Wednesday 14 October 2015

Gara-gara Kabut Asap Pekat, Pesawat Tak Jadi Berangkat


Gara-gara kabut asap pekat, pesawat tak jadi berangkat. Minggu lalu, drama mencari tiket pesawat adalah hal yang paling menegangkan buat kami. Kok bisa??kebetulan kami tinggal di Siak Riau, artinya daerah yang kami tinggali terkena bencana kabut asap. Dua bulan lamanya asap pekat juga belum hilang, semakin kesini semakin pekat dan gelap. Tiga hari sebelum hari H kami merencanakan pulang ke Batam, Siak diguyur hujan, begitu juga dengan di kota Pekanbaru, Alhamdulillah. Biasanya setelah turun hujan, cuaca menjadi lumayan terang, nggak gelap. Besoknya kami booking tiket pesawat menuju Batam. Dan, di hari H, ternyata pas kami buka pintu lepas subuh, kabut asapnya tebal sekali, duh Gusti....gimana ini??*sambil pandang-pandangan mata hahaha*. Karena tiket sudah ditangan, dan dengan mengucapkan Bismillah, kami berangkat menuju kota Pekanbaru pagi-pagi sekali, jam 06.30. 

Dari daerah tempat tinggal kami sampai kota Pekanbaru cuacanya benar-benar memprihatinkan, kabut asap sangat tebal dan jarak pandang 50 meter. Bahkan pas masih di daerah sebrang (sebrang jembatan Siak), jarak pandang hanya 10 meter, jadi bener-bener harus waspada dan fokus jadi asisten pak sopir alias suami hehehe. Sampai kota Pekanbaru pukul 10.00, kok lama banget??macet di daerah Maredan karena ada perbaikan jalan. Rencana pesawat berangkat pukul 11.50, artinya kami harus sampai di bandara SSQ II satu jam sebelumnya. Antar mobil dulu ke rumah teman buat dititipin, tapi sampai bandara ternyata tidak sesuai dengan rencana, setelah check in dan menunggu satu jam sambil lesehan di lantai sambil nyemil pastel ahahaha. Akhirnya ada pengumuman kalau penerbangan PKU-BTH di batalkan, kecewa??nggak juga, karena perjalanan kali ini bener-bener tidak bisa di prediksi karena kabut asap. Jadi, bener-bener sudah disipakan, kalau nggak bisa naik pesawat, opsi selanjutnya adalah naik kalap ferry.


Terus, gimana tiket pesawatnya??uang balik atau malah nggak balik alias rugi??
Setelah pengumuman, akhirnya kami menuju ke lantai bawah ke kantor maskapai Citilink untuk klaim tiket pesawat. Lumayan antri panjang, sebagian besar ada yang kecewa, sebagian lagi ada yang lempeng-lempeng aja seperti kami hehehe *baca pasrah*. Tiket bisa ditukar dengan uang cash (di tempat atau di kantor maskapai di bandara) apabila beli tiketnya langsung melalui website citilink, nggak perlu nunggu berhari-hari atau berbulan-bulan, tapi langsung dibayar cash. Kalau beli tiketnya melalui agen travel, nanti kita dikasih surat rekomendasi dari pihak maskapai, dan langsung bisa di klaim di agen travel. 

Hati-hati. Ohya, pas kami ketemu bapak-bapak di kapal, ternyata beliau beli tiket di agen travel online ternama. Klaim tiket peswatnya (yang batal terbang) sampai berbulan-bulan lo nggak cair, sempat kaget juga. Untung kami belinya di agen travel milik teman, jadi Alhamdulillah aman. Intinya, harus teliti sebelum beli tiket ya temans...

Teman-teman punya cerita yang sama nggak??gagal terbang naik pesawat gara-gara sesuatu??


