Monday 2 December 2013

Bukan Gendis


Dulu,aku pernah bermimpi duduk manis bersamamu saat menjelang senja. Dimana tak ada suara riuh dan bualan jalan raya yang mengganggu keintiman kita.
  •  
Gendis, bukan lagi sosok yang ku kejar setiap bel pada jam usai kuliah. Ada bibir ranum yang perlahan mampu memamah detak jantung ini padanya. 
  •  
Rinai hujan perlahan datang tanpa kuundang, ribuan pasang kaki berhamburan mencari payung. Tapi entah, mungkin karena tak kuundang, perlahan sang biru menarik jutaan rinai yang dengan ikhlas menjatuhkan dirinya ke bumi.

Wangi khas tanah leluhur menyeruak, seolah ingin mendapatkan perhatian yang layak dariku. Tiba-tiba mataku tertuju pada sang pemilik bibir ranum, sontak perhatianku buyar.
  •  
Pada jalan setapak kakiku berjalan mengikuti arah sang detak jantung, saat itulah mendadak kakiku lemas seketika berhenti pada tanjakan batu kali yang berada di pinggir danau. Ada seuntai senyum merekah dari lelaki bertopi hitam, perlahan mencium keningnya. 

Lalu detak jangtungku berhenti,entah sampai kapan.

***
Siak,2/12/2013

3 comments: