Showing posts with label Traveling. Show all posts
Showing posts with label Traveling. Show all posts

Saturday 24 September 2016

Pengalaman Pertama Naik Kapal Roro Membawa Bayi

Pengalaman Pertama Naik Kapal Roro Membawa Bayi. Beberapa hari yang lalu, saya dan suami berkesempatan ngajak Bubuky (pangilan anak saya, usia 9 bulan) naik kapal roro dari Batam – Kepulauan Riau menuju Pulau Sumatera, tepatnya Kota Siak Sri Indrapura - Riau. Kok naik kapal roro?kebetulan kami mau bawa mobil pribadi ke Siak, jadinya harus naik kapal roro. Perjalanan kali ini hanya membutuhkan waktu satu hari, dengan dua kali ganti kapal roro, yaitu dari Batam – Tanjung Balai Karimun, Tanjung Balai Karimun – Buton Siak. Dari Batam kapal berangkat pukul 10.00 dan dari Tanjung Balai Karimun kapal berangkat pukul 21.00. Sampai Buton pukul 08.30. Cerita tentang kapal roro, harga tiket dll akan saya tulis di postingan berbeda. 
Yuk, simak selanjutnya cerita pengalaman pertama saya dan suami naik kapal roro membawa bayi… 


Pengalaman Pertama Naik Kapal Roro Membawa Bayi 
Gimana kondisi dan keadaan di dalam kapal roro?
Pertama, bising pastinya. Suara mesin kapal dan terjangan ombak lumayan terdengar. Selain itu, banyak jendela besar yang terbuka. Kedua, angin kencang. Di kapal pertama, ruangan paling belakang yang ada tempat untuk tidur, jendelanya lumayan besar disebelah kanan dan kiri. Ukuran masing-masig jendela kurang lebih 2x1 meter, pas banget nggak ada kacanya, sepertinya rusak, jadi lumayan kencang anginnya. Kalau ada kacanya kan enak, bisa ditutup salah satu. Adek bayinya gimana?? Kebetulan tempat untuk tidur ada 2 lantai, jadi saya pilih tidur di lantai bawah di pojok, karena disitu minin angin. Di kapal kedua (malam), ruangan untuk tidur ada jendela besarnya satu (sebelah kanan kiri), pas banget ketika saya datang tempat tidurnya sudah penuh. Untung ada ibu-ibu yang baik hati, satu tempat tidur dikasih ke saya karena mungkin saya bawa bayi. Masalahnya tempat tidur saya pas banget di depan jendela besar, tapi untungnya ada penutup, jadi sebelum tidur bisa ditutup. Ketiga, bisa pilih tempat duduk. Di kapal roro ada dua pilihan tempat duduk, yang pertama kursi sender biasa, yang kedua lesehan yang bisa digunakan untuk tidur. Saya pilih yang lesehan, tinggal gelar bed cover tebal untuk bayi, Bubuky langsung anteng deh sama mainannya.


Apa saja yang perlu disiapkan? 
Banyak hal, tapi yang nomor satu adalah mental ibu. Hati dan pikiran harus tenang, jangan berpikir negatif. Misalnya, duh, gimana ya nanti Bubuky kalau di kapal??mabok nggak ya??masuk angin nggak ya??bisa tidur nggak ya??tidurnya gimana nanti??mana perjalannnya lama, satu hari..bla bla bla bla. Awalnya ketika saya dan suami sudah memutuskan balik dari Batam ke Siak Riau menggunakan kapal roro tidak ada keraguan, saya oke saja nggak ada masalah. Tapi, ketika kami silaturahmi ke rumah teman suami, mendadak mereka menghawatirkan Bubuky pas mereka tahu kalau kami bakal balik ke Siak menggunakan kapal roro. ”Yang bener te…Bubuky ikut naik kapal roro??nggak kasihan??masih bayi lo, masih kecil banget. Udahlah naik pesawat aja biar oom sendiri yang naik kapal roro”. Terbawa rasa khawatir hanya satu hari, setelahnya tidak ada masalah. Baiklah, kami akan bawa Bubuky naik kapal roro, Bismillahirrahmaanirrahim, semoga perjalanan lancar. Intinya, ibu dan bapak harus santai, tenang, tidak khawatir dan nikmati perjalanan. Ohya, harus sehat ya..^^ 