***

Thursday 8 October 2015

Pertama Kali Nyobain Mi Sagu

Pertama kali nyobain mi sagu. Pernah makan mi sagu??gimana rasanya??enak kan??kalau saya, baru aja tahun yang lalu ngincip enaknya mi sagu di tanah melayu, Siak Sri Indrapura - Riau *komplit yes*. Dulu, sebelum jadi anak rantau, saya bener-bener nggak tau dan nggak kenal sama yang namanya mi sagu dan kwetiau. Maklumlah, waktu kuliah jadi anak kos tulen, taunya mi goreng, nasi goreng, tahu tek, tahu telor, bakso dan siomay. Jadi, petualangan yang sebenarnya bermula saat pindah dari tanah Jawa ke Kepulauan Riau, tepatnya di Batam.

Untuk pertama kalinya melihat dan menikmati mi kwetiaw saat di Batam, tapi kalau mi sagu, pastinya di Siak Riau. Dulu, pas pertama kali ke pasar di Siak, sempat melihat-lihat banyak mi warna putih, tepatnya bening di deretan kios-kios pasar. Sudah dibungkus setengah kilo dan satu kilo perplastik. Usut punya usut, pas ngobrol dengan almarhumah nenek kos, ternyata itu namanya mi sagu. Di Siak banyak yang jual, diambil dari daerah Selat Panjang Riau. Cerita dari nenek, katanya di daerah Selat Panjang banyak masyarakatnya yang buat mi sagu, karena disana banyak tumbuh pohon sagu. Wah, seru ya, kapan-kapan ah mampir dan jalan-jalan ke Selat Panjang, biasanya kalau saya balik ke Batam naik kapal ferry, cuma bisa mampir aja di pelabuhan *kapal ambil penumpang maksudnya hehe*.

Rasa dan tekstur mi sagu
Kalau masalah rasa, sebelum di masak saya belum pernah nyoba hehe. Tapi kalau sudah dimasak jadi mi goreng, rasanya enak, tekstur minya kenyal lembut, tapi nggak kenyal seperti mi kwetiau, ini lebih lembut. Kebetulan pas pindahan dari kos-kosan ke rumah petak, sering dapat kiriman makanan dari tetangga yang buka jasa catering. Salah satunya mi sagu goreng, bumbunya sama seperti bumbu pembuatan mi goreng, dikasih kecap, sawi, sambal goreng kering tempe, timun dan kerupuk. Perpaduan yang cocok ternyata, mi sagu dinikmati sama sambel goreng tempe kering. Bolehlah kapan-kapan kalau balik ke Siak, mau bikin mi sagu goreng sendiri hehe.

Teman-teman pernah makan mi sagu??gimana rasanya??


***

Monday 5 October 2015

Sarapan Bareng Monyet

Kebayang nggak??nggak usah mbayangin yang aneh-aneh ya hehehe, saya mah udah biasa. Gimana nggak biasa, sejak pindah dan tinggal di Siak Riau, mau nggak mau sering ketemu sama banyak hewan, salah satunya monyet. Kebetulan di kota Siak kan masih banyak hutan (hutan pepohonan, bukan sawit, ingat, ini di kotanya), jadi masih banyak ditemui hewan-hewan liar.  Di belakang rumah yang saya tempati sekarang, masih banyak pepohonan, jadi sudah dipastikan ada monyet gelantungan, ada biawak segede buaya (ngeri kan??banget) dan burung-burung cantik yang belum pernah saya lihat sebelumnya. 

Kapan hari, saya dan suami mau ke pelabuhan. Jadi sepertinya harus sarapan dulu, maklum perjalanan lumayan jauh, 1 jam dan jarang ada warung. Karena sudah mendapatkan menu enak untuk sarapan di Siak, jadi kami langsung ke tekape. Sampai tempat, seperti biasa, banyak monyet di depan warung. Nggak takut??ya takutlah, tapi kan ada nenek (pemilik warung) yang stand by disana, jadi aman. Mereka nggak nakal kok, karena si nenek ini selalu ngasih mereka makan dari sisa nasi para pembeli. Kadang, ada bapak-bapak yang setiap hari ngasih pisang. Baik ya bapaknya....^^



