Assalamu'alaikum...
Selamat sore, selamat menikmati akhir pekan yang indah pemirsah hehe. Alhamdulillah sudah mulai enakan ini badan, tapi capeknya masih benar-benar melekat di ingatan hahaha *sungguh, belum kehapus!!!*. Tapi lumayanlah, hidung meler dan virus hatsyi hatsyi bertahan satu hari gara-gara tiap waktu dicekoki air hangat dan madu. Satu lagi pesen mas jenggot kepada saya ketika sebelum berangkat kerja Jangan tidur!!!nanti tambah sakit badannya, sippp bos!!!^^.
Ya ya ya, abaikan ingatan capek bawa ransel saat perjalanan pulang. Kali ini izinkan saya bercuap-cuap, masih seputar mbolang ke Rengat minggu lalu. Satu hal yang saya cari ketika sampai di tempat jalan-jalan, apa tuh??kamar mandi, yes, that's right. Awalnya sih nggak kebayang kalau di sini bakal tinggal di rumah anaknya si mbah yang belum buat kamar mandi, dengan alasan lebih memilih beli ladang sawit dan berjibaku di ladang daripada kamar mandi. Appa???hiyyyaa.....*mendadak lemes*, sore hari setelah ngobrol dan jumpa fans hahaha akhirnya saya dan suami disuruh untuk mandi di rumah anak si mbah yang nomor 3. Sampai sana ternyata pemirsah, rumahnya belum jadi dan kamar mandinya di luar. Ini masih mendinglah, kamr mandi di rumah anak si mbah yang nomor 2 malah berupa kran aja *diennnkkkkkk gubraks*. Kata mbk avi (istrinya lek Bimo, anak no 2) mandinya malam pas maghrib, kalo pagi sebelum subuh *beuhhh,angkat kaki!!!*.
Ya ya ya, semakin penasaran dengan kondisi ini (kamar mandi yang belum layak) padahal tani sawit, tiap bulan dapet gaji (dari panen sawit), lahannya 2-6 kavling (1 kavling 2 hektar), tapi kok ngak punya kamar mandi dan rumahnya seadanya aja ya???Sawang sinawang sih hehe. Jawaban mereka ketika suami saya ngguyonin ternyata jauh dari tebakan saya, kata mereka sayang uangnya. Rumah yang penting bisa di buat tidur, kalau kamar mandi.....(sembari senyam senyum dan melihat istri mereka) gitu ajalah sementara. Mereka (anak-anak si mbah yang belum punya kamar mandi/kamar mandi belum layak) lebih memilih untuk hidup sederhana, apa adanya, uangnya dikmpulin buat beli lahan sawit lagi, rumah belakangan. Heummm, pantes aja gampang banget ngeluarin uang.
ini kamar mandi loh,kalo mandi malam ya ^^
Ya ya ya, begitulah hidup mereka di pedalaman hutan sawit. Sederhana tapi menyejukkan, saya selalu merindukan hal-hal yang seperti ini. Yang terpenting mereka senang, bahagia dan bersyukur dengan apa yang mereka miliki. Kadang ketika saya duduk di depan rumah lek Bimo, benar-benar disentil dengan keadaan ini. Mau apalagi??kurang apalagi??lihatlah apa yang ada dihadapanmu sekarang??masih kurang?? Astaghfirullahaladzim... Jadi ingat kalimat ini, belilah sesuatu yang kamu butuhkan bukan yang kamu inginkan. Butuh karena kebutuhan, beda lagi dengan keinginan. Ingin ini ingin itu, sampai kapan membeli yang kita inginkan???nggak kelar-kelarlah hehe.
Banyak pelajaran yang saya dan suami dapatkan ketika mbolang ke Rengat, semoga perjalanan belajar kami di penjuru bumi Allah selalu mendapat berkah aminnn..
Sekian cuap-cuap sore ini, baarokallah^^
lumayanlah...^^
***
tjatatan petualanagn pedalaman hutan sawit
20/10/2013