungnya sederhana tapi ramai, depan jalan raya dan sungai Siak. Tidak ada tempat parkir tapi bisa parkir di tanah lapang tepat di belakang pos satpam atau sebelah kiri (dari arah SMA 1) jalan masuk ke hotel yasmin.
Semoga bermanfaat.

Tempat :
Warung nasi padang tepat sebelah jalan masuk ke hotel yasmin, daerah turab atau warung depan sungai Siak.
Buka pagi sampai sore.
Harga sup tunjang perporsi Rp 23.000

****

Monday 26 January 2015

Jembatan Siak Tengku Agung Sultanah Latifah

Jembatan Siak Tengku Agung Sultanah Latifah adalah salah satu icon pariwisata di kota Siak Sri Indrapura - Riau. Jembatan Siak berdiri kokoh diatas sungai Siak, salah satu sungai terdalam di Indonesia. Diresmikan pada tanggal 11 agustus 2007 oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Jembatan Siak sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dan pariwisata Kabupaten Siak. Dari atas jembatan kita bisa melihat keindahan kota dan sungai Siak.

Hayuk ke Siak..^^

****

Wednesday 21 January 2015

Pengalaman Pertama Naik Bis Trans

"I want to make memories all over the world"

Satu tahun lebih sekian bulan lamanya saya tinggal di tanah melayu, tepatnya di Siak. Kota kecil yang jauh dari keramaian kota seperti kota Batam, tempat saya tinggal sebelumnya, jauh dari itu. Tidak ada angkutan umum, bis kota, atau taxi sekalipun tidak ada, dan satu lagi, tidak ada mall *lap keringat*.  Sedih ya, dulu sih sedih, tapi sekarang dinikmati saja, all is well. Kalau warga Siak mau jalan-jalan ke mall atau refreshing, biasanya mereka pergi ke Pekanbaru. Perjalanan darat kurang lebih 2,5  jam,  sedangkan perjalanan sungai kurang lebih 2 jam'an. 

Kapan hari, tepatnya akhir tahun, mendadak saya diajak suami jalan-jalan ke Pekanbaru.  Setelah naik speedboot selama 2 jam, akhirnya sampai di pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru. Awalnya mau ke kota pakai taxi, tapi suami tanya ke temannya yang asli Pekanbaru, katanya disuruh naik bis trans saja.  Ketika keluar dari pelabuhan, di dekat gapura ada bis trans yang menunggu, buru-buru kami masuk ke dalam sambil bawa es tebu hahaha. Kebayang banget Pekanbaru hawanya panas, pas banget jam 12an, dan suami lihat ibu-ibu penjual es tebu, mari nyeruput dulu hehe. 
Pelabuhan sungai duku Pekanbaru 
Asik ternyata ya naik bis trans, yang kayak di tv-tv itu *hahahaha,norak banget*. Bisnya luas, ada banyak tempat duduk, pas kebetulan kosong juga sih, ada tempat sampah, dan ada kursi khusus juga. Kalau naik di kursi bawah nggak bisa lihat pemandangan luar, paling mentok lihat pohon dan genteng. Kalau duduk di kursi belakang kebetulan tinggi, jadi seru aja bisa lihat pemandangan luar.  Ohya, tiketnya sekali naik dari pelabuhan ke jalan sudirman @ Rp 4.000. Kalau oper bis, misalnya dari jalan sudirman ke pelabuhan, harus turun sekali ganti bis, cukup dengan menunjukkan tiket naik bis pertama kita tidak dipungut biaya lagi. Murah kan, seru aja rasanya, bisnya enak, nggak usah takut kesasar pokoknya. Kok bisa??sebagian besar kernetnya tanya tujuan sebelum kita naik bis, jadi setidaknya kalau naik bis trans, free guide, kan ada kernet bis yang baik hati hehehe.
 Es tebu, mari nyeruput^^
Kursi prioritas, ada 4 kalau nggak salah
Jadi, intinya naik bis trans di Pekanbaru asik banget, pengalaman pertama yang seru, murah meriah keliling kota. Recomended banget buat backpacker hehe.  Terus, ada yang belum pernah naik bis trans???hayoooo.....acung tangan!!!*belagu banget hahaha*