Seperti biasa, saya dan suami memesan nasi gurih. Nasi gurih itu kayak nasi uduk, isinya lumayan komplit. Ohya, yang jualan nasi gurih ini orang Medan, jadi bener-bener klop banget orangnya, sumringah, baik dan asik diajak ngobrol (persis sama almh nenek kos dulu :( ). Masakannya enak, pokoknya cocok banget sama lidah orang Jawalah, makannya itu, saya dan suami udah bener-bener jatuh cinta sama nasi gurihnya hehehe. Satu porsi nasi gurih lauknya ada telor sambal, mi bihun goreng, sambel goreng tempe pedas cabe ijo, kering kentang teri, timun dan kerupuk. Rasanya, duh.....ini baru nasi gurih!!!emang nasi gurih di Siak gimana??hehehe....jangan tanya. Yaaa, begitulah, bertahun-tahun (ceilah baru 3 tahun) tinggal dipelosok dan mencari sarapan atau menu makanan yang pas di lidah, baru ini dapet yang pas di lidah orang Jawa. Seneng bangetlah pokoknya....^^

a la-a la hands in frame, ihhier

Sarapan ditemani sama monyet itu lumayan seru, makan sambil lihat tingkah laku mereka itu sesuatu banget. Ada yang iseng satu sama lain (hahahahaha..ada lo ternyata,ya ampunnn), ada yang manjat-manjat pohon, kalau ada bapak-bapak yang ngasih pisang, langsung lari berebutan, seru ya...^^

Teman-teman pernah nggak sarapan bareng monyet???hehehe..


****
Nasi gurih warung ijo
Lokasi depan hutan kota jalan balai kayang (pas depan gerbang hutan kota)
Satu porsi 10.000
Rasa : 9+ poin

Friday 2 October 2015

Enaknya Sarapan Buah

I Love SBY...Sarapan Buah Yuk..!!


Sarapan buah, emang kenyang?. Awalnya sih rada ragu, masak sarapan buah??pagi-pagi pula, kan nanti kena mag, maunya sehat malah sakit. Dulu, saya sempat berpikir seperti itu, tapi pas baca banyak artikel di group FC kurang lebih 3 tahun yang lalu, akhirnya saya coba sarapan buah. Bukan untuk diet, tapi lebih ke mengatur pola makan. Maklumlah pola makan saya amburadul nggak karuan hehehe. Disini saya nggak bahas tentang FC, saya mau sharing aja tentang nikmatnya sarapan buah di pagi hari. 

Buah lokal is the best
Mulai sarapan buah sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu, bangun tidur minum jeruk nipis hangat, setelah itu sarapan buah. Lebih seringnya buah yang saya konsumsi untuk sarapan adalah buah lokal, kebetulan di Siak banyak banget pepaya, semangka dan pisang. Jadi seringnya beli pepaya dan pisang, kadang kalau lagi musim mangga, berhari-hari sarapan mangga terus hahahaha *mumpung murah oey*. Kebetulan di Siak banyak banget pohon buah tapi herannya itu kenapa selalu mahal harganya ya??yang murah paling-paling rambutan,soalnya banyak banget pohonnya. Pohon buah matoa juga banyak, tapi mahalnya nggak keturutan. Jadi saya lebih pilih yang aman, buah lokal dan harga terjangkau, yang penting sehat yes hehe.

Sarapan buah, emang kenyang?
Kalau saya sih kenyang-kenyang aja, jam 07.00 sarapan dua buah mangga *untuk saya dan suami*, kadang kalau belum kenyang nambah buah pisang. Kalau teman-teman tau FC pasti sudah faham ya, baru makan berat jam 12 siang. Kalau jam 09.00 lapar lagi gimana??ya makan buah lagi hehe. Itu yang ikut FC lo ya, catatbaikbaikya. Nah, kebetulan lagi hamil, jadi Alhamdulillah saya masih konsisten sarapan utamanya masih buah. Sarapan kedua baru deh nasi, eaaaa hehehe. Yang paling penting konsumsi banyak serat dipagi hari biar nggak seret BABnya. Tul nggak??

