Friday 29 August 2014

Mudahnya Transaksi Pembayaran Untuk Online Shopper Sejati

Mulai kapan suka belanja online?
Sejak mengenal dunia flanel, kebetulan setelah menikah langsung pindah dari Jawa dan belum bisa mengajar lagi karena masih adaptasi dengan Batam. Jadi, hari-hari saya hanya duduk manis di depan laptop hanya untuk ngeblog. Sempat berfikir cari kerjaan tapi karena di koran belum banyak lowongan kerja untuk guru, jadi saya iseng buat apa aja dari kain flanel, melihat beberapa tutorial sambil mencobanya, lalu hasilnya saya upload di jejaring sosial. Pucuk dicinta ulampun tiba, beberapa hasil karya saya mulai dari bunga, bros, boneka hewan sampai boneka muslim/muslimah banyak yang suka dan beberapa teman ada yang pesan, mulai untuk berdagang sampai untuk souvenir. Ah, senangnya, dari situlah saya mulai belanja bahan di online shop, alhamdulillah tidak pernah kecewa, malah saya yang sering dapat bonus karena volume belanja yang seringkali saya lakukan. 

Ikut suami pindah tugas ke Siak Riau, kota kecil di tengah hutan sawit. Awalnya saya kira ada mall, eh ternyata jauh dari prediksi, nggak ada sama sekali mall disini, adanya hanya toko-toko seperti ruko dan pasar. Jadi lumayan susah kalau mau beli baju, sepatu, sandal, dan jam tangan seperti di kota-kota besar. Harus sabar kalau ingin refreshing, nunggu kerjaan suami beres baru bisa jalan-jalan santai ke luar kota atau ke Batam. Maka dari itu saya dan suami kalau butuh sesuatu yang tidak ada di Siak, larinya pasti ke online shop. Tinggal pilih dan klik sana sini, transaksi pembayaran-nya pun tidak sulit yaitu melalui transfer di ATM terdekat. Karena saat ini belanja secara online juga menjadi salah satu pilihan untuk menunjang kemudahan dalam bertransaksi, jadi kita bisa memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh setiap Bank untuk kenyamanan kita berbelanja. Setelah pembayaran kita tinggal tunggu beberapa hari pasti barang langsung datang. Jika sampai lima hari belum sampai biasanya kita bisa cek melalui website jasa pengiriman, atau cek langsung ke pihak online shop.

Belanja dimanapun pasti ada suka dukanya, termasuk belanja di online shop. Sukanya kalau belanja online itu simpel, praktis, nggak harus keluar rumah, dimana dan kapanpun bisa belanja dan pilih barang yang sesuai dengan keinginan kita, barang sampai dan sesuai dengan yang kita harapkan, transaksi pembayaran mudah dll. Dukanya, kadang barangnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan, barang lama sampai atau cs-nya lupa jadi sudah hampir dua minggu belum dikirim dll.

Teman-teman pernah belanja di online shop nggak??
***
29 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

sumber gambar : http://www.bca.co.id/id/individual/solusi_untuk_anda/kemudahan-transaksi/kemudahan-transaksi.jsp

Wednesday 27 August 2014

Jamu Indonesia: Warisan Budaya yang Turun-temurun


"Buk, sampean mantun sakit to?"
"Loh, dikandani sopo?"
"Mbak obi"
Demikianlah sepenggal dialog antara saya dan ibu beberapa waktu yang lalu, tepatnya dua minggu selesai hari raya. Saat itu saya mendapat kabar dari mbak kalau ibu sedang sakit perut, setelah saya kroscek langsung ke ibu, ternyata maghnya kumat. Penyakit lebaran yang selalu menghampiri, sakit perut karena makan campur-campur, apalagi pas momen halal bihalal. Semua makanan tumpah ruah, mulai dari buah, snack, kue kering, kue basah sampai makanan berat seperti gulai, opor, sate, bakso dan lain sebagainya. Setelah di bawa ke dokter dan minum obat, seperti biasa, bukan ibu namanya kalau tidak membuat jamu racikan sendiri. Dari kecil saya sering melihat ibu buat jamu godog yang di rebus di tempat yang terbuat dari tanah liat, lalu diminum bersama alm abah, dan anak-anaknya juga termasuk saya. Meskipun tidak banyak setidaknya lidah saya pernah merasakan rasa dari air berwarna cokelat tersebut, pait-pait gimana gitu. Emang sembuh??alhamdulillah rasa klunyur-klunyur yang ibu rasakan di daerah ulu hati (katanya) hilang, badan terasa lebih hangat. Tidak susah mencari bahannya, hanya lempuyang dan daun sirih saja, digodok lalu diminum hangat-hangat.

