Thursday, 14 August 2014

Salam Pramuka!!!

"Yang saya ingat dari pramuka adalah Lord Boden Powel.."
~HM Zwan~
Bismillahirrahmaanirrahim...
Salam pramuka!!!
Pagi ini rasanya berbeda sekali, bagaimana tidak, pukul 06.30 ketika saya sedang menikmati sarapan buah jeruk tiba-tiba terdengar lagu pramuka di tv ibu kos. Sontak ingatan saya langsung mundur beberapa tahun yang lalu. 

Tentang pramuka / kasyyafah / scout
Mengenal dunia pramuka sejak SMP, masuk group penggalang di Pangkalan 10 atau lebih populer dengan P 10. Yel yel untuk setiap pangkalan berbeda, dan yel yel P 10 adalah seperti ini P 10...Maju Terus Pantang Mundur, Seeppplah!!!. Hari kamis adalah hari paling padat bagi kami, pagi-pagi setelah shalat subuh biasanya ada piket (dipilih oleh kakak pembina) membuat pionering. Pionering itu dimana kita mempelajari pembuatan berbagai bentuk dengan menggunakan tongkat pramuka dan tali, berbagai tali-temali harus kami kuasai. Contohnya adalah bentuk perahu, menara, jembatan, gapura dan macam-macam. Dilanjutkan dengan kegiatan pramuka yang dimulai dari pukul 13.00 sampai pukul 16.00.
semaphore (sumber : Anang)
KMD "Kursus Mahir Dasar"
Syarat jadi pembina adalah lulus KMD, ujiannya susah banget, seru banget. Harus menguasai dan hafal satu buku panduan pramuka, mulai dari dasa dharma pramuka, tali-temali, berbagai sandi, sampai semaphore. Nah, kebetulan saya susah banget ngafalin gerakan semaphore. Semaphore adalah salah satu cara untuk mengirim atau menerima berita melalui  bendera. Waktu itu saya mendadak ikut ujian semaphore, pokoknya bondo nekat bangetlah, nah kebetulan kami 3 orang, masing-masing kami pesannya berbeda. Peannya waktu itu dasa dharma pramuka, si A yang no 1, si B no 2 dan saya no 3. Duileh panjang banget, kan satu huruf satu gerakan, jadi pas kebetulan ada beberapa huruf yang saya lupa, eh si kakak pembina pas mau ngambil apa gitu, yaudah ngasal gerak aja hahahaha. Kakak pembina datang, 2 bendera sudah di posisi siap, dan saya lolos ujian ini hahahahaha.

Perkajum "perkemahan kamis jum'at"
Libur sekolah hari jum'at, jadi kalau ada acara perkajum rasanya seneng banget. Meskipun endingnya capek, cucian banyak, belum lagi kalau malamnya dapat jatah "melanggar bahasa", ya sudah diikhlasin ajalah hahaha. Dimana-mana acara kemah itu seru, mulai dari bikin tenda manual, baris, lomba sandi dll, masak, renungan malam jalan-jalan ke kuburan, sampai mainan lumpur dipenghujung acara. Pernah dapet giliran masak, namanya nggak bisa masak, apalagi masak nasi, asal aja cemplungin beras sama air di atas api (bikin pawon dari bata dan masak pakai kayu bakar), dilanjut ngerupi sama bagian masak tenda samping. Lha kok nasinya gosong hahahaha, yasudahlah akhirnya lari ke tenda kakak pembina beli mi rebus 5, mari sarapan mi rebus hahaha.

Hal yang paling indah saat pramuka adalah semuanya, mulai dari belajar tali-temali dasar, berjuang demi menjadi pembina sampai akhirnya jadi pembina dan berhasil ngerjain anak didik waktu renungan malam hahaha. Ohya, dan sampai sekarang saya selalu ingat, pernah menang saat tebak-tebakan. Siapakah bapak pandu dunia???dengan sigap dan lantang, saya menjawab..LordBoden Powel!!!. Yeayyy, pulang duluann!!!

Gimana dengan cerita teman-teman tentang pramuka???seru dong ya pastinya...ayo, cerita dong..
***
14 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan







Wednesday, 13 August 2014

Nasinya Habis!!!

