Thursday 31 January 2013

Cerita tentang dua anak istimewa


”What kind of book do you take?”
”Science..” jawab endi dengan suara tegas
Setelah mengambil buku,lagi-lagi menggodanya
”endi..”
”What..??” dengan spontan
”Thank you..”
”You’re welcome..” tegas, fasih, berjalan menunduk dengan gayanya yang…..emmm,

****
 
Belum genap satu minggu, entah kebahagiaan itu hinggap di benak saya. Hari senin saya dikagetkan dengan anak khusus saya yang kedua kalinya ia menjadi pemimpin upacara pada apel upacara hari senin, dari jauh kami para guru dan staf berdiri tepat di sebelah kanannya yaitu depan anak-anak dan kami menghadap pemimpin upacara. Panggil saja endi (kls 8b), saya melihatnya dari jauh, jalan tegas, tegap dan tertata khas endi, tatapan ke depan, suara yang lantang dan aku suka dengan suaranya saat memimpin upacara. Bisa dibayangkan, ia berdiri di tengah lapangan, menjadi pemimpin upacara selama + 1 jam, dan ia berhasil. Endi adalah salah satu dari sekian murid saya yang termasuk golongan khusus, tapi sejauh ini perkembangan akademiknya sangat bagus. Berbicaranya masih terbata-bata tapi sekali berbicara tegas dan mantab, yang membuat saya senang yaitu saat ia kami ajak berbicara dalam bahasa inggris, ia menjawab dengan fasih dengan logat englishnya yang….heummm,excellent!!!! Kadang saya dan teman sengaja menyetop endi saat ia melewati ruang BK tempat saya bekerja, dan dengan sengaja kami mengajaknya berbicara dengan bahasa inggris…dengan lancar, fasih dan benar ia menjawab pertanyaan kami. Dan saya senang….apalagi ketika saya dikejutkan dengan kali keduanya ia menjadi pemimpin upacara, saya bangga nak…
Namanya anta (kls 7a), tak jauh beda dengan endi. Anta siswa baru yang masih 1 semester ini belajar di SMP tempat saya mengajar. Tinggi dan berkacamata, itu khas anta, yaaa samalah tingginya dengan endi dan dua-duanya memakai kacamata tebal. Awal masuk anta sering memukul dan melempar batu kepada teman-temannya dan anak SD. Kebetulan SD dgn SMP masih satu lokasi, anta sering di ejek dan dipanggil “anak autis” oleh anak-anak SD, ia tidak terima dengan julukan itu akhirnya ia mengejar anak-anak itu, kadang langsung melempar batu dan memukul anak-anak tersebut. Setelah beberapa kali saya memberikan pengertian kepada anta, syukurlah sekarang perilaku yang buruk itu sudah hilang. Bahkan kebiasaannya yang suka memeluk teman-teman baik perempuan maupun laki-laki juga sudah hilang, syukurlah….
Hari ini, jam terakhir saya mengajar di kelas anta. Saat saya memberi salam, ia sibuk melihat sesuatu yang menurutnya menarik, ya memang begitulah anak khusus yang satu ini lebih sering tertarik dengan hal yang menurutnya aneh dan menarik tentunya. Akhirnya saya menyuruh anta maju ke depan dan saya minta ia memberi salam kepada teman-temannya, memang ia belum fasih sepenuhnya mengucapkan “Assalamualykum warahmatullahi wabarakatuh”, hanya depannya saja dan terakhirnya hanya imik-imik saja tanpa suara dan kadang ngawur dan tentunya dengan banyak gerakan. Beberapa kali saya menyuruhnya untuk mengucapkan salam hingga sempurna tapi belum juga bisa dan berhasil, dan hari ini ia bisa mengucapkan kalimat tersebut, tanpa saya suruh teman-teman satu kelas bertepuk tangan dan saya bahagia…terima kasih..!!!!
*****
Membina, belajar dan berbagi dengan anak-anak berkebutuhan khusus memang menjadi tantangan yang luar biasa bagi saya…..terima kasih atas kesempatan langka ini.

#(repost dari catatan seorang guru BK)

29 comments:

  1. tantangan yang luar biasa ya, tapi ada kepuasan kalau meilhat anak-anak berkebutuhan khusus itu happy

    ReplyDelete
  2. ciiiieeeee,, mbak yang lagi seneng,,
    menyenangkan ya mbak bisa berinteraksi lngsung dngan anak2,,
    jd pngen,,

    ReplyDelete
  3. Ngajar anak2 selalu penuh kejutan y bu... dan yg paling asiknya lagi, kalo mereka berbuat baik karena nasihat kita, I.a gurunya juga dapet pahala juga:-)

    ReplyDelete
  4. wow, benar-benar tantangan yang luar biasa ...

    Salam

    ReplyDelete
  5. bener is, menyenangkan. dan jengkel juga kalau teman-teman yang reguler godain terus.. :)

    ReplyDelete
  6. Sebagai guru konseling rasanya puas banget bisa mendidik anak dan kemudian memiliki kelebihan diatas rata-rata :)

    ReplyDelete
  7. subhanallah, anak kayak gitu juga ada disekolahan tempat niar biasa keliilng mbak, dan bener2 minta perhatian banget tapi sebenernya anaknya pinter lho yaa :D

    salut sama endi dan anta yaa :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. keliling???km ngapain nduk keliling sekolah??hehehe

      Delete
  8. aku juga senang dengan anak-anak, dan punya impian tumbuh dalam lingkuangan yg banyak anak-anak :)

    ReplyDelete
  9. dl di TK tempat anak2 sklh juga menerima anak berkebutuhan khusus spt itu mbak.. sy perhatiin sbg guru hrs penuh kesabaran ya, tapi bagus juga di campur gitu.. Jd anak2 lain pun belajar bertoleransi dan peduli :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyha mbk myra,memang kudu sabar banget aplge kl msh TK :D

      Delete
  10. selalu menyenangkan bersama dengan anak2, dan anak2 istimewa itu, mereka hadir dengan anugerah Tuhan yang juga tak kalah istimewa,

    nitip peluk cium buat endi dan anta...

    ReplyDelete
  11. setiap anak istimewa ya... selalu ada hal yang bisa dibanggakan apapun kondisi mereka. Keren deh buat gurunya juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yub,bener mbk haya...xixixixixi,makasihhh :D

      Delete
  12. Subhanallah...
    Kagum banget sama guru yang bisa memberi pengajaran pada anak-anak yang berkebutuhan khusu kek gitu... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe iyha kak,salut bangetttt rasanya..saya aja yg baru kek gitu rasanya seneng bgtt aplge yg di sekolah khusus :D

      Delete
  13. Salah satu kepuasan yang dirasakan oleh seorang guru adalah manakala anak asuhnya makin meningkat kompetensinya...

    ReplyDelete
  14. Pasti diperlukan kesabaran dan ketulusan untuk bisa menghadapi mereka yah Zwan:-)

    Prestasi sekecil apapun akan sangat berharga:-)
    Ikutan seneng jugaaaa:-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yub,bener banget bi...kadang sesekali capek tapi kl dah ada hasilnya seneng bangett :D

      Delete
  15. Guru juga bisa belajar dari murid ya mak, khususnya dari murid2 yang inspiratif :)

    ReplyDelete