Enaknya sarapan buah itu..
Nggak kerasa sudah kurang lebih 3 tahunan lamanya sarapan buah, efeknya enak di badan. Apalagi kalau hari dibuka dengan sarapan buah, enak diperut dan nggak begah rasanya. Kalau dulu rutin dari pagi sampai jam 11 sarapan full buah, sekarang udah setengah jalan. Artinya sarapan keduanya pakai nasi hehehe. Plusnya BAB lancar setiap hari, Alhamdulillah sesuatu. 

Teman-teman sarapan pertamanya apa nih??


****

Tuesday 29 September 2015

#MelawanAsap : Perjalanan Sehari ke Pekanbaru ditemani Kabut Asap Pekat

Assalamu'alaikum..
Berharap pagi ini kita diberi kesehatan dan bisa beraktivitas dengan baik aamiin, Siak Riau masih berjuang #MelawanAsap. Do'akan kami....

Hari keempat dimana kabut asap masih tebal, seminggu sebelumnya kabut asap sudah mulai hilang (meskipun langit masih abu-abu) tapi beberapa hari ini kabut asap pekat lagi. Tepatnya empat hari yang lalu saya dan suami mendadak ada urusan ke Pekanbaru, pagi-pagi sekitar pukul 07.00 kami meninggalkan rumah dan menyusuri kota Siak. Ternyata diluar kabut asap sangat tebal, dan ini menjadi perjalanan yang sangat berkesan bagi kami. Menuju ke kota Pekanbaru ditemani kabut asap tebal yang jarak pandangnya hanya kurang lebih 50 meter. 

"Ini gimana cara mbakar hutannya??kok sampe ketutup asap kayak begini, dari Siak sampai Pekanbaru ketutup asap semua"
Berkali-kali saya mbatin dan nggerundel sambil memandang lautan sawit yang tidak tampak pohon sawit lagi dari balik kaca mobil. Saat itu, kondisi dari kota Siak sampai Pekanbaru dan kembali ke Siak sore hari, hampir sama rata kabut asap yang tebal. Tidak ada perubahan sampai hari ini..sedih ya rasanya :( .

 + pukul 07.10, Siak Kota
 + pukul 08.10 Siak - Koto Gasib
 + pukul 10.00 Lintas Timur - Maredan - masih Siak
 Ini suasana jalan diatas ketika tidak ada asap
 + pukul 10.30 Lintas Timur - Maredan
 + pukul 11.00 Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru
 + pukul 02.30 Jalan Imam Munandar Pekanbaru
 + pukul 04.00 Koto Gasib - Siak
+ pukul 05.00 Jembatan Siak - Kota Siak


Sampai kapan??? :(

****

Monday 21 September 2015

Cara Lain Menikmati Liburan di Kota

Secara kami sekarang tinggal di kota kecil Siak Riau yang nggak ada mall, jadi kebayang kan gimana rasanya hari-hari hanya bisa memandang sungai Siak dan jalanan yang itu-itu saja hehe. Tapi, dibalik itu semua ada banyak keranjang kebahagiaan yang kami miliki saat tinggal di kota kecil ini *ceilah bahasanya*. Misalnya, nggak ada macet, jalanan lebar kayak landasan pesawat, banyak pohon rindang, ada hutan kota yang luas, dan banyak monyet hehehe. Kalaupun bosan, biasanya kami pergi ke kota Pekanbaru, 3 jam perjalanan darat dari Siak. Jangan harap perjalanan ke kota seperti di Jawa, di sini pemandangan kanan kiri hanya hutan sawit yang luas. Kalau nggak ada kabut asap, langitnya biru cantik, tapi kalau lagi musim asap, gelap, jarak pandang hanya sekian meter, silahkan banyangin suasananya kalau gunung mau meletus, yaa...seperti itulah.