Hari-hari ramadhan terakhir, saya sering diajak suami buka puasa di luar. Sesekali memanjakan lidah di resto outdoor a la Siak, tempatnya lumayan besar, ada gubuknya juga. Kebetulan gubuk sudah terisi penuh, akhirnya kami duduk di tengah menghadap ke ruang utama resto. Idealnya, siapapun yang memilih untuk makan di resto pastinya ingin benar-benar menikmati makanan yang enak, sepuasnya. Termasuk saya dan pengunjung resto ini.

Setelah shalat maghrib di mushola dekat resto, pesanan sudah ada diatas meja, waktunya menikmati hidangan dengan lahap. Sembari menikmati hidangan, sesekali melihat beberapa bapak-bapak dan mbak-mbak yang komplain karena pesanannya tak kunjung datang. Dua orang pelayan juga mondar-mandir karena beberapa meja ada yang merasa tidak memesan menu yang mereka bawa. Sesekali mengunyah buah, tiba-tiba seseorang di belakang tempat duduk saya memesan nasi, ceritanya ingin menambah nasi.
Bapak : Pak nambah nasi ya..
Pelayan (bapak-bapak usia + 60 tahun) : Nasinya habis!! (dengan cueknya dan berjalan ke dalam resto)
Saya dan suami mendadak noleh ke meja belakang sambil melihat wajah bapak yang heran, aneh dan masih tidak percaya dengan jawaban pelayan bapak-bapak tersebut.
Bapak : Hah!!!nggak boleh nambah lagiii...
Saya dan suami sempat berpandangan, ini beneran nggak sih??resto sebesar ini (besar a la Siak) kehabisan nasi, sedangkan masih ada beberapa meja yang belum diantar pesananya. 15 menit kemudian, bapak pelayan tadi menghampiri bapak-bapak meja belakang saya sambil membawa beberapa piring nasi dan bilang, “mau nambah nasi pak???”. Dengan wajah heran dan bingung bapak tersebut nyeletuk “lha tadi bilangnya habis..”.

Baru kali ini saya melihat beberapa pelayan yang kebingungan mondar-mandir dari satu meja ke meja lain hanya untuk menanyakan “ibu/bapak tadi pesan ini ya…” dan kemudian balik lagi ke dalam resto, dan ini berulang hingga beberapa kali. Dan tentang bapak pelayan yang usianya + 60 tahun tersebut, ah, saya benar-benar tidak tega melihatnya.

Terkadang ada hal diluar dugaan yang kita temui di tempat yang kita pikir menyenangkan, ternyata sebaliknya. Pernah menemui hal seperti ini…??
***
13 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Tuesday, 12 August 2014

Menu Lebaran A la Sumatera

Bismillahirrahmaanirrahim...
Masih syawal jadi cerita tentang hari raya masih berlangsung disini hehe. Lebaran kali ini mendadak cancel-in booking tiket ke bulek karena mendadak kang mas ada kerjaan yang harus ia pegang, dan kami berlebaran di Siak - Riau. Lebaran identik dengan ketupat dan opor, berhubung kali in kaki saya sedang berada di pulau Sumatera, jadi turut menikmati sajian dan kebiasaan warga setempat. Ketupat biasanya dibuat dengan beras, tapi di Siak tidak, disini mayoritas menggunakan pulut atau ketan.

Saya tidak membuat ketupat apalagi lepet (oh tidak!!), hanya memasak ayam kampung bumbu lodho dan nasi giruh plus rebusan toge dan kol. Tapi, berhubung saya punya ibu kos yang baiknya tiada tara, jadinya apa yang saya cium dari balik gorden kamar sampai juga di depan saya (iyes!!hahaha). Iya, ketupat pulut dan rendang angsa. 

Ketupat Pulut
Sama halnya dengan membuat ketupat, hanya saja kalau ketupat beras, isinya setengah tapi kalau pulut lebih dari setengah karena pulut tidak mengembang. Merebusnya bukan hanya dengan air saja melainkan dengan santan agar lebih gurih dan lezat tentunya. Ilmu ini saya dapat ketika sedang berbincang dengan ibu kos. Rasanya enak, kayak lepet (maksud loh??kan kembarannya hehe), moist banget alias lembut dan gurih. Cara makannya di cocol dengan rendang, subhanallah, mak, lezat sekali.

