Monday 18 May 2015

Berburu Makan Siang di RM Melayu Tanpa Nama

Berburu Makan Siang di RM Melayu Tanpa Nama

Kok namanya gitu banget??gitu gimana??RM Melayu Tanpa Nama, yang jelas dong Em??ya memang gitu. Ceritanya ada salah satu teman kantor suami yang bilang kalau ada Rumah Makan  Melayu enak di daerah dekat Mempura (sebrang kota Siak), sempat pas pulang kerja dilewatin di depan RM nya. Katanya (lagi), RM itu lumayan ramai dan enak. Akhirnya, beberapa hari yang lalu,  kebetulan suami libur, dan bertepatan dengan cuaca Siak yang hujan terus menerus, suami bilang ke saya bahwa hari itu libur memasak (aarrkkkkk koprol). Dengan rasa penasaran, saya mengiyakan ajakan makan siang ke RM Melayu yang cukup jauh. Bagi saya, nyebrang jembatan Siak itu perjalanan jauh, apalagi ke daerah mempura. Maklum rada sepi daerah perumahan hehehe. 

Sempat lewat jalan alternatif, jalan dalam, tapi kok nyasar nggak karuan. Akhirnya ketemu jalan besar dan lewat jalan biasanya, arah ke Tanjung Buton. Sampai ada jalan karet di sebelah kiri, belok, lurus saja sampai ketemu RM Melayu. Pas suami parkir mobil di depan ruko belum jadi, saya sempat heran da mbatin, mana rumah makannya??. Ternyata ada disebelah kiri, dan jauh dari rumah makan pada umumnya, tidak ada plang nama atau banner. Pokoknya Tanpa Nama,titik hehehe.

 Setelah menyebrang jembatan Siak
 Jalan karet, sepi, banyk monyet berkeliaran lo hehe
 Sepi juga,nggak ada rumah penduduk,banyak monyet..
 Ini dia RM Melayu Tanpa Nama hehehe

Seingat saya, rumah makan ini adalah rumah pertama di jalan karet, karena sebelumnya kanan kiri hanya hutan karet dan pohon lain-lain.  Tuh kan, nggak ada plangnya, bener-bener rumah makan sederhana tapi ramai. Kebetulan saya sampai rumah makan pukul 11.45, artinya waktu makan siang sudah masuk. Ada 5 meja makan besar beserta beberapa kursi, pas banget lauknya sudah banyak yang matang. Setelah pesan makan, akhirnya makanan dihidangkan, suami pesan Hidang. Artinya semua lauk yang ada di RM Melayu dihidangkan di meja makan tempat kami duduk, jadi kita bisa pilih lauk dan sayur sesuka kita. Satu lagi pesanan suami, yaitu ikan patin asam pedas, heummmm. 

 5 meja makan besar
 Hidang a la warung Padang
 Dipilih dipilih...
Ikan patin asam pedas,yumm....

Setelah makanan dihidangkan, langsung deh dieksekusi. Lumayan enak, ikan patinnya ukuran besar, kelihatan dari kepalanya hehehe. Satu porsi isinya separo kepala dan 3 badan, mantap pokoknya, tapi asin, tapi emang katanya masakan Melayu cenderung asin. Beda banget sama lidah Jawa kami hehehe, tapi tetep, ludes hahaha. Disela-sela kami menikmati hidangan, banyak juga yang datang, sebagian besar beli lauk dan dibungkus. Hanya dua meja besar yang makan di tempat, satu jam lamanya akhirnya perhitungan dimulai. Kalau model pesan makan Hidang, kita nggak usah repot-repot ke kasih, nanti mbaknya datang ke meja dan menghitung total keseluruhan yang kita makan. Perut kenyang, hati senang, akhirnya lanjut pulang ke Siak. Alhamdulillah, nikmat luar biasa.
Tetep jalan-jalan, tetep makan-makan....^^

Ikan patin asam pedas 1 porsi
Sayur 2 piring (2 macam)
Ayam kampung rendang 1 porsi (isi 2 ukuran sedang)
Jeruk hangat 2 gelas
Total = 140.000

Harga : standar untuk daerah Riau 
Lokasi : Jalan karet (jalan utama setelah pertigaan arah mempura), arah Tanjung Buton


*****


Monday 11 May 2015

Rutinitas Setelah Blogpost



Rutinitas setelah blogpost
Dua rutinitas yang saya lakukan setelah blogpost atau memposting sebuah tulisan di blog adalah :

1. Blogwalking ke rumah para komentator
Dulu, saya nggak tahu dan buta sama sekali peran para komentator di blog. Setelah posting tulisan, ya sudah nulis lagi, kalau nggak buka medsos. Tapi semenjak eksis ngeblog di tahun 2013, semakin banyak teman, banyak membaca, gabung di beberapa komunitas blog, akhirnya saya tahu pentingnya peran komentator.  Jadi, hal pertama yang saya lakukan setelah posting tulisan adalah bewe ke rumah para komentator. Pokoknya semua saya sambangi satu persatu, kalau sudah kenal dan sudah komentar lanjut silaturahmi ke yang lain sampai habis. Kalau baru kenal berarti bonusnya dapat kenalan baru dan follow blognya, banyak teman banyak berkah tentunya. Setuju nggak..??

2. Membalas komentar
Kok balas komentar nomor 2??iya, biasanya saya pilih blogwalking/bewe dulu ke rumah para komentator di postingan sebelumnya. Karena postingan baru kan belum ada yang komen, jadi biasanya rutinitas yang saya lakukan seperti itu. Rajin ya??pas lagi rajin hahaha, kalau nggak rajin alias blog ditinggal jalan-jalan, alamat lupa balas komentar. Tapi tetep diusahakan bewe ke blognya para komentator meskipun tidak sempat balas komen, tapi kalau ada komen pertanyaan sebisa mungkin saya jawab. Cieee,emang ada yang tanya??tanya kabar xixixi.

Berarti yang nggak pernah komen nggak di bewein dong??ya nggaklah, tetep dibewein dong, setelah jalan-jalan ke rumah para komentator biasanya saya langsung buka dasbor atau list dan silaturahmi ke update postingan terbaru teman-teman. Lumayan kan nambah bacaan, nambah pengetahuan. Daripada bengong nggak ngapa-ngapain, mending baca dan silaturahmi. Betul nggak??

Kalau teman-teman gimana nih, ada rutinitas nggak setelah posting tulisan??ayo dong cerita..

****

Friday 8 May 2015

Tembilahan : Jembatan Rumbai

Tembilahan : Jembatan Rumbai

Masih cerita tentang jalan-jalan saya bulan februari lalu, tepatnya ke Kota Tembilahan Riau. Butuh waktu kurang lebih 9 jam perjalanan dari Siak Riau ke Kota Tembilahan, jauh ya, lumayan tapi have fun banget. Sebelum akhirnya sampai ke Kota Tembilahan, kita melewati Kota Rengat. Kurang lebih satu jam, kita sampai di Jembatan Rumbai. Tepatnya berada di desa Rumbai, kalau kita mau ke Kota Tembilahan dan melewati Jembatan Rumbai, artinya Tembilahan sudah di depan mata. Lumayanlah, kurang lebih 1,5 jam menggunakan mobil, karena jalannya lumayan rusak dan banyak lobang jadi harus hati-hati.  Ohya, dibawah jembatan rumbai ini semacam sungai Siak, sungainya lebar, jadi jembatannya panjang dan cantik. Bentuk jembatan Siak hampir mirip sama jembatan Barelang, Suramadu dll. Panjang ada tiang yang berbentuk segitiga, tapi jembatan rumbai ini unik dan berbeda. Awalnya lurus tapi ditengah-tengan berbentuk setengah lingkaran, catnyapun cerah, warna biru dan kuning. Sayang sekali saya tidak bisa mengabadikan dari jauh, maklum terlalu asik nyanyi sama suami hehehe. 