***

Monday 19 January 2015

Semburat Senja

"Kos-kosan saya di Malang dulu viewnya sawah, kampus UIN dan gunung arjuno. Sekarang keluar kamar pas maghrib langsung lihat senja, utuk itu mari ambil kamera..."
~HM Zwan~


***
Memori kos kosan lama^^

Thursday 8 January 2015

Pemandangan Sungai Siak dari Atas Speedboot

Biasanya saya hanya melihat sungai Siak dari pinggir sungai saja, mulai dari sungainya sendiri, kegiatan diatas sungai, sampai hewan-hewan yang sering berenang di pinggir sungai, apalagi kalau bukan biawak. Setiap sore ketika suami ngajak saya duduk manis di pinggir sungai Siak sambil menikmati donat dan segelas jus, sesekali saya lihat speedboot, kapal tongkang atau kapal besar yang melintas. Tapi beberapa hari yang lalu, mendadak suami ngajak saya jalan-jalan singkat ke Pekanbaru , karena di Siak transportasi darat sangat minim sekali, jadi satu-satunya transportasi cepat dan pasti ke Pekanbaru adalah naik speedboot. Sekali naik speedboot Siak-Pku @ 90.000, jarak tempuh 2,5 jam.

Gimana rasanya naik speedboot?
Pertama senang, yes, akhirnya naik speedboot, akhirnya ke Pekanbaru. Satu speedboot bisa dinaiki kurang lebih 20 orang atau lebih tergantung ukuran, pas naik speed goyang-goyang, tapi aman, alhamdulillah. Saya dan suami pilih duduk di belakang, karena kalau di depan atapnya sering dibuka separo, anginnya kencang, jadi ngeri aja rasanya, dan nggak bisa tidur hehe. Setiap bangku ada stok aqua gelas, senang rasanya bisa melihat indahnya kota Siak dari atas speedboot. Rasanya naik speedboot, ya gitulah goyang-goyang tapi biasa, nggak ada ombak, kan di sungai. Paling ada ombak pas papasan sama kapal tongkang, speedboot atau kapal besar. Ohya, pas berangkat mesin speedboot sempat mati tiga kali gara-gara kesangkut kayu, maklum banyak sampah kayu karena banyak kapal tongkang yang bawa kayu ke pabrik-pabrik. Lumayan deg-degan, tapi karena langsung di nyalain dan mesin satunya nyala, jadi alhamdulillah lega.

Lihat apa aja diatas speedboot?
Beneran kagum-kagum pokoknya, ternyata di pinggir sungai banyak banget pabrik-pabrik dan perusahaan pengiriman barang internasional. Saya nggak nyangka aja, ternyata kapal-kapal besar yang biasa ada di tengah laut bersandar juga di pinggir sungai. Keren banget pokoknya sungai Siak *mulai keluar noraknya* hahaha. Hal-hal yang biasa ditemui di pelabuhan, ada disini, pengiriman box-box raksasa, kapal-kapal besar, kapal-kapal pencari ikan, kapal tongkang, semuanya ada. Rumah-rumah warga, kegiatan warga seperti mencuci baju, membuang hajat, bahkan banyak anak-anak yang mandi di pingir sungai Siak. Sepanjang perjalanan dari Siak menuju Pekanbaru, banyak hal indah yang saya lihat, dan saya hanya tidur menyederkan kepala ke kursi depan hanya 20 menit. Selanjutnya menimati pemandangan dari dalam speedboot, kapan lagi coba, mumpung masih di Siak hehe. Penasaran kan??hayyuk ke Pekanbaru, naik speedboot menuju ke Siak dari pelabuhan sungai duku. Silahkan dinikmati pemandangan indahnya hehe.

Siapa saja yang naik speedboot?
Saat membeli tiket, saya sempat bincang-bincang dengan penjual tiket, setiap hari ada aja yang naik speedboot. Satu hari ada 6-7 speedboot yang berangkat ke Pekanbaru, jaraknya 2 jam'an kalau nggak salah. Kebetulan hari itu dari Siak ada kurang lebih 15an penumpang. Saya kira sampai Pekanbaru penumpangnya hanya yang dari Siak, ternyata nggak teman-teman, salah besar. Saat di tengah perjalanan, tiba-tiba speedboot minggir dan mendekati kapal-kapal besar, ternyata ada yang mau ke Pekanbaru. Bukan hanya dari satu kapal, tapi dari banyak kapal yang bersandar, ternyata pekerja-pekerja kapal yang mau pulang kampung lewat Pekanbaru. Kadang speedboot tiba-tiba putar balik karena ada penumpang yang akan ikut ke Pekanbaru, pokoknya harus siap-siap kebangun gara-gara mesin mati atau speedboot muter atau bersandar hehe.

Pengalaman yang sangat mengesankan, senang rasanya bisa naik speedboot dan melihat pemandangan yang tidak biasa dari atas speedboot. Hayuk ke Siak, semoga bermanfaat.
 Dari Siak, di tengah-tengah nanti penuh, yang tengah itu jalan hehe
Yeay,lewat bawah jembatan Siak
 Kapal tongkang,lagi diisi box-box raksasa
 Indah kan??
Tuh kan...jejeran kayu yang baru sampai
 Box-box raksasa yang mau dinaikin ke kapal raksasa dan tongkang
 
Ada yang turun..anak-anak main di pinggir sungai
 Mau merapat,ngambil satu penumpang dari kapal itu
Yeay..akhirnya sampai di pelabuhan sungai duku Pekanbaru

****

Thursday 1 January 2015

5 Hal yang Dilakukan Warga Siak di Malam Tahun Baru 2015

 Roti bakar g ada yang jualan,penjual martabak antri banget,yasudah nyamil ini ajalah
Assalamualaikum....
Ngomongin malam tahun baru, semalam sepulang kerja suami ngajak saya keluar cari camilan buat lembur. Sambil menikmati keramaian kota Siak, sesekali saya melihat aktivitas warga jelang pergantian tahun. Ada 5 hal yang dilakukan warga Siak di malam tahun baru 2015.

1. Kumpul keluarga
Sebagian masyarakat menghabiskan malam pergantian tahun baru berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara, ada yang duduk menyiapkan BBQ, ada yang mengobrol sambil sesekali tertawa, ada yang asik mempersiapkan ikan dan ayam yang akan di bakar, sedangkan anak-anak memilih untuk berlarian sambil meniup terompet. Bakar-bakar ikan dan jagung banyak dilakukan di depan rumah, bahkan ada yang dilakukan di dekat jalan raya lo hehe. Seru banget rasanya bisa mempererat tali silaturahmi dengan acara yang hangat seperti ini, bisa kumpul dengan teman-teman kantor, keluaraga dan sanak saudara.
2. Duduk-duduk di lapangan depan istana Siak
Tahun ini tidak ada band atau artis ibukota yang hadir untuk memeriahkan tahun baru di Siak, lapangan depan istana Siak cukup ramai. Banyak remaja yang hanya duduk dan mengobrol diatas motor, sedangkan anak-anak lebih memilih untuk naik odong-odong keliling kota atau bermain di area taman kota.
3. Keliling kota Siak 
Jalan utama kota Siak hampir padat, karena banyaknya kendaraan roda dua yang lalu lalang. Sekedar untuk mengitari kota atau hanya sekedar lihat suasana kota seperti yang saya lakukan semalam.
4. Ke masjid
Sebagian lagi ada yang menghadiri tabligh akbar di masjid bawah jembatan Siak.
5. Di rumah saja
Nah ini dia, saya banget. Bagi saya malam tahun baru seperti malam-malam biasanya, paling-paling bermuhasabah, mendengarkan ceramah ustadz di mnc muslim. Keluar sebentar ngantar suami cari camilan, lalu pulang ke rumah lihat bioskop trans tv, Skyfall hehehe.