Cara lain menikmati liburan di kota a la kami :
Keliling kota pakai maps
Tanpa maps, apalah kami di kota besar ini. Pekanbaru itu luas *menurut pendatang abal-abal kayak saya*, jadi selalu buka maps kalau sudah dekat kota besar. Nggak segalanya pakai maps itu indah, karena masih sering nyasar nggak karuan hehehe. Tapi, senangnya bisa tau kota Pekanbaru lebih luas, tau-tau ketemu kantor Gubernur yang keren. Tau-tau ngelewatin masjid an-nur yang terkenal, tau-tau ketemu bangunan keren yang ternyata perpustakaan umum, dan paling seneng itu, tau-tau ketemu warung penjual soto mas agus Jawa Timur, akhirnya nyobain deh hehehe. Jadi, tak selamanya nyasar itu menyedihkan hahaha.


Nginap semalam di hotel murah
Biasanya kalau kami ke Pekanbaru, berangkatnya agak santai, yaa..paling-paling jam 9 pagi kami baru meluncur ke Pekanbaru. Selanjutnya booking hotel andalan dan masih jadi idola buat kami berdua sampai sekarang, kok bisa??soalnya murah meriah hotelnya, nggak nyampe Rp 200.000/malam itupun sudah dapat sarapan. Ahaiyyy!!!. Setelah pesan kamar, biasanya kami istirahat, leyeh-leyeh alias ishoma.  Sore hari kalau nggak malam, baru deh keluar jalan-jalan kota, paling mentok ke SKA mall. Soalnya jalannya tinggal lurus aja, nggak perlu pake maps, yaaa kalau jauh-jauh takut nyasar malam-malam kan berabe hehehe. Ngapain aja ke mall??makan-makanlah hahaha, masuk keluar toko, nyobain sendal dan sepatu *nyobain aja nggak beli hahaha*, beli buah buat camilan di hotel, terus pulang.

 artinya, kami di kota besar xixixixi *norak*

 Sarapan dulu,yang banyak, biar kenyang...

Kulineran
Hari kedua di Pekanbaru biasanya kami keluar dari hotel agak siangan, paling mentok kalau nggak ada urusan jam 9, kalau cuma mau jalan-jalan ya jam 10an. Diperjalan pulang biasanya kami sekalian cari rumah makan baru untuk santap siang. Kalaupun mentok nggak dapat warung atau rumah makan baru, mentoknya masuk ke rumah makan padang hehehe. Selanjutnya, langsung pulang ke Siak, kembali ke kota kecil.

Teman-teman ada yang tinggal di kota kecil seperti kami nggak??

***

Wednesday 16 September 2015

#OOTDAlaAku : Rapi, Asik dan Nyantai

"Fashion is not necessarily about labels. It's not about brands. It's about something else that comes from within you.."
~Ralph Lauren~

Ngomongin soal fashion, tidak selamanya harus berhubungan dengan label atau brand ternama. Dua tahun ini saya sering lihat teman-teman yang share tentang ootd-nya di media social, awalnya sih saya nggak begitu paham sama hestek ootd (#ootd). Apa yang ada di timeline, saya lihat, dan lanjut scroll ke bawah. Baru tahu, ternyata ootd itu singkatan dari outfit of the day *jiah,kemana saja saya*. Pantesan banyak yang foto full body sambil bawa tas dan lain sebagainya. 

Baiklah, kali ini saya mau sharing tentang ootd yang sering saya pakai kalau lagi jalan-jalan atau keluar kota. Sebenarnya bukan hanya jalan-jalan dan keluar kota saja sih, hari-hari juga suka begini,  simpel, cuma seringnya kalau jalan-jalan sore lebih pakai yang simpel banget. Paling-paling jilbabnya pakai jilbab langsungan, nggak pakai jilbab segi empat. 


