Pernah dengar atau baca quotenya Andrea Hirata yang ini "Bermimpilah,karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu..."?. Mungkin saat itu Allah sedang memeluk mimpi-mimpi saya. Dari dulu, ketika ada teman yang sedang berlibur dan memperlihatkan kota yang tengah dikunjungi, saya selalu mbatin "suatu saat saya akan disitu". Tepat tanggal 28 oktober 2016, saya, suami dan bubuky (10 bulan) berkesempatan jalan-jalan di beberapa kota dan provinsi di jalur lintas timur Sumatera. Diantaranya ada Riau, Jambi, Palembang dan Lampung. Bonusnya merasakan sensasi macet Ibukota Jakarta.
Lalu, adakah kisah dan pengalaman menarik ketika melintasi kota ataupun provinsi tersebut??yuk ah, simak pengalaman saya berikut...
Kesan Pertama Ketika Melewati Beberapa Provinsi di Jalur Lintas Timur Sumatera
1. Riau
Sepanjang perjalanan dari Kota Siak sampai daerah Seberida, perbatasan Riau Jambi, kanan kiri jalan banyak ditemui tanaman pohon sawit. Jalan di area Riau, terutama menuju ke Pangkalan Kerinci, jalannya mulus naik turun. Meskipun ada jalan yang lumayan rusak di daerah tertentu, tapi lebih banyak mulus. Selanjutnya jalannya lebih banyak lurus meskipun sesekali jalannya naik turun. Pukul 07.30 kami sempat istirahat 30 menit untuk sarapan, tepatnya di pasar daerah Kerinci.
2. Jambi
Masuk Provinsi Jambi, jalanan sudah mulai berbeda. Naik turun tidak tajam tapi tikungannya lumayan tajam, jadi khusus buat yang nyetir harus waspada, hati-hati dan jangan ngantuk. Suami sempat ngantuk karena waktu itu saya ngantuk berat dan tidur. Akhirnya pas suami bilang ngantuk, saya langsung bangun dan hilang deh ngantuknya. Saya dan suami sangat menikmati jalanan di Provinsi Jambi, kanan kiri rindang, jalan lumayan mulus dan sejuk. Tapi sayang sekali kami tidak melewati pusat Kota Jambi, maklum dikejar waktu hehe.
3. Palembang
Sampai di Palembang kurang lebih pukul 19.00, target kami sampai di Kota Palembang malam hari tapi mendadak meleset karena kami kejebak macet di tengah hutan sawit dan karet. Ada dua mobil tronton saling bertabrakan,yang berakhir jalan di buka tutup selama 2 jam. Sampai di daerah banyak rumah, tepatnya di Sungai Lilin pukul 23.45. Akhirnya kami cari penginapan, nggak mungkin juga lanjut ke Kota Palembang karena masih jauh, 130 km lagi. Kondisi jalan raya di Provinsi Sumatera Selatan lumayan banyak yang rusak dan berlubang, jadi harus extra hati-hati. Untung aja barang-barang elektronik,tas laptop dan kipas laptop ditaruh di tempat yang oke, jadi lumayan aman.
Jalur lintas timur Sumatera melewati pusat Kota Palembang, disini kami sempat kesasar sampai masuk pasar. Karena kurangnya petunjuk arah ke Kota Lampung. Selain macet karena ada pembangunan tol sepertinya, di sini orangnya nekat-nekat. Beberapa kali sempat lihat warga seenaknya menyerobot lampu merah, padahal di pusat kota. Terus ada juga yang seenaknya lewat pembatas taman dan nyelonong gitu aja pas lampu merah, nggak hafnya satu orang tapi beberapa. Nggak afdhol rasanya kalau ke Palembang nggak makan pempek. Setelah ngemil pempek dan ngopi, lanjut lagi ke Lampung. Lega rasanya meninggalkan Kota Palembang... tapi Lampung masih jauh banget hehehe.
4. Lampung
Sampai Lampung kurang lebih pukul 13.00, kondisi jalan biasa saja, kadang mulus kadang ada lubang. Kalau diamati, daerah Lampung itu seperti Jawa, ada sawahnya hehe. Maklum, di Riau adanya sawit, dimana-mana pohon sawit. Selain sawah, banyak tanaman singkong. Kebetulan kami tidak lewat jalur Kota Bandar Lampung ke Bakauheninya, karena waktu yang tidak memungkinkan. Selain itu, lewat jalan alternatif daerah Sukadana atau Way Kambas, banyak bangunan Pura. Kalau tidak sempat beli oleh-oleh, di sepanjang kanan kiri jalan menuju Bakauheni, banyak yang jual kerupuk kemplang.
Intinya, perjalanan kali ini benar-benar berkesan. Nggak nyangka juga bisa lihat dan menikmati setiap sudut kota di jalur lintas timur Sumatera.
Teman-teman ada yang sudah pernah lewat jalur lintas timur Sumatera??ayo dong cerita...^^
Kesan Pertama Ketika Melewati Beberapa Provinsi di Jalur Lintas Timur Sumatera
1. Riau
Sepanjang perjalanan dari Kota Siak sampai daerah Seberida, perbatasan Riau Jambi, kanan kiri jalan banyak ditemui tanaman pohon sawit. Jalan di area Riau, terutama menuju ke Pangkalan Kerinci, jalannya mulus naik turun. Meskipun ada jalan yang lumayan rusak di daerah tertentu, tapi lebih banyak mulus. Selanjutnya jalannya lebih banyak lurus meskipun sesekali jalannya naik turun. Pukul 07.30 kami sempat istirahat 30 menit untuk sarapan, tepatnya di pasar daerah Kerinci.
2. Jambi
Masuk Provinsi Jambi, jalanan sudah mulai berbeda. Naik turun tidak tajam tapi tikungannya lumayan tajam, jadi khusus buat yang nyetir harus waspada, hati-hati dan jangan ngantuk. Suami sempat ngantuk karena waktu itu saya ngantuk berat dan tidur. Akhirnya pas suami bilang ngantuk, saya langsung bangun dan hilang deh ngantuknya. Saya dan suami sangat menikmati jalanan di Provinsi Jambi, kanan kiri rindang, jalan lumayan mulus dan sejuk. Tapi sayang sekali kami tidak melewati pusat Kota Jambi, maklum dikejar waktu hehe.
3. Palembang
Sampai di Palembang kurang lebih pukul 19.00, target kami sampai di Kota Palembang malam hari tapi mendadak meleset karena kami kejebak macet di tengah hutan sawit dan karet. Ada dua mobil tronton saling bertabrakan,yang berakhir jalan di buka tutup selama 2 jam. Sampai di daerah banyak rumah, tepatnya di Sungai Lilin pukul 23.45. Akhirnya kami cari penginapan, nggak mungkin juga lanjut ke Kota Palembang karena masih jauh, 130 km lagi. Kondisi jalan raya di Provinsi Sumatera Selatan lumayan banyak yang rusak dan berlubang, jadi harus extra hati-hati. Untung aja barang-barang elektronik,tas laptop dan kipas laptop ditaruh di tempat yang oke, jadi lumayan aman.
Jalur lintas timur Sumatera melewati pusat Kota Palembang, disini kami sempat kesasar sampai masuk pasar. Karena kurangnya petunjuk arah ke Kota Lampung. Selain macet karena ada pembangunan tol sepertinya, di sini orangnya nekat-nekat. Beberapa kali sempat lihat warga seenaknya menyerobot lampu merah, padahal di pusat kota. Terus ada juga yang seenaknya lewat pembatas taman dan nyelonong gitu aja pas lampu merah, nggak hafnya satu orang tapi beberapa. Nggak afdhol rasanya kalau ke Palembang nggak makan pempek. Setelah ngemil pempek dan ngopi, lanjut lagi ke Lampung. Lega rasanya meninggalkan Kota Palembang... tapi Lampung masih jauh banget hehehe.
4. Lampung
Sampai Lampung kurang lebih pukul 13.00, kondisi jalan biasa saja, kadang mulus kadang ada lubang. Kalau diamati, daerah Lampung itu seperti Jawa, ada sawahnya hehe. Maklum, di Riau adanya sawit, dimana-mana pohon sawit. Selain sawah, banyak tanaman singkong. Kebetulan kami tidak lewat jalur Kota Bandar Lampung ke Bakauheninya, karena waktu yang tidak memungkinkan. Selain itu, lewat jalan alternatif daerah Sukadana atau Way Kambas, banyak bangunan Pura. Kalau tidak sempat beli oleh-oleh, di sepanjang kanan kiri jalan menuju Bakauheni, banyak yang jual kerupuk kemplang.
Intinya, perjalanan kali ini benar-benar berkesan. Nggak nyangka juga bisa lihat dan menikmati setiap sudut kota di jalur lintas timur Sumatera.
Teman-teman ada yang sudah pernah lewat jalur lintas timur Sumatera??ayo dong cerita...^^