Hari pertama di tahun 2015, semoga tahun ini berlimpah keberkahan, baik untuk diri sendiri, suami, rumah tangga dan keluarga aamiin yaa Allah yaa Mujib.  Kulu aam wa antum bikhoir, semoga sepanjang tahun teman-teman selalu dalam kebaikan aamiin.
Kalau teman-teman, semalam ngapain aja??

***


Thursday 11 December 2014

Binatang Liar Dimana-mana

Sampai usia menginjak angka 30 tahun, saya baru lihat secara langsung beberapa binatang liar dengan mata kepala sendiri. Waktu masih di Jawa, lihat berbagai binatang liar di kebun binatang, kalau di lingkungan ngga pernah. Maksimal dan paling mentok lihat ular, itupun buru-buru lari dan menjauh. Yaelah, lihat ular aja langsug lari, lha wong lihat kucing aja udah keder sendiri dan teriak-teriak hehehe. Sejak tinggal di Riau yang notabene daerahnya sekian persen masih hutan, mau nggak mau mentalnya harus mental baja. Mau ngga mau lo ya, tapi tetep kalau mendadak dideketin kucing, spontan kaget dan teriak hahaha.

Monyet
Ini binatang benar-benar fenomenal disini, di hutan kota banyak banget monyet. Sebenanya nggak di hutan kota aja tapi di tempat-tempat yang tanamannya masih rimbun dan pohonnya tinggi-tinggi. Ada satu tempat dimana setiap sore monyet-monyet di hutan kota keluar hutan semuanya dan memilih duduk cantik di pinggir jalan, biasanya warga setempat sengaja ngasih makanan buat monyet-onyet tesebut. Kalau nggak percaya, silahkan aja ke Siak Riau, jalan sore hari pukul 17.00 tepatnya di deretan jalan raja kecik, kalau dari jalan dr sutomo setelah rumah sakit Siak. Sebaliknya, kalau dari sebrang setelah rumah dinas pak Bupati. Bukan hanya disitu sih sebenarnya, di dekat pasar juga pernah lihat monyet kejar-kejaran dan sebagian gelantungan keren gitu, di daerah sebrang setelah jemabatan biasanya jalan ditiang listrik. Banyak deh pokoknya.

Biawak
Ini nih binatang liar yang bener-bener selalu bikin merinding dan mikir yang nggak-nggak kalau habis lihat langsung hehehe. Bentuknya mirip banget sama buaya, kakak adik pokoknya. Selain monyet, biawak juaga merajalela disini, dimana-mana selalu ada biawak. Pernah dikagetin sama biawak pas buang sampah di depan kos lama, kebetulan di depan kos ada got, nggak tau tiba-tiba air dama biawaknya gerak gitu, saya langsung teriak ular. Dan semua anak kos dan ibu kos keluar, eh pas dilihat suami, ternyata biawak hahaha. Pernah juga pas jalan sore, mendadak dikagetin biawak di pohon dekat jalan raya, lumayan gede biawaknya. Terakhir, beberapa hari yang lalu saya dengar suara orag jalan di kebun belakang kontrakan, jalannya pelan tapi bikin penasaran, pas saya lihat dari jendela ternyata biawaknya gede bangettt, panjang satu meter. Aarrghhhh, merinding banget pokoknya.