Apa saja yang perlu dibawa saat naik diatas kapal?
Perjalanan naik kapal roro yang pertama Batam – Tanjung Balai Karimun dari pukul 10.00 – 19.30. Kapal roro yang kedua dari Tanjung Balai Karimun – Buton Siak dari pukul 21.00 – 08.30. 
Sengaja saya persiapkan satu tas khusus untuk dibawa saat naik diatas kapal, berikut barang-barang yang saya bawa di tas anak/bayi : 
1. Baju/celana lengan panjang (2) pasang 
2. Jaket/switer (1) 
3. Topi, saya bawa topi rajut 
4. Popok instan (6), kalau kurang gimana??jika perjalanan menggunakan kapal roro tidak membawa mobil, otomatis bawa stok popok instan lebih dari 10 kan??, ibu bisa ambil kapanpun di tas/koper. Tapi kalau perjalanannya menggunakan mobil, ibu bisa ambil di mobil yang terparkir di lantai dasar kapal. Kalau kehabisan gimana??Intinya, bawa popok instan lebih dari 10 ya bu. Di kapal nggak ada yang jual popok, adanya pop mie hehe. 
5. Tisu basah 
6. Tisu kering 
7. Obat-obatan (untuk persiapan/jaga-jaga saja), saya bawa paracetamol sama vitamin. 
8. Minyak telon, minyak kayu putih, balsem bayi 
9. Kapas, untuk telinga bayi 
10. Mainan bayi 

Berikut barang anak/bayi di tas khusus makanan ibu dan bapak : 
1. Piring, gelas dan sendok makan 
2. Makanan pendamping ASI instan (roti) 
3. Madu 
4. Air mineral 

Perlengkapan lain : 
1. Bed cover tebal, untuk alas tidur bayi 
2. Bantal 


Gimana kabarnya Bubuky waktu naik kapal roro? 
Kabarnya sih dia baik-baik saja hehe, Alhamdulillah ini anak ngelepos, tidur terus waktu naik kapal roro, yaaa sesuailah sama panggilannya, Bubuky hehehehe. Pas naik kapal roro pertama (siang), Bubuky tidur dua kali, masing-masing 2 jam, sisanya baca buku katalog tv, mainan tali, mainan kecrekan dan bercanda sama bapaknya. Ibunya, tidur kakakkk hehehe. Pas naik kapal roro kedua (malam), Bubuky tidur dua kali. Pukul 22.00 – 04.30, sangking ngelepos ibunya, sampai-sampai nggak tahu kalau anaknya mainin/jambak-jambak rambut ibu yang tidur disampingnya, ckckckck. Untung saya bangun, jadi buru-buru beresin tangan Bubuky, maafin Bubuky ya buuu….^^. 

Bubuky sempat terbangun beberapa kali, setelah dikasih ASI lanjut tidur lagi. Yang kedua, pagi pukul 07.00-08.00. Kira-kira kapok nggak naik kapal roro ngajak bayi??nggak dong, malah seru dan pingin naik lagi, lagi dan lagi. Yang kemarin itu kurang kayaknya hehehe. Seru aja rasanya nggendong Bubuky keliling pelabuhan sebelum mobil masuk ke kapal roro, lihat banyak kapal yang bersandar, lihat perahu-perahu kecil di tengah laut, lihat kapal-kapal besar, ngemper cantik di pelabuhan nunggu loket tiket buka, ketemu orang-orang baru di dalam kapal, menikmati sunrise/sunset dan banyak banget. Pokoknya, perjalanan kali ini seru banget. 


Ohya, sampai rumah setelah nyapu dan beberes rumah, Bubuky langsung saya mandikan pakai air hangat. Setelah itu, Bubuky saya pijat pakai campuran bawang merah iris, minyak goreng dan jeruk nipis yang saya bejek-bejek (duh,ini bahasanya…xixixi, pokoknya diremas-remas sampai minyak di irisan bawang merah keluar). Selang beberapa menit, Bubuky saya kasih ASI, langsung deh tidur ngelepos sampai sore, lanjut habis maghrib sampai pagi. Bangun pukul 06.00 dan langsung senyam senyum lihat bapaknya, Alhamdulillah nggak rewel, artinya ini anak aman terkendali hehe. Ohya, dua hari setelah perjalanan Bubuky sering saya pijat badannya, mulai dari kaki, tangan, badan, pundak, punggung sampai telinga, biar badannya enak dan tidurnya nyenyak. 

