Tuesday 26 February 2013

puisi satu baris #2

Rasanya ingin aku menyelip diantara ribuan debu yang melambai


**
Batam,26 feb 2013

Sunday 24 February 2013

To be a good friend

I'm not just playing
I am learning how to be a good friend...
Satu hari saat saya mengajar colouring di playgroup, tiba-tiba crayon Tadeo jatuh dari meja. Spontan Rebecca berlari dan duduk di lantai sambil memungut satu persatu crayon dan menatanya di kotak crayon yang sudah berada di depan Tadeo.
"say what to Rebecca Deo...???" ucap saya sambil duduk di depan mereka
"thank you Becca.." ucap Deo sambil tersenyum manis
"u're welcame Deo..." ucap Rebecca sambil berlari
***



Saturday 23 February 2013

Menunggu Sapaan Ombak

Pantai trikora, Bintan Tanjungpinang Batam. 1 januari 2013
Seorang ayah dengan tiga peri cantik dan juga seorang keponakan sedang menunggu sapaan ombak dipinggir pantai,karena penasaran dengan benda coklat yang dibawa ombak ke pinggir pantai. Spontan peri paling kecil ingin mengambilnya,oh ternyata...kipas hahaha

 Keterangan : foto ini diambil menggunakan kamera Samsung galaxy note
 

Indahnya Berbagi

Imlek sudah berlalu, valentine juga sudah lewat...minggu yang lalu setelah minggu sebelumnya sekolah tempat saya mengajar libur selama satu minggu (libur imlek,karena mayoritas muridnya merayakan imlek), nah minggu kemarin saya banyak mendapat cokelat dari anak TK dan PG,oooohhhh tengkyu dear...
Setiap kelas ada satu anak yang keliling ke meja untuk berbagi cokelat dan sebuah kertas berbentuk love yang bertuliskan Happy valentine miss hana.  Meski saya tidak merayakan hari valentine tapi saya sangat menghargai anak-anak yang dengan wajah sumringah membawa bunga dari tisu, kertas ucapan, dan cokelat tentunya. Dari usia dini mereka para anak-anak TK dan PG diajari tentang indahnya berbagi, bukan hanya untuk teman-teman kelasnya tapi untuk guru kelas, kepala sekolah, management, guru BK, suster, sampai guru SD,SMP dan SMA.
Terima  kasih kurcaci-kurcaciku sayang......

Thursday 21 February 2013

[BeraniCerita #2] Tak Peduli


Gendis masih membolak-balik lembaran buku yang ada di depannya, setelah ia baca sampai akhir perlahan ia mencari kertas dan bolpoin lalu menulis ulang sebuah puisi apik duo antara Dewa dan HM Zwan.
            “izinkan aku meramumu dalam senja”
         ***
Meski ku tahu dan ku tak mau tahu
Tiap jengkal waktu kuramu setiap rasa yang jemu
Karena ku tahu itu karena ulahmu
Adakah secuil ramuan indah yang kau ramu untukku?
***
Bahkan aroma nafas tubuhmu tak lagi mampu kukecap
Hanya sekejap kau hadir untuk kembali berlalu
Sudikah berlama di dermagaku?
Hingga sempurna ramuan yang kau buat mampu kurasa
         ***
Sungguh, diantara luasnya mata memandang
Diantara ribuan gemerlap cahaya lampu neon
Hanya kau yang ada dalam silauan senja
Meski kicauan burung tak pelik terus menggodaku dalam remang
Percayalah, aku ada…hanya untukmu
***
Sekarang, dan saat ini
Ditemani secangkir kopi buatan kang japri
Aku masih meramumu dalam senja
Dengan romansa indah yang kita lalui bersama
Dengan indra perasaku, meski pahit
***
Duhai kau yang membuatku jatuh pada senja
Ramulah aksaramu, seindah yang kau mampu
Hingga mampu kuraba sebelum senja benar-benar berganti malam
Dan rona keemasannya berganti pekat...
***
            Yours…Gendis Pratiwi

Pagi-pagi Gendis sudah berada di kampus dan segera menelpon pak kurdi penjaga kampus untuk menemuinya. Sesampainnya pak kurdi di kantor fakultas kedokteran, Gendis memberikan pak kurdi sebuah amplop berwarna biru muda dan setangkai bunga mawar putih.
“pak kurdi…biasa,nitip buat Libert ya?? .”ucap Gendis sambil tersenyum
“siap bu Gendis yang cantik…”
                Tak lama setelah pak kurdi keluar dari kantor Gendis, ia melihat sosok Libert yang sedang memarkir sepeda motornya. Cepat-cepat pak kurdi berlari mendekati Liber  untuk memberikan amplop dan setangkai bunga mawar putih.
“mas Libert..ini ada titipan”
“dari siapa pak..??”
“biasa…bu dosen, bu Gendis”
Dengan malas Libert melihat amplop dan membacanya, dear Libert Abimanyu.
“yaelah pak,kan sudah beberapa kali saya bilang. Saya sudah menikah, ini buat pak kurdi ajalah”ucap Libert sembari berlalu
Dari jauh Gendis terlihat lemas melihat surat dan bunganya ditolak  oleh Libert,  ia sudah tidak peduli lagi padaku batinnya lirih. Sementara itu langit terlihat mendung, dari jauh suara petir terdengar lantang. Gendis Pratiwi, seorang dosen cantik dan juga wanita simpanan Libert berjalan dengan airmata bercucuran, ia  tidak memperdulikan muntahan hujan yang jatuh membasahi tubuhnya,iapun perlahan lunglai dan terjatuh.
#####
“ Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."