Babi 
Kemarin pas jalan sore, mendadak suami teriak-teriak "dek babi dek...". Iya, ada tiga babi kecil sedang lari terbirit-birit dari jalan raya masu ke jalan gang, sampai akhirnya mereka masuk di daerah rimbun. Ini pertama kalinya saya melihat babi dengan mata kepala, sebelumnya tidak pernah lihat, bahkan di kebun binatangpun saya nggak lihat. Kata suami itubabinya kecil, wakz, padahal menurut saya itu besar lo, gimana yang gedenya ya.

Sebenarnya ada beberapa lagi, tapi yang benar-benar berkesan menurut saya tiga diatas. Ngeri-ngeri sedap ya??banget, ternyata pindah ke kontrakan baru dapat suasana dan pengalaman baru juga. Setiap malam dan pagi selalu mendengar suara wak wak wak wak wakkk dari dalam pohon rimbun di belakang rumah. Seru ya??banget hehehe, seru-seru gimana gitu, untungnya ini di daerah kota. Jadi sempat mikir, gimana yang benar-benar tinggal di daerah hutan sawit dan hutan rimbun ya??apapun itu, semoga kita selalu dalam lindunganNya aamiin.

Pernah punya pengalaman serupa??

***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan


Saturday 29 November 2014

Benar-benar November Rain

Sungguh, saya baru terasa bahwa meninggalkan gelar "anak kos" itu sangat menyayat hati *ambil tisu*. Sudah hampir 3 minggu lamanya nenek kos meninggal dunia, mungkin yang sering membaca cerita saya satu tahun ini tidak asing dengan almarhumah. Mendiang sangat baik dengan saya dan mas kakang prabu, hari-hari yang saya lalui tidak luput dari kehadirannya. Sampai pada akhirnya jum'at kurang lebih pukul 17.30 almarhumah meninggalkan kami semua, mendadak dan benar-benar membuat keluarga dan saya tentunya yang bukan siapa-siapa sangat shock. Innalillahi wa inna ilahi raajiun...

Pada akhirnya, beberapa hari yang lalu saya memberanikan diri untuk bicara dengan kakak, menantu almarhumah, mengenai kepindahan saya. Mendadak sekali, sebenarnya tidak, tapi apa boleh buat, keputusan saya dan mas sudah bulat. Dan yang membuat anak-anak SMA, kakak serta si kecil usia 1,4 yang selalu minta gendong saya, mendadak lemas dan sedih. Sore itu juga saya berpamitan dengan anak-anak kos "SMA", pukul 17.40 mas kakang prabu datang lalu memarkin mobilnya tepat di depan gerbang. Setelah acara masuk-memasukkan barang ke mobil, hal yang tidak saya sangka terjadi. Tangisan dan pelukan membludak,  sedih rasanya meninggalkan kos-kosan yang penuh kenangan, tapi apa boleh buat.

Di tengah-tengah perjalanan menuju green house, setelah belokan, saya dikejutkan dengan pemandangan yang indah didepan mata. Senja yang tertinggal di langit jelang maghrib, subhanallah... Seketika kesedihan terhapus dengan pemandangan tersebut.

November kali ini, benar-benar november rain. Untuk keluarga almarhumah dan kakak, terima kasih yang tak terkira untuk semuanya. Untuk anak-anak kos "SMA", kalian sangat menyenangkan, terima kasih untuk segalanya^^.

Status : bukan anak kos lagi

***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday 19 November 2014

Pesona Senja di Pinggir Sungai Siak

Beberapa hari yang lalu suami ngajak saya keluar sore alias jalan-jalan, nggak usah dibayangin saya mau jalan-jalan sore ke mana gitu. Di Siak hiburan yang menarik bagi pendatang seperti saya hanya ada satu, yaitu duduk manis di pinggir sungai Siak. Jangan berharap dan berfikir bahwa sungai Siak ini seperti sungai-sungai kebanyakan di Jawa, kecil tidak lebar *kecuali kai brantas*. Sungai Siak ini lumayan lebar, panjang dan salah satu sungai terdalam di Indonesia. Jadi, bagi kami duduk manis sambil menikmati kudapan sore, menunggu senja berlabuh dan sesekali melihat kapal besar lewat ada;ah moment yang paling mengasikkan.

Kalau biasanya kami duduk di pinggir sungai di daerah Turab milik kedai penjual jus, bakso dan mie ayam. Hari itu kami duduk di taman yang baru-baru ini di buat oleh Pemkab Siak, tepatnya di depan kuburan, atau setelah Turab/sebelum museum Balairung Sri/Istana Siak. Tamannya nyaman sekali, banyak tempat duduk permanen yang disiapkan, area taman yang luas, jadi nggak usah takut kalau anak-anak lari kesana kemari. Satu hal yang kita bisa nikmati dan saksikan secara cuma-cuma salah satunya senja. Berhubung di taman tersebut tidak ada pedagang seperti kedai-kedai yang berjejeran di daerah turab, sebaiknya bawa bekal untuk menikmati sore yang indah di pinggir sungai Siak.
 Lihatlah...
 
 Senja mulai berlabuh
 Tempat duduk kami sore itu
Tuh kan,luas bukan,itu kesana masih luas lagi. Lihatlah kapal besar lewat.

Tertarik ke Siak??semoga dapat kesempatan menikmati indahnya pemandangan sungai dan senja dari pinggir sungai Siak.
Selamat hari rabu, semoga indah.
***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Monday 3 November 2014

Jejak Sejarah di Balairung Sri [BW's Project 1]

Salah satu jejak peninggalan kerajaan Siak Sri Indrapura yang masih tertata rapi..

Lokasi : Museum Budaya dan Sejarah Siak "Balairung Sri"
Siak - Riau
Kamera : Hp Galaxi note 2
***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan


Wednesday 15 October 2014

Cempedak, Lemaknyo!!!

Cempedak, lemaknyo...kata-kata yang saya dengar ketika beberapa hari yang lalu kami (saya dan 3 anak kos) sedang pesta cempedak di dapur. Pertama kali merasakan cempedak di Siak Riau, kira-kira awal tinggal di Siak tahun lalu. Dikasih ibu kos bukan buah asli atau yang belum diolah melainkan yang sudah di campur dengan terigu, semacam pisang gorenglah. Nah, bulan lalu ketika saya balik dari Batam, mampir ke rumah salah satu teman kos. Kebetulan rumahnya di tengah-tengah lahan sawit, dan sedang panen cempedak. Siang yang panas saya dan suami disuguhi cempedak goreng yang tidak dicampur jadi satu (dihancurin) seperti yang dibuat ibu kos, tapi buah masih utuh dicelupin di terigu lalu digoreng. Nyem....rasanya enak sekali, sedap dan lembut di lidah.

Cempedak beda dengan nangka, tapi masih sepupuan sih hahaha. Semuanya sama, mulai dari pohon, kulit, dan isinya, bahkan beton atau dalamnya buah juga persis sama bentuk dan rasanya. Bedanya, kalau cempedak buahnya bulat, montok, menul-menul, tekstur dagingnya lembut berserat. Kalau nangka buahnya agak lonjong, teksturnya crunchy kalau digigit bersuara, krenyes krenyes. Kalau cempedak ini buahnya dikit, mungkin satu buah yang ukuran sedang isinya 10 buah. Tapi kalau nangka sepertinya lebih dari itu.
Kemarin juga dapat jatah kiriman cempedak dari ibunya teman kos, tapi belum matang. Tips agar matang dengan baik, taruh di tempat yang terjangkau oleh matahari. Dan dua hari setelah itu cempedak matang dengan baik, rasanya lemak kali, kalau orang sini bilang enak itu lemak. Dan saya baru tahu hehe...