Teman-teman, ada yang pernah punya pengalaman serupa??gimana rasanya??ayo dong sharing….^^ 

 ****

Sunday 18 September 2016

Pengalaman Pertama Naik Speed Boat Membawa Bayi

Assalamu’alaikum….holaaa haloo apa kabar teman HM Zwan??semoga sehat selalu yaaa. Mohon maaf banget lama nggak silaturahmi dan update curhatan di blog, selain hp hilang, ternyata leptop juga ikutan eror, jadi sama sekali nggak bisa dipakai. Walhasil nunggu hampir dua bulan buat dioperasi di Batam, dan Alhamdulillah hari ini leptop sudah bisa dipakai. Hore… 


Ngomongin soal Batam, beberapa hari yang lalu sebelum balik ke Batam, saya berkesempatan untuk mengajak Bubuky (usia 8 bulan) naik speed boat dari Kota Siak Sri Indrapura menuju Kota Pekanbaru. Kebetulan dari Kota Siak belum ada transportasi (seperti bis antar kota) ke Kota Pekanbaru, adanya hanya dengan dua cara yaitu menggunakan transportasi sungai, speed boat dan darat, travel. Biasanya kalau naik travel (mobil pribadi) dari Kota Siak berangkatnya rata-rata jam 7-8, sedangkan saat itu suami pulang kerja pukul 08.00, jadinya kami memutuskan untuk naik speed boat. Satu hari ada dua kali jadwal pemberangkatan dari Kota Siak menuju Kota Pekanbaru, yaitu pukul 09.00 dan 14.00. 

Pengalaman Pertama Naik Speed Boat Membawa Bayi
Apa saja yang perlu dipersiapkan? 
Nggak ada yang banyak dipersiapkan, yang penting pastikan anak/bayi sehat, ibu dan bapak optimis. Artinya nggak usah takut, santai aja, kan mau liburan hehehe. 
Apa saja yang perlu dibawa? 
Berikut barang yang harus dibawa ditas anak/bayi, baju ganti, jaket/switer, tisu, obat-obatan, minyak, kipas, dll. Siapa tau ada kejadian yang tidak diinginkan, misalnya anak/bayi muntah, masuk angin dll. Ohya, jangan lupa bawa kipas ya, soalnya jam siang biasanya kondisi di dalam speed lumayan panas, jadi kerasa gerahnya. Paling-paling setengah jam sebelum sampai pelabuhan biasanya kondisi di dalam speed boat lumayan panas. 
Gimana kondisi dan keadaan di dalam speed boat?
Pertama, bising pastinya, karena suara mesin speed boat lumayan keras, jadi pastikan jendela belakang ditutup atau kalau terbuka minta tolong sama penjaganya untuk menutup. Ohya, telinga bubuky saya kasih (sumpel) kapas, kayak naik pesawat gitu hehehe. Kedua, anginnya kencang apalagi kalau atap bagian depan terbuka karena tertiup angin, tapi biasanya langsung dibenerin sama penjaganya. Ketiga, pilih bangku agak dibelakang, karena kan pakai atap bawaan speed bukan terpal. Nomor dua atau tiga dari belakang. 


Alhamdulillah dari pertama naik speed boat, Bubuky lumayan anteng, celingak celinguk lihat kanan kiri. Apalagi kalau pas papasan sama kapal tongkang, ngambil penumpang, pasti lonjak-lonjak senang. Dari berangkat sampai turun di pelabuhan, Bubuky nggak tidur sama sekali, mungkin karena bising suara mesin speed boat dan pas banget cuacanya panas. 

Kira-kira kapok nggak naik speed boat ngajak bayi??Alhamdulillah nggak, pengalaman pertama yang berkesan buat saya dan suami. Bisa ngenalin anak banyak hal, mulai dari melihat sungai, kapal tongkang, pabrik kayu, pltu, jembatan Siak, dan lain sebagainya. Pokoknya seru banget…. 

Teman-teman ada yang punya pengalaman ngajak bayi/anak naik speed boat??gimana rasanya?? 