Seminggu setelahnya ketika saya telpon ibu, beliau cerita kalau cak Rochim (tetangga yang dulu ngaji di rumah) sakit liver dan menginap selama dua hari di rumah sakit. Yang membuat ibu kaget (saat cak Rochim bercerita), sebelum pulang cak Rochim diberi pesan resep jamu oleh dokter. Cak Rochim disuruh beli temulawak 1 kg dan temuireng 1 kg, digiling atau di parut, lalu dicampur dengan air 1 liter, disaring atau diperes lalu diminum. Resep tersebut untuk 1 hari, diminum secara pelan-pelan. Dan alhamdulillah sekarang cak Rochim sembuh, kalau livernya terasa kambuh biasanya ia langsung meminta istrinya meracik resep tersebut. Begitulah ibu, hampir setiap saya telpon selalu ada secuil cerita tentang jamu yang disisipkan. Dan, setiap beliau cerita atau memberi saya resep jamu baru, maksudnya baru saya tahu, selalu saya tulis di buku catatan, siapa tau nanti butuh jadi langsung buka buku.


Jamu Sebagai Warisan Kebudayaan Dunia
Selintas membaca kembali tulisan Jaya Suprana "Jamu Sebagai Warisan Kebudayaan Dunia" (kompas,29 maret 2013) di Biofarmaka.ipb.ac.id yang mana ia sempat bahagia ketika mendapat kabar dari wakil Menteri Kebudayaan Prof Dr, Wiendu Nuryanti dan Direktur Jendral Kebudayaan Prof Dr. Katjung Marijan bahwa jamu telah resmi dipersiapkan Kemendikbud untuk resmi diajukan ke lembaga kebudayaan PBB UNESCO demi memperoleh pengakuan sebagai Warisan Kebudayaan Dunia karsa dan karya bangsa Indonesia. Mungkin bukan hanya Jaya Suprana yang bahagia atas kabar ini, tapi lapisan masyarakat Indonesiapun sangat mendukung kesungguhan tersebut, mulai dari tukang jamu ider, jamu gendong, jamu toko, orangtua, masyarakat luas, sampai pemerintah.

Siapa yang tidak kenal jamu, terbuat dari tanaman obat yang banyak kita jumpai di pasar tradisional. Salah satu warisan budaya yang turun temurun dari nenek moyang yang sampai saat ini masih menjadi budaya bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk keluarga besar ibu saya. Berbagai tanaman obat yang kaya akan manfaat tersebar luas di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke. Diramu dengan cara sederhana, mulai dari di godog, diperas sampai dengan cara di parut dan diminum mentah. Salah satu tanaman obat yang banyak manfaatnya dan banyak digunakan untuk obat tradisional atau pencegahan penyakit adalah jahe, seperti pereda flu, masuk angin, batuk, sakit kepala dan lain sebagainya.  

Jika mungkin sepuluh tahun yang lalu, banyak yang menganggap remeh khasiat dan kebiasaan minum jamu, tapi tidak dengan akhir-akhir ini, dimana masyarakat sebaliknya memilih untuk kembali ke alam atau herbal. Mengenal lebih dekat berbagai tanaman obat, bahkan banyak sebagian masyarakat yang memilih untuk menanan tanaman toga di pekarangan rumah. Tidak terlalu sulit membuat jamu sendiri karena kita bisa mendapatkan informasi dari mana saja, mulai dari orangtua hingga konsultan herbal yang marak di televisi. Bahkan tercatat puluhan riset PSB-IPB telah dipatenkan dan berpotensi tinggi untuk dikomersilkan. Kementerian Riset dan Teknologi saat ini menginisiasi kerja sama antara PSB-IPB dengan industri jamu di bawah koordinasi Gabungan Pengusaha Jamu. Jika dulu saya belum pernah mendengar ada dokter yang menganjurkan atau memberikan langsung resep jamu kepada pasiennya, kini setelah mendengar cerita dari ibu, rasanya tidak percaya dan kaget. Dokter memberikan resep jamu ke pasiennya?ini sungguh diluar dugaan saya sebelumnya, karena yang saya ketahui dokter masih anti dengan jamu, tapi tidak dengan dokternya Cak Rochim.