Kapan hari pas dapat undangan sebagai blogger ke Pekanbaru, saya memilih pakaian yang "saya suka dan nyaman", artinya yang rapi, asik dan nyantai. Detailnya seperti ini..
Jilbab : Seperti biasa, kalau jalan-jalan saya masih pakai model jilbab yang paling nyaman dari jaman kuliah, yaitu pakai jilbab paris segi empat, kala itu saya pakai paris motif bunga, daleman topi dan satu peniti bros. Rapi kan??cie...*muji diri sendiri*
Atasan : Saya memakai kaos bahan jersey tebal warna hijau, enak dan nyaman dipakai.
Bawahan : Saya memakai rok jeans warna biru tua plus hitam (campur aduklah warnanya, jadi kelihatan agak biru tua hitam), bahannya bukan kain jeans yang kaku, tapi yang karet dan adem banget kalau dipakai. Nyaman banget pakai rok jeans ini.
Sepatu : Kala itu saya pakai sepatu teplek atau flat shoes model slip on, bahan kain warna biru muda.  Tau nggak sepatu teplek model slip on??sepatu datar tanpa pengait atau tali sepatu. Modelnya tergolong casual, simple dan chic, jadi bisa dipakai waktu santai atau seseruan. Simpel banget sepatunya, dan nyaman aja rasanya kalau dipakai.
Tas : Atas nama suka yang simpel dan nggak mau ribet, dari dulu saya suka banget sama tas selempang atau sling bag. Yang penting barang bawaan wajib bisa masuk tas, dan let's get lost!!hahaha, apaan sih.
Jam : Jadi salah satu barang wajib yang harus saya pakai saat keluar rumah, jam tangan sporty warna hitam. Tanpamu,apalah aku...

Simpel kan ootd saya??yang penting rapi, asik, nyantai dan saya bangettt hehehe. Ohya, satu lagi, kalau ada yang mbatin dan bertanya-tanya dalam hati"itu gaya banget sih foto pakai kaca mata warna ijo!!!". Hehehe...atas nama nggak punya kaca mata ijo, jadi pinjem dulu deh di pixlr hehehe.

Ini ootd ku, mana ootd mu???


***







Monday 14 September 2015

Ngintip Kamera di Lazada Showroom


"For me, the camera is a sketch book, an instrument of intuition and spontaneity"
~Henri Cartier Bresson~

Saat ini, hampir semua orang memiliki kamera, mulai dari kamera yang paling simpel yaitu kamera yang ada di handphone sampai kamera yang membutuhkan tas khusus untuk membawanya, seperti kamera SLR/DSLR. Ngobrolin masalah kamera, jadi inget beberapa hari yang lalu saat saya melihat talk show di salah satu stasiun televisi swasta, acara Hitam Putih. Kebetulan yang diundang adalah fotografer cilik yang mendunia, namanya Michael Theodric. Beberapa kali menjuarai kontes fotografi  Internasional, yang terbaru dia menjadi penemang di kompetisi Atkins CIWEM Environmental  Photographer of the Year 2015. Keren ya, padahal usianya masih 14 tahun, kameranyapun nggak hanya satu tapi punya beberapa, nah lo, bisa dihibahkan ke saya satu??hehehe. 