***

Tuesday 19 April 2016

Traveling Bersama Si Kecil Tak Lagi Memusingkan dengan 7 Tips Ampuh Ini

(sumber foto : deviantart)

Pernah nggak   kebayang   gimana   ribetnya   traveling   bareng   anak-anak? Kalau biasanya saat   traveling seorang diri atau berdua sama suami, kita nggak perlu melakukan persiapan ekstra, hal berbeda saat kita harus traveling bersama balita. Hal ini membuat traveling bersama anak-anak menjadi sebuah mimpi buruk, apalagi buat ibu baru seperti saya yang belum pernah punya pengalaman traveling bersama balita. Begitu sampai kota tujuan, kita bisa  bernapas   lega   karena   anak-anak   bisa   ‘dilepas’ untuk bermain,   tapi   bagaimana   saat   di   dalam   pesawat?   Membawa   balita   naik   pesawat   bukanlah perkara  mudah.  Kita  harus melakukan  persiapan  sebaik  mungkin  agar  perjalanan   menjadi menyenangkan dan tidak mengganggu kenyamanan penumpang lain. Bagaimana caranya?Berikut ini tujuh tips persiapan jitu bersama si kecil saat dalam pesawat :

           1. Prinsip satu anak satu ransel
       
Anak-anak di atas usia 3 tahun harus dilatih bertanggung jawab. Mereka sudah bisa membawa ransel   kecil   berisi   snack   dan   mainan   favoritnya. Jika   anak-anak   sudah   membawa   barang
kesayangan masing-masing, kita bisa mengisi koper dengan keperluan penting lainnya. Traveling  bersama anak-anak   berarti   barang bawaan   membengkak.   Beruntung   saat   ini beberapa   maskapai   menyediakan   fasilitas   bagasi   lebih,   Malaysia  Airlines   misalnya.   Dari informasi yang ada di halaman  Malaysia Airlines di Traveloka  bahwa maskapai ini memberi
bagasi gratis 30 kg untuk kelas ekonomi dan 40 kg untuk kelas bisnis, sehingga kita tidak perlu
risau lagi.

 2. Siapkan baju ganti dan popok di kabin

Traveling bersama anak-anak berarti harus siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Di dalam pesawat, si kecil bisa saja berulah sehingga membuat pakaiannya basah dan butuh
diganti. Untuk itu, siapkan selalu baju ganti untuk anak-anak di tas yang dibawa ke dalam kabin.
Selain baju ganti, kita juga perlu membawa popok untuk si kecil. Kita tidak pernah tahu apa
yang bisa terjadi di atas udara. Popok cadangan ini juga harus disimpan di tas yang dibawa ke
dalam kabin.
                     3. Bawa selalu baju hangat

                  Baju hangat mutlak diperlukan anak-anak di dalam pesawat. Suhu udara yang bisa berubah
dengan cepat di dalam pesawat membuat kita harus menyiapkan selimut atau jaket untuk si
kecil. Selain baju hangat, kita juga bisa membawa minyak telon untuk menghangatkan tubuh
si kecil.
 

          Baca juga : [TravelGuideSehari di Siak, Kemana Saja??

                     4. Obat-obatan pribadi

               Anak kita memiliki alergi terhadap udara dingin? Obat-obatan pribadi wajib ada di dalam daftar
barang bawaan. Kita tentu tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada si kecil. Kita bisa meletakkan obat-
obatan di kantong terluar dari tas, agar mudah mengambilnya saat dibutuhkan.

                     5. Pereda nyeri telinga
              Kita seringkali mengalami nyeri telinga saat  pesawat take off dan landing? Jika kita saja
mengalami hal yang seperti ini, si kecil juga bisa mengalaminya.
 Benda yang paling umum digunakan adalah ear muffs yang berbentuk seperti headset dan
tebal. Ear muffs mampu meredam nyeri yang ditimbulkan oleh perubahan tekanan udara di
dalam pesawat.
Tak ada ear muffs? Tenang, masih ada cara lain yang bisa kita lakukan. Jika anak sudah bisa
makan permen karet, berikan saja permen karet agar ia terus mengunyah. Untuk bayi, Anda
bisa memberikan botol susunya dan biarkan dia minum. Gerakan mengunyah dan menyusu ini
dipercaya mampu meredakan nyeri pada telinga si kecil.

                     6. Ke toilet dan ganti popok sebelum naik pesawat

                   Sebelum naik ke pesawat, pastikan anak-anak sudah menyelesaikan urusan toiletnya. Untuk
bayi, ganti popoknya sebelum terbang meskipun tampaknya masih belum perlu diganti.

                     7. Bebaskan anak bermain sebelum naik pesawat
                   Biarkan   anak-anak  bermain  sepuasnya   sebelum   naik  pesawat.   Jangan suruh  mereka  diam karena  itu   bisa  dilakukannya  di  dalam  pesawat  nanti.   Ketika   anak-anak  puas   bermain   dan
sudah menghabiskan energinya, kemungkinan besar mereka tak akan hiperaktif saat di dalam
pesawat karena kelelahan.
                   
                 Bulan depan sepertinya saya akan traveling bersama bayi naik pesawat, sempat risau dan bingung karena baru pertama kali membawa bayi untuk traveling. Risau, bingung dan ribet karena mikir yang nggak-nggak, gimana ya nanti si kecil pas di pesawat?dan blab la bla. Setidaknya hal-hal diatas cukup meringankan kerisauan saya saat ini. Nah, teman-teman punya pengalaman traveling naik peswat sama anak-anak??ayo dong sharing…^^

****

Tuesday 17 November 2015

Tembilahan : Ilong

Halo....
Sebenarnya, ini cerita lamaa banget, petualangan darat ke pelosok Riau. Kota kecil bernama Tembilahan. Ketika pertama kali melihat laut di Tembilahan Riau, sempat bertanya-tanya dalam hati, "itu ijo-ijo di tengah laut apa ya??". Pertanyaan dalam hati tersebut diam-diam saya simpan dalam memori, pasti nanti ketemu jawabannya. Sore hari jelang maghrib, kebetulan saya nyebrang ke daerah sebrang, hanya sedikit tanaman ijo yang muncul di permukaan laut. Akhirnya saya menikmati semilir angin dan nikmatnya naik pompong dengan banyak penumpang dan dua sepeda motor. Ngeri-ngeri sedap sih, tapi seru.

Baca juga : Perjalanan Jauh Siak-Tembilahan

Setelah menginap di rumah saudara selama tiga hari dua malam, pagi hari pukul 07.00 saya dan beberapa saudara mau nyebrang ke kota Tembilahan. Ternyata saya melihat banyak sekali tanaman yang sempat membuat penasaran, sesekali menikmati genjotan perahu pompong, saya ngobrol sama bulek yang tinggal di Tembilahan. Tanaman dilaut namanya ilong, kalau bahasa Jawa namanya....duh, lupa saya hehe. Sempat heran juga pas lihat laut di sini, kok warnanya cokelat ya??biasanya laut kan warnanya rada jernih (maklum orang desa, taunya laut itu warna airnya biru dan hijau hehehe). Jadi, tanaman ilong ini munculnya ketika air laut pasang saja, jumlahnya banyak sekali. Kadang mengganggu perahu pompong yang lewat, kebayang kan mendadak perahu berhenti gara-gara ada tanaman ilong yang nyantol hehehe. Untung pas saya naik aman dan terkendali, alhamdulillah sampai  kota dengan selamat.

Ilong di tengah laut..
Kota Tembilahan dari tengah laut


Teman-teman ada yang tau nama lain tanaman ilong...??


***

Thursday 29 October 2015

Tips Naik Kapal Aman untuk Ibu Hamil


Tips naik kapal aman untuk ibu hamil. Awal bulan oktober akhirnya saya bisa ke Batam, uhuy, awalnya mau naik pesawat dari Pekanbaru, tapi apa daya, 30 menit sebelum berangkat, pesawat dibatalkan terbang karena kabut asap yang sangat pekat. Akhirnya, opsi selanjutnya adalah naik kapal ferry (Buton Siak Riau - Batam). Kalau naik pesawat dari Pekanbaru-Batam, hanya butuh waktu 45 menit, tapi kalau naik kapal ferry, lumayan lama yaitu 5 jam. Yasudah, demi keselamatan, akhirnya esok harinya kami berangkat ke pelabuhan, antri beli tiket, tunggu kapal datang jam 12.00, dan jam 13.00 siap meluncur menuju Batam. Eh, kok nggak langsung aja ke pelabuhan??kapal ferry Siak-Batam (begitu juga sebaliknya), sehari satu kali pemberangkatan kakak..