Saya bersyukur sekali karena sampai detik ini masih terus melestarikan warisan budaya nenek moyang yaitu dengan mengkonsumsi jamu, baik dengan cara meracik sendiri ataupun beli di tukang jamu ider (keliling) yang selalu lewat di depan kos-kosan. Siapa yang tidak mau sehat dan cantik dengan jamu, untuk itu mari kita lestarikan jamu sebagai warisan budaya yang turun temurun, jangan sampai warisan ini hilang dan tergerus oleh peradaban yang semakin berkembang. Jika bukan kita, siapa lagi...

***
27 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Referensi :
http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection 
http://biofarmaka.ipb.ac.id/publication/journal 
http://www.beritasatu.com/kesehatan/128950-pusat-studi-biofarmaka-ipb-rintis-obat-herbal-dan-jamu.html
http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-news/brc-info/501-info-jamu-as-world-cultural-heritage-2013








Tuesday 26 August 2014

Impian Sang Pemimpi

"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu."
 ~Andrea Hirata, Sang Pemimpi~
menelusuri satu persatu jutaan mimpi (doc.pribadi)
Tersadar setelah menikah bahwa apa yang disebut dengan mimpi adalah angan-angan yang perlahan tanpa disadari saat ini Tuhan sedang memeluk mimpi-mimpi itu. Dulu, sewaktu saya masih sekolah dasar dan hobi berpetualang sempat berangan-angan, itu terjadi saat sedang menunggu antrian untuk berseluncur dari peresan jembatan menuju sungai. Ingin keliling dunia, batin saya, lalu memejamkan mata dan terjun bebas ke sungai. Byurrr...ya, saat ini saya menyadari sepenuhnya, meninggalkan rumah demi sekolah di Ponorogo. Setelah 7 tahun di Ponorogo, lalu pindah ke Malang kurang lebih 7 tahun, 2 tahun di Batam dan berpindah ke Riau. Selanjutnya biarlah Tuhan yang akan memeluk mimpi-mimpi itu.

Hidup adalah pilihan, maka pilihlan impian yang baik
Tentunya setiap orang memiliki impian yang baik, begitu juga dengan saya. Hidup adalah pilihan, bahagia itu sederhana tapi tidak sesederhana itu. Ketika impian saya waktu kecil ingin keliling dunia, tiba-tiba mendadak berubah saat saya kuliah, apalagi ketika saya menjadi salah satu mahasiswa PKL di daerah tertinggal yaitu di Ponorogo. Kebetulan saya mengambil Psikologi Pendidikan, dan langsung bertemu dan berinteraksi dengan anak-anak special need selama + 2 bulan. Setelah ujian skripsi saya langsung mendapat tawaran mengajar menjadi guru BK "Bimbingan dan Konseling" di dua sekolah swasta, salah satunya sekolah Inklusi. Pindah dan mengajar di Batam, semakin banyak anak-anak khusus yang saya temui dan tangani. Sungguh, ini pekerjaan yang saya sangat nikmati dan syukuri.

Sejak itulah impian saya berubah, mungkin tidak berubah tapi bertambah, ingin menjadi pengajar atau guru bagi anak-anak khusus. Orang boleh mengenal guru BK itu tempatnya anak-anak nakal, tempatnya anak-anak yang memiliki kasus, merokok, pelaku bulliying, bolos, kabur, sulit belajar dan banyak lagi. Tapi bagi saya ini sangat menyenangkan berkumpul dengan mereka, meskipun saat ini saya cuti mengajar karena ada satu hal tapi impian menjadi guru bagi anak-anak khusus masih menjejak di hati.