Rendang Angsa
Tau kan angsa??kalau saya nyebutnya "banyak ngakkk ngakkk" hehe. Dikejar bahkan disosor angsa sih sering apalagi pas di rumah mbah di Kediri, etapi di Siak juga banyak angsa, pernah juga dikejar hahaha. Tapi kalau makan daging angsa seumur hidup belum pernah, baru kali ini ngerasain daging angsa. Masak daging angsa harus lama, lebih lama daripada daging sapi. Angsa dibumbuin rendang ternyata enak juga, bumbunya pasti bumbu rendang dan santan. Menghidangkannya sesuai selera, bisa berkuah, cemek-cemek (kuah sedikit) atau kering. Cocol dengan ketupat pulut, alhamdulillah  endiang brambang tak'iyye.

Pertama kalinya menikmati menu lebaran a la Sumatera, rendangnya asli jo bikinan orang Padang hehe. Kalau teman-teman menu lebarannya apa ya???
***
 12 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Monday, 11 August 2014

Yellow Sunset

Bismillahirrahmanirrahim...
Tersadar ketika bisa menikmati sunset setiap sore itu rasanya bahagia sekali, apalagi bisa menyaksikan berbagai warna yang indah. Jika pukul 18.00 cuaca masih cerah dan lumayan panas, sudah dipastikan sunset akan berwarna kuning keemasan dan langit berwarna biru cerah dengan berbagai gulungan awan yang indah. Agak sulit mengabadikan momen ini karena silau yang sangat tajam, terkadang sunset turun dengan indah tapi terkadang mendadak hilang karena mendung atau tergulung oleh awan, dan sudah dipastikan kita akan menyesal. Apalagi jika baru akan membidiknya.


Lokasi : Turab, Pinggiran Sungai Siak Sri Indrapura - Riau
View : Sungai Siak dan Jembatan Siak

***
11 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan


Thursday, 7 August 2014

Lebaran A la Perantau

 "Lebaran jauh dengan keluarga itu menyedihkan, wajar . Tapi masih bisa menikmati ketupat, nastar dan kastengel itu cukup luar biasa meskipun rindu mendera dengan lepet, iya lepet!!!"
~HM Zwan~
 malam pertama hari raya di Siak,ini habis maghrib lo hehe
Lebaran di Batam
Atas nama perantau, tahun lalu saya berlebaran di Batam. Namanya aja Batam, lebaran sama nggak lebaran suasananya sama, ramai. Tapi masih lumayan menyenangkan karena masih bisa kumpul dengan bulek, silaturahmi dengan tetangga satu komplek, silaturahmi dengan teman-teman suami, jalan ke mall dan jalan-jalan ke pulau sekitar Batam. Setidaknya, meskipun tidak jadi mudik kami masih bisa jalan-jalan hehe. Kalau di Jawa, unjung-unjung (silaturahmi) ke tetangga hanya makan kue lebaran saja tanpa makan makanan berat. Berbeda dengan di Batam, unjung-unjungnya makan makanan berat, setiap rumah beda menu. Orang Palembang khasnya pempek dan tekwan, orang Padang ada rendang dan opor, nah kalau orang Jawa sebagian ada yang bakso, sate ayam/kambing, gulai, sebagian lagi pempek dan tekwan hehe. Unik ya, mungkin karena tahun lalu sudah buat bakso jadi tahun ini makanannya berbeda, biar bervariasi.

Lebaran di Siak Sri Indrapura - Riau
Atas nama perantau, tahun ini saya berlebaran di Siak Sri Indrapura. Namanya juga kota kecil di tengah hutan, jadi lebarannya sepi sekali. Tak ada saudara dekat, ibu kospun jadi saudara, tetangga samping rumah kospun jadi saudara juga, Alhamdulillah. Pulang dari shalat Ied di lapangan Siak Bermahdah langsung silaturahmi ke ibu kos, disuruh makan ketupat dan rendang tapi berhubung sebelum shalat Ied sudah makan dan perut masih kenyang, jadi kami memilih untuk mencicipi mi goreng, ra ilok kalo nggak diincip kata si mbah hehe. Setelah itu balik ke kos, telpon ibu dan keluarga sampai siang. Sore hari keliling kota dan kembali ke kos lagi hehe.Lempeng aja gitu hahaha.

