Buat pecinta food photo, pasti nggak asing sama yang namanya reflektor dan difuser. Karena dua alat ini mau tidak mau jadi salah satu penolong untuk mendukung dan mendapatkan hasil foto yang bagus.
Apa fungsi reflektor?
Fungsi reflektor adalah untuk memantulkan cahaya ke subjek foto sehingga subjek foto terlihat lebih terang. Bentuk reflektor itu banyak pilihan, yang saya tahu dan pernah lihat. Ada yang bentuknya bulat, besar, seperti alufoil. Harganya pernah baca kurang lebih 200ribuan.
Tapi, jika belum ada keinginan untuk membeli reflektor karena berbagai alasan, teman-teman bisa menggunakan cermin kaca kecil yang bisa didudukin. Jadi, arahkan cermin ke objek yang ingin difoto. Atau bisa juga menggunakan bekas alas kue ultah. Itu lho yang bulat, yang buat tatakan kue ultah kalau kita beli di toko kue. Kalau penasaran, coba lihat contohnya di foto berikut.
Saya menggunakan bekas alas kue ultah untuk reflektor, alhamdulillah sejauh ini hasilnya diluar perkiraan. Senang banget bisa mraktekin ilmu yang saya dapat di lingkup pertemanan pecinta food photo di instagram.
Apa fungsi diffuser?
Sepemahaman saya, diffuser itu berfungsi untuk melembutkan cahaya. Nantinya, diffuser itu akan memperhalus bayangan dan menyaring cahaya sebelum sampai ke subjek yang ingin difoto.
Bentuk diffuser sepengetahuan saya tidak jauh berbeda dengan reflektor, bentuknya bulat. Seperti ada ring/frame dipinggirnya, ditengah-tengah berwarna putih. Jujur, saya belum lihat langsung, apalagi sampai memegang. Hanya melihat di beberapa bts teman-teman pecinta food photo.
Nah, buat teman-teman yang belum ada keinginan untuk membeli diffuser sungguhan, mungkin harus nabung dulu atau ada alasan yang kuat untuk tidak dulu membeli diffuser. Bisa juga memanfaatkan kain tipis dan sejenisnya berwarna putih. Caranya pasang kain tersebut di tempat adanya cahaya, misalnya di depan pintu.
Kebetulan pas saya sudah pindah dan tinggal sementara di rumah ibu. Kepikiran untuk membuat diffuser dari kertas minyak. Tau kertas minyak? Itu lho kertas yang dibuat untuk membungkus jenang atau dodol, hehehe. Jadi, kertas minyak ya saya bikin dan bentuk sedemikian rupa dengan kardus dan lem. Jadilah diffuser ala HM Zwan, karena nantinya akan saya pasang di jendela teralis. Diffusernya saya beri gagang atau cantolan berbentuk S, tinggal di cantolin di teralis. Jadi deh diffusernya.
Berikut beberapa bts alias behind the scene food photo sederhana dengan alat seadanya a la HM Zwan.
Gimana hasilnya?lumayan kan untuk sekedar mempraktekkan ilmu dari hasil sharing teman-teman pecinta food photo di instagram. Jadi, nggak setiap waktu ketika saya memotret makanan, selalu menggunakan keduanya. Lagi-lagi tergantung suasana, kadang pakai keduanya, kadang hanya memakai diffuser saja tanpa reflektor, begitu sebaliknya. Sebelum akhirnya memotret, biasanya saya cek dulu, kalau hasilnya kurang terang, baru saya pakai reflektor.
Intinya, dengan adanya reflektor dan diffuser, kita bisa banyak mengeksplore cara memotret makanan. Dengan adanya reflektor, objek yang kita foto akan lebih terang dan jelas. Dengan adanya diffuser, kita bisa menyaring seberapa banyak cahaya yang diperlukan. Cahaya akan otomatis menjadi lembut tidak terang benderang.
Semoga sharing saya kali ini bermanfaat, saya juga masih terus belajar memotret makanan kok. Atau kalau ada yang mau nambahin,dengan senang hati saya tampung dan terima ilmunya.. Yuk, kita belajar bersama..
Teman-teman, ada yang suka foto makanan?sudah pakai reflektor sama diffuser?ayo dong sharing..