Rumah itu bernama surga
Selain bermimpi menjadi istri yang baik, ingin keliling dunia dan menjadi guru bagi anak-anak khusus. Rasanya ada yang kurang, yaitu memiliki rumah dengan halaman yang sangat luas. Bukan hanya untuk rumah pribadi saya, suami dan anak-anak, melainkan untuk tempat belajar dan bermain anak-anak sekitar rumah. Kalaupun saya tidak mengajar di sekolah formal setidaknya saya punya tempat sendiri untuk anak-anak lingkungan di rumah, bebas ingin belajar apa aja disini, dengan senang hati saya menerima mereka. Iya, di rumah impian saya, rumah itu bernama surga. Surga untuk keluarga saya dan anak-anak lain.
Rumah impian (dok. pribadi)
Memiliki rumah dan halaman yang luas tentunya menjadi impian semua orang, tapi lebih bahagia lagi jika rumah yang kita huni sangat membuat hati tentram. Rumah yang asri dengan banyak taman dan tanaman, rumah belajar untuk anak-anak berkebutuhan khusus, misalnya anak dengan kesulitan belajar membaca, menulis dan  lain-lain. Pendopo untuk tempat membaca, sedangkan perpustakaan tempat yang paling indah untuk para pecinta buku. Jika bosan di perpustakaan, bisa langsung refreshing di halaman bermain yang berdekatan dengan sungai, ada ayunan, jungkat-jungkit, egrang, dan masih banyak lagi. Benar-benar surga untuk anak-anak.

Mimpi itu tak ada batasnya, tak ada aturannya, jika kamu ingin ke tempat atau sesuatu yang sepertinya tidak mungkin, maka beranilah bermimpi. Mimpi itu seperti do'a, bermimpilah, siapa tahu satu jam, satu hari, satu minggu, satu bulan, atau satu tahun kemudian Tuhan perlahan memeluk mimpi-mimpimu. Percayalah...

 Punya mimpi yang tinggi juga seperti saya? Ayo dibagikan dalam Blog Kontes Mimpi Properti "Mengejar Mimpi" 
 
  ***
26 agustus 2014 
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Sambel Goreng Tempe Kering


Pernah nggak sih teman-teman ngalami badmood cuma gara-gara bingung mau masak apa??hehe, ini mah saya banget. Kadang, ups nggak kadang sih tapi seringkali saya merasa kebingungan saat masuk dapur, duduk di depan kulkas memandang jejeran sayur mayur dan ikan sambil melamun. "Masak apa yaa??", sambil mikir lalu masuk ke kamar buka buku resep makanan, terus balik lagi ke dapur, buka kulkas, balik ke kamar buka buku atau kalau nggak lihat internet, kalau sudah nemu menunya baru deh siap bereksperimen. 

Kalau libur sih nyantai masaknya, sarapan buah, makan siangnya nasi goreng baru malamnya makan di luar. Berbeda lagi kalau hari kerja, setidaknya saya harus mempersiapkan menu selama beberapa hari untuk bekal, kebetulan suami bawa bekal buat makan siang, maklum di tengah hutan hehe. Ribet ya??nggak sih, kalau mau nggak ribet pas pagi hari, cukup disiapkan bahan-bahannya sore sebelumnya. Pagi harinya tinggal goreng ayam atau ikan dan tumis sayur, simpel dan sehat tentunya. Kebetulan saya kan anak kos, dapur umumnya pasti antri kalau pagi-pagi, apalagi satu kos sama anak-anak SMA, ramai dan buru-buru semua. Makannya itu saya pasti stok makanan/lauk kering, favoritnya sambel goreng tempe kering plus kacang, buatnya mudah dan tahan lama, jadi bisa untuk lauk tambahan bekal suami.

Resep makanan kering sambel goreng tempe cukup mudah buatnya, iris tempe tipis lalu goreng sampai kering. Bumbu halusnyapun simpel, bawang merah, bawang putih, cabe merah, dan cabe rawit. Tumis bumbu halus, tambahkan garam, lengkuas, gula merah, jika sudah kental masukkan tempe (bisa ditambahkan kering teri atau kacang tanah yang sudah digoreng, sesuai selera), aduk sampai bumbu tercampur. Jika sudah dingin masukkan ke dalam toples, sangat nikmat untuk lauk tambahan.