Nggak seperti biasa, kali ini rute Siak-Batam pakai dua kapal, maklumlah penumpangnya membludak, bener-bener kayak hari raya. Lha gimana nggak membludak, satu-satunya jalan biar bisa ke mana-mana ya lewat Batam, karena jalur udara daerah Sumatera benar-benar nggak memungkinkan. Biasanya saya ambil tempat duduk di VIP lantai dua (bayarnya sama aja), kali ini kalah cepat, akhirnya dapat duduk di bawah. Lumayan empet-empetan, karena spacenya sempit nggak kayak di lantai dua. Tapi nggak papalah, yang penting dapat tempat duduk dan bisa lihat film dengan bahagia hehe.

Tips Naik Kapal untuk Ibu Hamil
Ibu hamil boleh saja naik kapal laut, asal perhatikan hal-hal berikut ini yaa:

1. Usia kehamilan
Dulu, waktu lebaran, pas saya gagal pulang kampung. Pinginnya balik ke Batam, ternyata banyak teman-teman suami yang nggak ngebolehin, karena waktu itu kehamilan saya masih muda (trimester pertama akhir). Dan saran dokter kandungan juga, kalau bisa nanti saja pas trimester kedua atau awal trimester ketiga. Karena goncangan di kapal itu lebih daripada di pesawat, takutnya kenapa-napa di tengah perjalanan. Kebetulan yang perjalanan ini, usia kehamilan jalan di trimester kedua, alhmadulillah aman dan sehat. Intinya, perjalanan laut boleh dan aman di trimester kedua dan ketiga awal, hindari perjalanan laut di usia kehamilan 7 bulan ke atas.
2. Bawa obat
Wajib nih untuk ibu hamil, bawa obat selama bepergian. Kebetulan kemarin sebelum berangkat, minum obat penguat kandungan dulu dari dokter. 
3. Jangan bawa bawaan berat
Satu koper dan satu ransel semua dibawa suami, saya cuma bawa tas selempang sama kardus yang isinya oleh-oleh kerupuk ikan hehehe. Intinya, ibu hamil jangan bawa bawaan yang berat ya, nanti kecapekan loh hehehe. Kalau bawa kerupuk ikan sekerdus berat nggak??ya nggaklah,nggak berasa bawa apa-apa hehe.
4. Memakai pakaian/ootd yang nyaman
Ini penting banget, kemanapun perjalananya, pakaian/ootd itu harus senyaman mungkin. Kala itu saya pakai gamis longgar dan sepatu slip on, jadi nyaman dan nyantai banget. Naik ke kapalnya gimana??kan harus lewat jembatan kayu??ya nggak gimana-gimana, tetep bisa dan nggak ribet kok, soalnya penumpang yang mau naik kapal dipapah/dipegangi sama kru kapal, jadi, aman.
5. Jalan-jalan dan menggerakkan kaki selama di kapal
Kebetulan perjalanan dari Siak Riau-Batam naik kapal kan 5 jam, masak selama 5 jam duduk terus, itu nggak baik untuk ibu hamil. Setiap 1,5 jam kapal berhenti di berbagai pulau kecil di Riau untuk ambil penumpang, jadi setiap berhenti saya jalan-jalan, entah itu hanya keliling atau ke toilet (maklum ibu hamil kan beser hehe). Intinya, harus menggerakkan kaki atau stretching, biar nggak bengkak kakinya.
6. Banyak minum air putih
Harus nih, jangan sampai dehidrasi ya. Takut beser??tenang aja, di kapal kan ada banyak toilet, tapi harus hati-hati karena meskipun toilet duduk tapi goncangannya bener-bener kerasa. Banyak do'a ya hehe...
7. Bawa permen atau cokelat
Buat persiapan kalau tiba-tiba mual, pingin muntah dan pingin yang manis-manis.
8. Bawa buku kehamilan
Kalau mau naik pesawat kan wajib nyerahin surat rujukan dari dokter atau kalau nggak bawa buku kehamilan, soalnya ini wajib hukumnya. Tapi kalau naik kapal, kemarin saya nggak ditanyain (mungkin karena penumpangnya membludak),tapi tetep dong saya bawa buat persiapan aja. Intinya, bawa aja buku kehamilan atau surat rujukan, takutnya nanti ditanyain. Sedia payung sebelum hujan gitu hehe.

