Monday 10 February 2014

[monday photography] Hi Five

Photography, as we all know, is not real at all. It is an illusion of reality with which we create our own private world.



Siak.
Bismillahirrahmaanirrahim…apa kabar??semoga sehat selalu ya. Judulnya Hi Five, jadi inget tahun lalu pas ngajar anak-anak playgroup tiap hari yang di setel ya vcd hi five. Tap kali ini saya bukan ngobrolin soal hi five yang itu tapi hi five yang lain, apa tuh??hai haiiii..*sambil dadah dadah pake kelima jari*. Nah, udah tahu kan…lalu, apa yang saya lakukan dengan kelima jari tangan kanan ya??dadah dadah???….bukannn!!!hari senin ada apa???foto-foto!!!iyaaaa betullllll….
Penasaran, langsung aja yuk intip kebawah…^^

 Itchy feet *langsung inget mbk Indah ^^*
 Pisss!!!
 Metal bukan ya???^^
 Uuuhhhhh..*jempol ke bawah*
 Nina bobo atau mainan jaman dulu *kidang...*
 Good...Like this...Like..Bagusss...Jempolll!!!
 Oke deh!!!
 Hai...Hallo...dadah...^^
 Kuda nil..*kayak sih hehe* ups salah,kuda laut..ada ide??
 Auuuuu....Aaarrgghhhh....*kalo cerita ada harimaunya pasti tangannya kayak gini hehe*
Doggie...Anjing..emm Harimau juga bisa hehehe.Ada ide??
Hehehehe,seru!!! 
 
Itu caranya gimana sih??? *pertanyaan setiap hari senin*
Salam iseng...Ide itu datang dari mana saja,termasuk di atas kasur #ups, saat sore hari, saat menunggu kedatangan mas kakang prabu pulang kerja. Disamping kasur ada tembok, kebetulan *bukan kebetulan,memang kurang kerjaan jadi bawaannya iseng mulu hehe* saya iseng gerak-gerakin tangan ke tembok, nah, otomatis ada bayangan tangan kita di tembok. Coba-coba otak-atik *kayak apa aja* tangan, eh kok imajinasi saya jalannya lancar ya hehe, ya sudah deh di foto, klik!!!Pas lihat hasilnya kok seru ya hehe…
Baiklah, silahkan mencoba, terus berkarya dan berimainasi, semoga bermanfaat..^^

***
Siak,10/1/2014
@hmzwan


Friday 7 February 2014

[on friday] Bibi Berparas Cantik



Tadi, aku sempat membaca raut wajahnya yang tersiram hujan. Tangannya gemetar, bibirnya sedikit pucat tak seperti biasanya yang merah marun. Senyumnya merekah ketika pagi menghampiri, satu persatu kaki-kaki mungil diantar oleh sopir bertandang ke gubuknya, di bibir pintu, sosok rembulan tunduk dan memeluk hangat mereka.

Pukul 9.00 tak ada lagi senyumnya di ujung gang, pintu gubuk pelangi sudah tertutup rapat. Yang terdengar hanya nyanyian merdu yang keluar dari bibir-biri mungil, sesekali aku mendengar suara merdunya.

Yang kutunggu saat terik mulai meninggi, ketika perlahan jemari lentik menyibak lembar demi lembar jendela dan pintu gubuk. Satu persatu bocah mungil keluar dan bermain. Dibawah pohon rindang yang teduh, aku melihatnya duduk, wajahnya ceria seperti langit siang ini. Terkadang, sesekali ia berlari dan memeluk kaki-kaki mungil yang berhamburan kearahnya.

Rasanya, berjuta-juta senyum manis dari lesung pipinya yang merekah sudah kuabadikan dalam memori terdalamku. Suatu saat jika tiba-tiba rindu menyapaku, tak butuh waktu satu menit bayanganmu sudah muncul dihadapanku. Sebab, pada setiap detik yang berdetak, ada hati yang selalu setia merekam gerak-gerikmu di persimpangan. Terkadang aku tak kuasa menyimpan beribu-ribu rasa yang terseok, untuk bangkitpun aku tak mampu.

Tak seperti biasa, halamannya penuh dengan karangan bunga. Tiba-tiba ia keluar, disampingnya sosok gagah yang aku kenal. ayahku…

***
Siak,7/2/2013
Written by : @hmzwan