Ada yang suka buat sambel goreng tempe kering??

 ***
26 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan




Monday 25 August 2014

Jendela

"Always seeing something, never seeing nothing, being photographer"

Sudut kota Siak
Sungai Siak
Dari luar hanya terlihat jejeran jendela kuno, tapi ketika memasuki area Balairung Sri Museum Budaya dan Sejarah Siak ternyata  sangat berbeda. Setiap jendela memiliki pandangan yang berbeda, foto yang pertama terlihat halaman museum yang sejuk dan jalanan yang lumayan ramai. Sedangkan foto yang kedua terlihat lebih menarik, bukan jalanan ataupun perumahan warga, melainkan salah satu sungai terdalam di Indonesia yaitu sungai Siak.

Ada yang pernah ke sungai Siak Riau??
***
25 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan

Saturday 23 August 2014

Serba-serbi Wanita Hamil di Sekitar Kita


Kapan hari saya bertukar kabar dengan salah seorang teman, mulai dari ngobrol masa-masa sekolah dulu sampai dengan surprise ulang tahun pernikahannya yang kedua tahun. Dia bercerita bahwa dua bulan yang lalu ia ketimpa rezeki diluar dugaan, yaitu positif hamil dan sudah masuk ke bulan kedua (waktu tes). Subhanallah senangnya, apalagi saya, pastinya senang sekali mendengar kabar berita yang sagat bahagia. Awal mulanya tidak ada tanda-tanda yang signifikan kalau di dalam perutnya sudah bersemayam janin, tidak ada gejala apa-apa, normal seperti biasa.
  
Tanda-tanda wanita hamil yang sering saya jumpai diantaranya :
1. Mual di pagi hari
2. Sering pusing 
3. Cepat lelah
4. Tidak suka bau yang menyengat
5. Sensitif
6. Susah buang air besar atau sembelit
7. Sering buang air kecil
8. Sering mengantuk dll

Beberapa tanda-tanda wanita hamil yang saya ugkapkan ke teman saya tersebut ternyata tidak satupun ia merasakannya, mungkin beda-beda kali ya tiap orang gejalanya, diawal tidak merasakan tanda-tanda kemahilan, justru terasanya waktu pertengahan. Wah, enak ya, apalagi teman saya ini bukan ibu rumah tangga yang bekerja di rumah saja, tapi juga mengajar di salah satu sekolah swasta di Surabaya. 

Ngomong-ngomong masalah ibu hamil, saya jadi ingat ketika masih mengajar di malang ataupun di Batam (tahun 2013). Sekali ada satu guru yang hamil, entah ini latah atau kompak, mendadak satu persatu menyusul hamil juga hehe. Seru aja lihatnya, setiap break time atau lunch satu persatu guru-guru yang hamil istirahat di klinik. Ada yang numpang tidur atau meluruskan badan, ada yang minta pijat suster, ada yang tidur di kursi jika tempat tidur penuh dengan anak-anak yang sakit, atau hanya sekedar duduk di kursi sambil ngerumpi hehehe. Seru ya, bangettt...soalnya saya biasanya nimbrung dan jadi tahu banyak hal tentang kehamilan hehe.

Selain sering ikut nimbrung bareng ibu-ibu hamil di klinik, kebetulan teman dekat juga juga sedang hamil saat itu, tapi kantornya beda lantai, saya di lantai dasar dan dia di lantai 1 (guru SD). Maklumat bagi ibu hamil sangat berlaku di sekolah, banyak dispensasi yang diberikan, yaiyalah, saya aja yang nggak hamil sangat bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Kalau sudah masuk waktu shalat dzuhur, rasanya nggak tega lihat teman-teman hamil yang piket musholla, bukan apa-apa masalahnya musholanya ada di lantai 3 hehe. Kadang sebelum balik turun ke kantor atau ke kelas, selonjoran dulu di mushola. Satu lagi, nggak ada angin nggak ada hujan, pas rapat dengan managemen mendadak tanda-tanda wanita hamil membuyarkan suasana rapat, apalagi kalau bukan mual dilanjutkan dengan suara huek. Buru-buru lari keluar ruangan dan terpaksa duduk manis diluar pintu, takut mengganggu suasana.