Beginilah pengalaman lebaran a la perantau, ada suka ada duka, tapi tetap di syukuri. Lalu lebaran a la teman-teman gimana nih??ayo dong cerita..
                                                                                    ****
                                                                             7 agustus 2014
                                                                hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Wednesday, 6 August 2014

Haru Saat Shalat Ied

28 juli 2014
Pukul 06.45 saya dan kang mas sudah bersiap menuju lapangan Siak Bermahdah tempat yang dijadikan area shalat Idul Fitri kali ini. Terletak di depan Istana Siak, tepatnya pas di samping kanan sungai Siak. Tapi, ketika kami melewati jalan utama kota Siak, pukul 07.00 jalanan masih terlihat sangat sepi sekali, saya sempat heran karena biasanya di Jawa mulai pukul 06.00 warga sudah berbondong-bonding pergi ke masjid, sedangkan di Batam pukul 06.30. Berkali-kali saya melihat jam, jangan-jangan saya yang salah, jangan-jangan shalat Ied sudah di mulai. Sesampainya di lapangan Siak Bermahdah, terlihat polisi yang berjaga dan beberapa jama'ah yang baru sampai. Ternyata lapangan masih kosong dan sepi, hanya 10 orang termasuk kami berdua. Kurang lebih pukul 08.00 jama'ah sudah mulai padat, acara dimulai dengan pembukaan, sambutan dari Bupati Siak, perwakilan MUI Siak, laporan zakat fitrah tiap masjid dan musholla, lalu dilanjutkan dengan shalat Ied.

Khatib didatangkan dari Pekanbaru, suaranya hampir mirip dengan alm KH Zainuddin MZ, lantang, tegas dan sangat berkesan bagi jama’ah khususnya saya. Mulai dari makna ramadhan, Idul Fitri, zakat, orangtua, dimana setiap pembahasan selalu diselipkan dengan berbagai kisah para sahabat dan Nabi. Ditutup dengan do’a yang benar-benar membuat haru seluruh jama’ah, menangis sesenggukan di pagi hari yang benar-benar indah, dan suara rintihan tangis dari jama'ahpun semakin membuat suasana sangat berbeda. Subhanallah wal hamdulillah wa laailaahaillallah wallahu akbar, berkahilah kami ya Allah.

Tidak terasa, ternyata shalat Idul Fitri kali ini cukup lama dan selesai pukul 09.30. Meski sedih tapi bagi saya ini sangat mengesankan karena gagal mudik dan mendadak memutuskan untuk berlebaran di Siak bukan di Batam maupun pulang ke Jawa Timur.
Lalu, bagaimana dengan suasana shalat Ied teman-teman, ayo cerita dong…
                                                                                ***
                                                                        6 agustus 2014
                                                        hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Tuesday, 5 August 2014

Tradisi Maleman Menyambut Hari Fitri


Sehari menjelang lebaran, di Jawa ada sebuah tradisi namanya maleman. Masak banyak untuk dibagi-bagikan (weweh) ke tetangga dan saudara dekat dengan menggunakan wadah rantang (wadah sejenis aluminium yang dijinjing), atau bisa lebih simpel yaitu menggunakan kotak nasi. Sebagian untuk kenduri di mushola setelah shalat maghrib. Ada juga yang membagi-bagikan satu kotak besar berisi berbagai macam kue basah, atau satu paket kue lebaran.

Nah, maleman ini juga ada di Siak. Beda daerah tentunya beda nama atau sebutan, bukan maleman tapi masak-masak besar hehe. Bagi sebagian orang yang keturunana Jawa-Medan, ketika saya bilang maleman, spontan mereka mengerti. Jika di Jawa tradisi maleman identik dengan weweh, maka disini tidak, masak-masak untuk dimakan sendiri. Atau jika mempunyai hajat (misalnya khataman atau slametan menyambut ramadhan atau Ied Fitri), makanan tidak diantar ke rumah-rumah tapi mengundang warga atau kerabat untuk menikmati makanan di rumah sang punya hajat.

Kebetulan saya kemarin sempat menikmati sepiring nasi maleman buatan ibu kos, ada nasi kuning, rendang ayam, mi jagung goreng dan sambal tempe teri pedas. Alhamdulillah, rindu nasi kuning terobati sudah.
Adakah tradisi maleman di rumah teman-teman??

                                                                               ***
                                                                       5 agustus 2014
                                                            hana_tia@yahoo.com / @hmzwan