Kebetulan saat Michael Theodric di tanya Deddy Corbuzier, berapa banyak kamera yang dia miliki, dengan ekspresi yang cool dan polos, Michael menyebutkan beberapa merek dan tipe kamera yang ia punya. Entah, tiba-tiba suami saya langsung mencatat salah satu kamera yang disebutkan oleh Michael. Dalam hati sempat mbatin, apalah nyatet merek dan tipe kamera segala, kameranya pasti mahal banget, lha yang punya udah sering ikutan lomba keren, emang mau beli!!!. Beberapa menit kemudian suami menunjukkan hasil browsing  gambar kamera yang sudah ia catat ke saya, seperti biasa, kameranya pastilah keren, begitu juga dengan harganya, lebih keren hehehe. Sambil melihat gambar kamera di handphone, suami nyeletuk.
"Nanti kita beli ini ya dek.." 
"Iya.." jawab saya datar sambil lihat tv
"Keren ini kameranya..."
"Emang berapa harganya??Loh,kok lebih mahal dari kameranya Michael??" mendadak emosi saat melihat harga yang tertera di gambar
"Ya nggak papalah..."
"Ngapain beli yang mahal, buat apa juga mas??enakan pakai kamera hp,simpel dan nggak ribet" *begaya banget nih saya hahaha*
"Ya buat sampeanlah,kan suka foto-foto makanan sama sepatu"
Jedder....*duh Gusti..nggak usah bawa-bawa sepatulah ya hehe*

Bagi saya yang murni pengangguran, kalau beli kamera dengan harga yang lumayan tinggi rasanya kok eman banget ya *mak irit banget*, tapi kalau dibeliin diam-diam juga nggak nolak sih hehehe. Sebenarnya sudah lama suami pingin beliin saya kamera, tapi karena kami tinggal di Siak yang jauh dari kota dan mall, jadinya kepending terus. Malah lupa sama keinginan beli kamera, endingnya pakai kamera handphone aja kalau jalan-jalan atau pas pingin foto makanan atau apa aja yang ingin diabadikan. Paling suka kalau jalan-jalan ke mall itu pas lihat showroom, seru aja rasanya, sambil lihat banyak barang sambil ngebanyangin semuanya diboyong ke rumah. Ohya, saya baru inget kalau kemarin dapat info tentang Lazada Showroom, atas nama kepo jadinya saya langsung ke webnya, sekedar mengobati rasa penasaran dan pingin ngintip gitu. Beberapa kali geser kursos lihat showroom teasingnya, dan ternyata ada kamera lo, ihir, lumayan kan kalau dapet diskon gede. For your information, bakal banyak produk impian kita lo disana yang ditawarkan, mulai dari brand lokal sampai internasional.  Lazada showroomnya tanggal 15-17 september 2015, diskonnya sampai 80%, so, mari kita intip-intip produknya. Siapa tau ada cocok dan beruntung...



****







Thursday 10 September 2015

Balada Sang Getuk Lindri


Balada sang getuk lindri, ceilah judulnya nggak nguati hehehe. Lama nggak sharing tentang Jelajah Kuliner Nusantara, jadi kali ini mau cerita dikit tentang getuk. Pernah makan getuk??mungkin yang tinggal di daerah Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah tidak asing lagi sama jajanan tradisional ini. Dulu, sewaktu saya masih kecil, paling seneng kalau ikut ibu ke pasar. Borong jajanan pasar, mulai dari dawet yang masih anget, klanting atau cenil, sampai getuk lindri. Dibungkusnya masih pakai daun jati dan daun pisang, jadi masih merasakan jaman dahulu banget, jaman yang masih kental dengan ketradisionalannya, ciee bahasanya. Sampai pada akhirnya, saya hijrah ke Ponorogo sekian tahun, pindah lagi ke Malang 7  tahun, dan lupa sama yang namanya jajanan pasar. Bukan lupa banget tapi maklumlah jadi mahasiswa, jadi camilannya sudah berubah jadi cilok dan siomay hehehe. 

Getuk sendiri adalah jajanan tradisional yang terbuat dari singkong. Menurut mbak wiki, getuk ada 2 macam. Getuk, singkong yang sudah dimasak (dikukus mungkin ya), ketika suhu masih panas ditaburi potongan gula jawa, ditumbuk dan bentuknya agak sedikit kasar. Ini enak banget, dulu saya juga sering makan ini, tapi sekarang sudah jarang, seringnya kalau ke pasar lihatnya yang sawut, singkong yang dipasrah dan diberi gula merah. Getuk lindri, singkong yang dimasak, kemudian digiling  halus dicampur dengan gula dan pewarna, lalu digiling hingga bentuknya seperti mie dan dipotong memanjang kurang lebih 5 cm. Tidak lupa ditaburi dengan parutan kelapa muda yang  dikukus dan rasanya gurih, heummm sedap.