Terkadang salut juga dengan ibu-ibu hamil yang bekerja, tetap profesional dan bertanggungjawab. Siapapun ibu-ibu hamil, baik yang bekerja sebagai ibu rumah tangga ataupun bekerja diluar rumah, semoga selalu diberi kesehatan aamiin.

sumber gambar : http://www.ibudanbalita.com/artikel/tanda-kehamilan-yang-wajib-ibu-ketahui

***
23 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan




Friday 22 August 2014

Papuma dan Piayu Laut: Pesona Lain Wisata Pantai

"Saat berdiri di ketinggian,melihat pantai dan lautan yang berwarna biru,berhentilah sejenak,pandanglah,resapilah angin yang melambai pelan,lalu bersyukurlah.."
~HM Zwan~

Pantai Papuma Jember - Jawa Timur
"Ini foto dimana mas??"
"Papuma itu, besok tak ajak kesana"
Sepenggal dialog antara saya dan kakak yang saat ini tinggal di Jember, pertama kali dengar nama Papuma ketika melihat salah satu teman yang satu minggu sebelumnya mengupload foto di jejaring sosial. Terlihat dia duduk di bebatuan dan backgroundnya sangat indah sekali, pasir putih dan batu besar yang munjung di tengah laut. Lantas, dua minggu setelahnya saya berlibur ke Jawa dan salah satunya ke Jember. Tuhan menjawab do'a saya, iya saya diajak kakak berlibur ke pantai Papuma. Papuma merupakan pantai yang berada di pesisir selatan Jawa Timur, tepatnya di desa Lojejer - Wuluhan - Jember.
Jejeran pohon jati yang meranggas di sepanjang jalan menuju pantai papuma
Kurang lebih satu jam perjalanan dari daerah Semboro menuju ke pantai Papuma, sampai gerbang ombak kecil sudah menyapa kami di sebrang, kebetulan untuk sampai ke pantai ternyata harus melewati medan yang lumayan menanjak dan berkelok, sesekali melihat deretan pepohonan di sebelah kanan jalan dan terlihat lautan biru yang cantik di sebelah kiri, sungguh, rasa mual yang melanda tiba-tiba hilang dengan sendirinya. Setelah memarkir mobil yang tak jauh dari pantai, saya dan keponakan segera berlari mendekati bibir pantai, menikmati pemandangan pantai di pagi yang sangat indah. Jejeran warna-warni perahu, pasir putih yang bersih dan batu-batu besar di sekitar pantai juga tak kalah indah dan menjadi daya tarik tersendiri.

Pesona lain pantai Papuma, pasir putih dan batu-batu besar yang eksotis
Setelah berenang, bermain pasir di pinggir pantai dan menikmati bekal yang sudah dipersiapkan oleh mbak, ada nasi, sambal goreng kentang, mi goreng, jeruk Semboro dan minumannya ada cincau kesukaan saya produksi liang teh cap panda. Rute selanjutnya jalan-jalan dan wisata kuliner, tapi sebelum pulang ternyata mas saya bukan memutar mobilnya menuju pintu keluar melainkan jalan terus mengikuti jalan aspal. Atau arah ke batu-batu besar (batu munjung/lancip), semakin lurus ternyata pemandangan semakin indah. Melihat batu munjung lebih dekat dan semakin mengikuti jalan, batu-batu dan ombak besar menjadi daya tarik selanjutnya bagi wisatawan seperti kami. Sungguh, ini merupakan pesona lain yang khas dari pantai Papuma. Dan, saya sangat menikmati wisata pantai kali ini. Indah dan sangat berbeda...
Spot terakhir sebelum menuju pintu kelaur, ombak lebih besar