 Awalnya kayak jembatan-jembatan di Jawa...
 Ini diaaa....
 Ini di tengah-tengah...
Keren ya...

Katanya, kalau malam bagus lo jembatannya. Mungkin karena ada lampunya kali ya hehe, semoga suatu saat bisa jalan-jalan lagi ke Tembilahan.

Teman-teman ada yang sudah pernah lihat jembatan rumbai??

****

Tuesday 5 May 2015

RM Ulak'an : Ini Baru Makan!!

Beberap hari yang lalu, saya dan suami jalan ke Pekanbaru, ada sedikit urusan. Kami berangkat setelah shalat subuh, sampai Pekanbaru pukul 08.00. Setelah urusan selesai, ngadem dulu sebentar ke puswil sambil nunggu dhuhur. Pukul 12.00 kami langsung balik ke Siak, sekalin jalan pulang, sekalian makan siang dan shalat dhuhur. Beberapa kali ke Pekanbaru tapi belum pernah sekalipun makan sesuai selera atau lidah, pokoknya makanan yang maknyus gitu. Beberapa kali akhirnya makan di ayam kakek-kakek *baca KFC hehe*, lumayan sesuai lidah, harganya pas dan puas. Tapi beberapa kali lihat rumah makan yang ramai dan kamipun berhenti, tapi ternyata kurang maknyus. Kebetulan sekali, setiap lewat jalan lintas timur (arah ke Siak) yang masih daerah kota, saya melihat satu rumah makan besar yang ramai. Sempat beberapa bilang ke suami, kapan-kapan makan disitu yuk, rame banget, kayaknya eanak tuh. Dan akhirnya mampir juga di RM Ulak'an, pas banget tidak begitu ramai, padahal waktunya makan siang.

Setelah memilih tempat duduk,  dengan sigap mas-mas pembawa menu datang, saya memesan ikan bakar, suami pesan ayam bakar. Baru naruh tas cangklong ke meja, tiba-tiba mas-mas datang bawa pesanan kami, wakz, cepet amattt. Ternyata, semua sudah dipersiapkan, jadi ketika ada yang pesan, tinggal antar saja, enak ya, nggak nunggu lama dan masih panas kok. Sayurnya ada nangka masak merah, kuah gulai, daun pucuk ubi dan sambel ijo. Ayam bakarnya, endes bangettt, enak pedes, bumbunya pedes manis, jadi, cucok banget buat lidah wong njowo hehehe. Ayam bakarnya juga enak, tapi kayaknya lebih enak kalau ayamnya digeprak gitu hehehe. Sempat ngerumpi juga pas makan, kira-kira habis berapa ya??yaaa....paling-paling 100an. Harga perkiraan karena rumah maknnya luas, ramai, dan enak. Tapi, ketika saya bayar, luntur sudah perkiraan tersebut. Ikan bakar, ayam bakar, jeruk hangat, es teh, total keseluruhan Rp 43.000. Duh Gustiiii, kaget nggak karuan hahahahaha. Pas di mobil, suami nyeletuk, Ini Baru Makan!!hahaha. Akhirnyaaa, makan enak di Pekanbaru.

Point plus buat RM Ulak'an Pekanbaru
- Ayam dan ikannya, maknyusss (nilai 8)
- Tempatnya bersih 
- Ada mushola terbuka
- Ada kamar mandi
- Parkir mobil laus
- Pelayanan cepat








Tau nggak, Ulak'an itu apa???salah satu nama kampung di Padang Pariaman hehehe. Tetep jalan-jalan, tetep makan-makan, yang penting maknyussss hehehe.


***
RM Ulak'an
Jalan harapan jaya/Imam Munandar Pekanbaru

Monday 4 May 2015

Win n Learn



Sometimes you win, sometimes you learn..


****
Sungai dan jembatan Siak | Samsung N7000