Bertemu Getuk Lindri di Siak - Riau
Tepatnya setahun yang lalu, pas libur dan aktivitas yang ditunggu-tunggu adalah keliling kota Siak yang luasnya nggak seberapa hehehe. Kebetulan lewat bunderan taman selamat datang di kota Siak, eh agak kesanaan lihat ibu-ibu pakai sepeda ontel yang bawa gerobak kecil (didudukin di belakang sadel), duduk di pinggir trotoar yang adem. Eh, ternyata di gerobak mininya ada tulisan getuk, buru-buru saya minta suami berhenti. Akhirnya saya beli deh 10.000 hehehe, maruk banget ya, beli 10 biji.  Maklum lah ya, anak perantau yang butuh banget jajanan asli daerahnya, salah satunya getuk lindri. Selain jual getuk lindri, ibu ini juga jual apem, enak banget. Setiap pagi ngetemnya di tempat yang sama, dan laris manis lo ternyata, alhmadulillah. Rindu getuk lindri terobati sudah...

Teman-teman suka makan getuk lindri nggak??


****

Sunday 6 September 2015

Asap Oh Asap...


Assalamualaikum....
Apa kabar??semoga sehat selalu. Pagi ini, rutinitas jalan pagi keliling kampung terpaksa saya hentikan. Asapnya benar-benar tebal, sudah hampir dua minggu rasanya saya jarang keluar rumah,  mungkin bisa dihitung jari, nggak kuat sama asapnya. Capek juga rasanya kalau setiap jalan harus pakai masker terus, engap dan panas hehehe. Yang paling parah itu, beberapa hari ini bau asap sudah masuk rumah, artinya...asap sudah masuk dari sela-sela pintu dan angin-angin. Padahal angin-anginnya sudah di tutup sama pemilik kontrakan, kadang kalau tiba-tiba tercium bau asap, spontan saya ngecek kompor dan listrik. Kalau sudah aman, baru buka pintu belakang, takutnya tetangga ada yang bakar sampah, kalau nggak ada apa-apa, artinya bau asap pembakaran lahan sawit. Baiklah, mari semedi..

Korban Asap
Korban asap???iya, tahun lalu saya jadi korban asap pembakaran lahan sawit. Yaaa...ibaratnya salam tempel ke pendatang gitu hehe. Awalnya yang saya rasain itu pusing berat, seumur-umur saya belum pernah merasakan pusing berat seperti itu. Setelah istirahat kurang lebih 5 hari, tidak ada perubahan, badan lemes dan lemah. Akhirnya saya dibawa ke dokter, dikasih obat. Kurang lebih dua minggu belum ada perubahan juga, sampai akhirnya badan benar-benar sembuh dan fit kurang lebih satu bulan setengah. Lama ya???bangettt...

Tadi pagi saya lihat berita di AKI, ada talk show yang sedang membahas tentang asap di Riau. Saya baru tahu, ternyata asap pembakaran lahan sawit ini sudah berlangsung selama 18 tahun, wik, 18 tahun??lumayan lama ya, tapi Pemerintah belum bisa menyelesaikan masalah ini sampai sekarang. Setiap tahun pasti ada masanya Riau berasap, kata warga Siak, pokoknya kalau dua minggu nggak ada hujan, pasti ada asap, mulai bakar-bakar deh, sedih juga rasanya. Harapan saya sebagai pendatang yang mau tiga tahun tinggal di Siak, semoga ada penyelesaian untuk masalah asap ini. 

Teman-teman yang tinggal di Sumatera, Riau, Kalimantan, pokoknya yang daerahnya dikelilingi hutan sawit dan kena imbas asap. Jaga kesehatan ya, jangan lupa kalau keluar rumah pakai masker. 


****