Pantai Piayu Laut Batam
"Dek, jalan yuk?"
"Kemana mas?"
"Ke piayu laut"
Pagi-pagi mendadak suami mengajak jalan, mumpung sedang liburan di Batam, jadi kesempatan asal jalan kami gunakan seseru mungkin. Kebetulan sekali sebelum pulang ke Batam, teman blogger Batam posting tentang Piayu laut, dan ketika saya baca suami juga sempat lihat beberapa foto yang sangat menarik. Jujur, beberap tahun tinggal di Batam tapi belum pernah ke daerah Piayu. Rutenyapun tidak sulit, dari arah Batam center menuju ke arah panbil, dipertigaan panbil belok kiri, lurus terus mentok, sampai ada gerbang bertuliskan Kampung Tua Piayu Laut. Disini kita bebas parkir, dan bebas untuk menikmati pantai yang padat oleh rumah-rumah warga setempat. Tapi jangan resah, karena disini kita lebih bebas berkelana sembari berbincang dengan warga setempat.
Mendekati Piayu Laut ada yang biru, pasir putih dan jejeran pulau-pulau kecil sekitar Batam
Pesona lain Piayu Laut adalah jejeran restoran seafood dan pulau-pulau kecil yang indah
Baru pertama kali menginjakkan kaki di Piayu Laut, duduk santai di bibir pantai. Suami melihat ada dua orang mbak-mbak yang jalan ke atas bukit, karena penasaran kamipun mengikuti mereka. Jalanan bebatuan lumayan nanjak, sampai diatas subhanallah sungguh semakin mempesona. Lautan biru, jejeran pulau-pulau kecil, restoran dan rumah apung para nelayan di bibir pantai yang tak kalah indah.
Pemandangan sebelah kanan dari atas bukit

Lebih dekat dengan rumah apung yang terlihat dari atas bukit
Setelah jalan-jalan ke atas bukit, selanjutnya kami menikmati pemandangan yang berbeda, beberapa anak kecil asik bermain di atas perahu, para nelayan yang sedang mempersiapkan jaringnya dan ibu-ibu yang asik duduk santai melihat laut. Setelah jalan-jalan ke jembatan yang menuju tengah laut, selanjutnya momen yang paling kami tunggu-tunggu adalah masuk ke salah satu restoran yang berjejer di bibir pantai. Bentuknya bukan seperti restoran di kota-kota melainkan restoran rumah apung yang menghadap ke laut dan pulau-pulau kecil yang tepat berada di depannya.

Selain terkenal dengan keindahannya, sisi lain yang tak kalah terkenal dari Piayu laut adalah restoran seafoodnya. Pukul 10.00 kami menuju ke restoran Jawa Melayu, ini rekomendasi teman, katanya enak dan harganya lumayan miring. Sebelum duduk kami diminta untuk memilih langsung menunya, di bawah rumah apung ternyata sudah berjejer kolam-kolam ukuran sedang yang masing-masing berisi kepiting, ikan kerapu, lobster, dan masih banyak lagi. Benar-benar fresh from the sea, kami memilih ikan kerapu kukus dan kepiting berukuran besar, kurang lebih 1,5 kilo hehe.
Sarapan kali ini sangat berbeda, semuanya serba spesial. Menikmati lezatnya kepiting dan ikan kerapu diatas rumah apung yang menghadap langsung ke laut dan pulau kecil tepat di depan kami. Sesekali melihat aktifitas para nelayan dengan speed dan perahunya, sepertinya asik juga menyewa perahu untuk sekedar mengitari pulau-pulau kecil, semoga suatu saat ide ini terlaksana. Selesai makan, kamipun bergegas pulang, satu lagi rekomendasi wisata pantai yang sangat menarik, Piayu Laut Batam.  

Bagi saya, ini adalah wisata pantai yang sangat berkesan, karena saya bukan hanya menikmati pantai Indonesia yang seperti biasa, air laut berwarna biru, kelapa muda, dan pasir putih. Melainkan masing-masing pantai memiliki pesona yang lain dan berbeda, pantai Papuma dengan berbagai koleksi alam batu-batu besar di pinggir dan tengah laut. Sedangkan Piayu Laut dengan keindahan pulau-pulau kecil di tengah laut dan menjadi tujuan utama wisatawan lokal maupun asing untuk menikmati sefood saat berada di Batam.
Semoga bermanfaat...

***
22 agustus 2014
hana_tia@yahoo.com / @hmzwan