Serba Serbi Tinggal di Perumahan. Tahun 2011, setelah menikah saya langsung diboyong sama suami ke Batam. Sampai Batam sempat kaget karena hampir di setiap sudut kota, yang terlihat hanya rumah yang tipenya perumahan dan ruko alias rumah toko. Kalau di Jawa kan rata-rata masih rumah kampung bukan tipe perumahan yang rumahnya sepetak - petak. Jadi ingat, dulu sebelum ramai ada perumahan, sepat diajak main ke rumah teman yang rumahnya di Mojokerto. Kebetulan dia dan suami baru membeli rumah di area perumahan, lumayan luas juga rumahnya. Saat itulah pertama kalinya saya melihat rumah yang bertipe perumahan, maklumlah saya kan tinggalnya di desa hehehe. Taunya cuma rumah biasa alias rumah kampung yang tanahnya luas, jadi pas lihat rumah di perumahan selalu mbatin dan nyeletuk "Iki omahe wong sugeh yooo...(ini rumahnya orang kaya ya..)", hehehe. Baru lihat perumahan aja udah mbatin kayak gitu, gimana kalau lihat dalamnya apartemen premium ya, hehehe. Pasti norak bangetttt...itu dulu bangettt, pas saya masih ingusan hehehe.
Serba Serbi Tinggal di Perumahan
1. Keamanan
Kalau tinggal di rumah perkampungan, tentunya keamananya dari pemilik rumah sendiri. Biasanya ada pos kamling, tapi sekarang sudah jarang ada pejaga pos kamling yang keliling kayak waktu saya kecil dulu. Kalau di perumahan biasanya ada satpam 24 jam, di jam-jam tertentu kadang mereka keliling komplek perumahan. Di tempat saya tinggal, satpamnya lumayan rajin keliling, kalau malam biasanya mereka keliling juga sambil mukul tiang listrik hehehe. Kok mukul tiang listrik??iya, jadi mulai jam 12 biasanya satpam keliling perumahan sambil mukul tiang listrik sesuai dengan jamnya, kalau jam 1, mukul tiang istriknya satu kali, sampai jam 3.
2. Sosialisasi
Kemarin pas ibu saya ngobrol sama tetangga samping kanan, sempat bilang kalau ibunya nggak betah pas diajak liburan ke Batam. Kata ibunya begini "nggak enak tinngal di rumahmu, daerahe koyok deso mati, nggak koyok ndek deso rame...(nggak enak tinngal di rumahmu, daerahnya kayak desa mati, nggak seperti di desa, ramai..)". Iya juga ya.... Perumahan identik dengan sosialisasinya yang kurang baik antar tetangga, tapi tidak semua perumahan lo ya. Ada yang sosialisanya baik antar tetangga, ada pula yang tidak baik. Kalau saya dulu pas pertama kali tinggal di perumahan, kalau ada ibu-ibu yang kumpul di depan rumah, saya keluar rumah buat kenalan, setidaknya kita tahu siapa tetangga kita kanan kiri dan depan. Kalau ada apa-apa kan tetangga juga yang tau, betul nggak???Kalau udah kenal biasanya dikenalin lagi sama banyak tetangga, apalagi kalau kita ikut kumpulan warga, misalnya pengajian. Otomatis bertambah teman dan saudara..
3. Apa aja lewat
Dulu, di perumahan tempat saya tinggal, jarang banget yang namanya orang jualan keliling. Jadi, kalau lagi pingin nyemil harus keluar perumahan. Tapi, sekarang sudah lumayan banyak orang jualan yang masuk perumahan. Mulai dari jualan air galon, gas elpiji, bakso, bubur, laundry, kue, dan lain-lain.
Tuh kan, baru aja nulis tentang pak satpam, tiba-tiba lihat satpam keliling depan rumah, panjang umur nih pak satpam hehehe. Sejauh ini, Alhamdulilah aman dan nyaman tinggal di perumahan.
Teman-teman punya pengalaman yang sama??ayo dong cerita...
***