Ada yang belum pernah makan cempedak???
***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday 8 October 2014

Cara Menikmati Ketupat a la Sumatera

Pesta Lontong Wa Akhwatuha
Maksudnya kebanjiran lontong dan teman-temannya, nggak disangka ternyata berkah Hari Raya Idul Adha sangat terasa bagi saya yang jauh dari orangtua dan sanak saudara. Tahun lalu mendadak ingin lebaran Idul adha di Rengat Riau, dan akhirnya kesampaian keliling setengah dari Provinsi Riau. Tahun ini berhubung suami ada kerjaan jadi lebaran di Siak Riau. Hari sabtu anak-anak kamar sebelah dan depan pulang semua, tinggal saya sendiri, untung rumah ibu kos berdempetan, jadi nggak sepi-sepi amat. Hari minggu sore gerombolan anak SMA pada balik, satu persatu ngasih oleh-oleh, dan mendadak terharu.

Lontong, Buras, Ketupat dan Lemang
Dari ibu kos dikasih lontong yang dibungkus plastik, ketupat ketan, gulai sayur, dan rendang bebek. Dari anak kos ada sepiring munjung buah nangka, ada juga buras, lemang dan rendang ayam kampung. Kalau lontong rasanya biasa seperti lontong pada umumnya, ketupat ketan khas orang Sumatera, kalau di Jawa kan ketupat isinya beras. Kebetulan teman samping kamar orangtuanya orang Bugis, jadi setiap hari raya selalu buat buras dan lemang a la orang Bugis (berdasarkan wawancara hahaha), buras dibuat dari beras yang dikasih santan banyak, rasanya gurih, enak, teksturnya agak bernasi tapi sunguh enak sekali. Nah, lemangnya ini yang dua kali masak (ingat, ini yang prosesnya dua kali masak bukan sekali masak pakai bambu saja). Ceritanya pas mau incip, saya belah tengah pakai pisau, lha kok kebelah sendiri, terntaya sudah dibelah-belah. Sepertinya setelah lemang masak, sengaja di iris-iris kurleb 5 senti dan di bungkus kembali lalu diikat dan dikukus hehe,unik ya. Kalau di Jawa lemang ini kayak lepet, tapi pas saya rasa tekstur lemang lebih lembut dibanding lepet. Assikk, dah kayak pak Bondan aja nih, eaaa. Rasanya enak bangettt.
Cara Menikmati Ketupat a la Sumatera
Kalau di Jawa menikmati lontong dan ketupat pasti sama sayur, sejenis sama sayur lodeh gitu. Tapi lain cerita di Sumatera, disini lebih simpel, unik, dan asik banget. Cukup di cocol dan dinikmati dengan rendang kelezatannya sudah terasa, awalnya sih aneh, tapi kok lama-lama enak juga hahaha. Kalau dagingnya habis, otomatis bumbunya masih banyak, namanya aja rendang, cocol aja pakai bumbu udah enak banget. Mempelajari budaya setempat itu nggak perlu mengorek-ngorek dengan susah payah, cukup dengan melihat cara mereka, ajak berbincang, lalu ikuti. Pelan-pelan nambah lagi ilmu budaya disini hehehe.
Pernah nyoba makan ketupat dicocol pakai rendang...??

***
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Monday 6 October 2014

Basikal

Basikal atau bicycle sih??dua-duanya benar, kalau orang Malaysia menyebut sepeda itu basikal, sedangkan kita orang Indonesia sepeda. Ceritanya pas saya lihat live Tour de Siak 2014 sepanjang beberapa hari itu, ada satu tim yang namanya Persatuan Lumba Basikal Trengganu, beberapa anggota tim ini menyabet juara satu di berbagai etape, yang saya tahu hanya di etapi 3 dan 4. Foto ini saya ambil ketika pulang dari parade atlit Tour de Siak 2014 pada tanggal 17 september 2014.
Persatuan Lumba Basikal Trengganu
 
 
Baca juga Tour de Siak 2014
Ada yang hobi main basikal???
***
hana_tia@yahoo.com /@hmzwan