Alhamdulillah, sampai Batam dengan selamat, sehat dan bahagia. Teman-teman punya pengalaman yang sama nggak??ayo dong sharing...^^


***









Wednesday 14 October 2015

Gara-gara Kabut Asap Pekat, Pesawat Tak Jadi Berangkat


Gara-gara kabut asap pekat, pesawat tak jadi berangkat. Minggu lalu, drama mencari tiket pesawat adalah hal yang paling menegangkan buat kami. Kok bisa??kebetulan kami tinggal di Siak Riau, artinya daerah yang kami tinggali terkena bencana kabut asap. Dua bulan lamanya asap pekat juga belum hilang, semakin kesini semakin pekat dan gelap. Tiga hari sebelum hari H kami merencanakan pulang ke Batam, Siak diguyur hujan, begitu juga dengan di kota Pekanbaru, Alhamdulillah. Biasanya setelah turun hujan, cuaca menjadi lumayan terang, nggak gelap. Besoknya kami booking tiket pesawat menuju Batam. Dan, di hari H, ternyata pas kami buka pintu lepas subuh, kabut asapnya tebal sekali, duh Gusti....gimana ini??*sambil pandang-pandangan mata hahaha*. Karena tiket sudah ditangan, dan dengan mengucapkan Bismillah, kami berangkat menuju kota Pekanbaru pagi-pagi sekali, jam 06.30. 

Dari daerah tempat tinggal kami sampai kota Pekanbaru cuacanya benar-benar memprihatinkan, kabut asap sangat tebal dan jarak pandang 50 meter. Bahkan pas masih di daerah sebrang (sebrang jembatan Siak), jarak pandang hanya 10 meter, jadi bener-bener harus waspada dan fokus jadi asisten pak sopir alias suami hehehe. Sampai kota Pekanbaru pukul 10.00, kok lama banget??macet di daerah Maredan karena ada perbaikan jalan. Rencana pesawat berangkat pukul 11.50, artinya kami harus sampai di bandara SSQ II satu jam sebelumnya. Antar mobil dulu ke rumah teman buat dititipin, tapi sampai bandara ternyata tidak sesuai dengan rencana, setelah check in dan menunggu satu jam sambil lesehan di lantai sambil nyemil pastel ahahaha. Akhirnya ada pengumuman kalau penerbangan PKU-BTH di batalkan, kecewa??nggak juga, karena perjalanan kali ini bener-bener tidak bisa di prediksi karena kabut asap. Jadi, bener-bener sudah disipakan, kalau nggak bisa naik pesawat, opsi selanjutnya adalah naik kalap ferry.


Terus, gimana tiket pesawatnya??uang balik atau malah nggak balik alias rugi??
Setelah pengumuman, akhirnya kami menuju ke lantai bawah ke kantor maskapai Citilink untuk klaim tiket pesawat. Lumayan antri panjang, sebagian besar ada yang kecewa, sebagian lagi ada yang lempeng-lempeng aja seperti kami hehehe *baca pasrah*. Tiket bisa ditukar dengan uang cash (di tempat atau di kantor maskapai di bandara) apabila beli tiketnya langsung melalui website citilink, nggak perlu nunggu berhari-hari atau berbulan-bulan, tapi langsung dibayar cash. Kalau beli tiketnya melalui agen travel, nanti kita dikasih surat rekomendasi dari pihak maskapai, dan langsung bisa di klaim di agen travel. 

Hati-hati. Ohya, pas kami ketemu bapak-bapak di kapal, ternyata beliau beli tiket di agen travel online ternama. Klaim tiket peswatnya (yang batal terbang) sampai berbulan-bulan lo nggak cair, sempat kaget juga. Untung kami belinya di agen travel milik teman, jadi Alhamdulillah aman. Intinya, harus teliti sebelum beli tiket ya temans...

Teman-teman punya cerita yang sama nggak??gagal terbang naik pesawat gara-gara sesuatu??


***