Showing posts with label Poems. Show all posts
Showing posts with label Poems. Show all posts

Thursday 13 December 2012

#postcardfiction : Selamat Tinggal

-->
Aku Hannan Suroyya, usiaku 25 tahun. Dilahirkan di keluarga yang taat beribadah, abahku seorang pemimpin di salah satu pesantren yang terkenal di Jawa timur. Semenjak kecil aku sudah di sekolahkan di sekolah Islam, tamat SD aku dimasukkan di pesantren hingga SMA. Setelah itu aku kuliah jurusan Psikologi dan melanjutkan pascasarjana dengan mendapatkan nilai tertinggi. Hingga akhirnya aku bekerja di sebuah rumah sakit dan membuka praktek di rumah, tak lama setelah aku membuka praktek di rumah aku menikah dengan lelaki pilihan abahku. Saat memasuki bangku kuliah, aku baru tahu tentang banyak hal termasuk apa itu masa puber.
Namanya Alfa, satu-satunya teman dekatku dipesantren. Mungkin karena aku sendiri kemana-mana dan tidak terlalu peduli dengan orang lain hingga satu hari Alfa salah satu orang yang selalu mendekatiku, baik saat mengantri kamar mandi, berangkat ke masjid, bahkan mengantri di dapurpun dia selalu mengikutiku. Hingga akhirnya kami menjadi teman dekat yang saling berbagi, dimana ada Oya disitu pasti ada Alfa. Terkadang kami saling bertengkar jika salah satu dari kami berbaur dengan teman-teman yang lain, jika sudah begini kami sering berkirim surat dan meletakkan surat itu disamping lemari. Dan kalimat iinilah yang tertulis di lembar kertas warna pink bermotif bunga itu.
Dear Oya
Aku benci sama kamu
Ur beloved -Alfa-
                Satu hari saat aku bercengkrama bersama suami, tiba-tiba handphoneku berdering. Nomor baru dan spontan aku angkat.
Oya, apa kabar?
Alhamdulillah baik..maaf ini siapa ya?
Ih udah lupa ya sama teman sendiri…
Iya tapi ini siapa ya?nomor ganti ya…
Aku,Alfa..
Sejenak aku terdiam, dan selang beberapa menit kami bercakap-cakap hingga akhirnya aku mengakhiri perbincangan sore itu. Lama aku melihat layar handphone dan tiba-tiba aku dikagetkan oleh sentuhan tangan suamiku.
Siapa umi?
Teman lama bi …emmm, Alfa. Alfa Jauhariyah
Oooo…iya
Maafin umi ya bi…
Maaf untuk apa?Uhibbuki fillah…aku mencintaimu karena Allah mi,aku bangga dengan usahamu untuk berubah menjadi manusia dengan kodrat yang sebenarnya.
Ujarnya sambil mencium keningku, entah tiba-tiba saja air mata ini mengalir deras.

---Batam,13 desember 2012---

                                                                                                                           

Monday 10 December 2012

#postcardfiction : Katmini

-->
Hari ini seperti biasa perempuan itu keluar rumah dengan wajah sumringah. Dengan tatapan lurus ke depan ia berjalan ke arah pos ronda yang tak jauh dari tempat aku berdiri saat ini. Selang beberapa menit  aku mendengar teriakan-teriakan anak kecil yang mulai mengusik gending telingaku.
“orang gila…orang gila…”
Setiap hari aku mendengar kalimat rutin yang diucapkan oleh bibir-bibir mungil berseragam merah putih yang hendak berangkat ke sekolah. Dari jendela rumah aku melihat perempuan itu tetap berjalan dan mengumbar senyum manis pada anak-anak yang menggodanya. Bahkan melambaikan tangan bak putri Indonesia, ah Katmini. Ya,namanya Katmini. Anak pertama bu Denok yang katanya mengalami gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuannya untuk menuruti kemauan Katmini, yaitu kuliah jurusan kedokteran.
Satu hari ketika aku pulang dari kantor tidak sengaja melewati pos ronda, semakin mendekati pos ronda aku semakin penasaran dengan kondisi di dalamnya. Apa yang dilakukan Katmini di dalam sana?Menyanyi?Mengobrol sendiri?atau menari-nari?. Ah aku semakin dibuat penasaran olehnya.  Diam-diam aku mengintip jendela pos ronda, aku mendapati Katmini sedang duduk di lantai sambil memegang sebuah buku. Entah judulnya apa, kurang terlihat jelas karena kondisi kaca yang sudah tidak terawat lagi. Tiba-tiba mata Katmini menoleh kearah jendela tempat aku berdiri, dan spontan akupun langsung pergi meninggalkan pos ronda. Sejak kejadian sore itu, setiap minggu aku diam-diam meletakkan satu buku di pos ronda untuk Katmini. Sepulang dari kantorpun aku sempatkan untuk mengintip Katmini, ya buku-buku pemberianku ia baca.
Sepulang kerja aku duduk berdua dengan ibu, didepannya sudah ada secangkir teh manis dan sepiring pisang goreng siap untuk disantap. Tiba-tiba…
”Buk, aku sudah punya calon”ujarku pada ibu, seketika wajahnya berubah antusias
”Ohya?Alhamdulillah, orang mana?satu tempat kerja?siapa namanya?”
”Katmini buk..”


Friday 9 November 2012

Kisah

Sementara burung-burung mengepakkan sayapnya diatas bandara hang nadim
Aku, bersama segerombolan awan menikmati semilir angin
Sembari menatap hamparan golf nan hijau
Padamu, hatiku berdetak kencang
Hingga tak kusadari laju angin mengencang

.....Batam,9 november 2012......

Sunday 16 September 2012

Sapardi Djoko Damono

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 72 tahun) adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka. Ia dikenal dari berbagai puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer. Ia banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar.
Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun juga cerita pendek. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola. Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD.

Dan beberapa yang saya suka adalah ini…
---Aku Ingin---
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

--Hatiku Selembar Daun--
hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput;
nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini;
ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput;
sesaat adalah abadi sebelum kausapu tamanmu setiap pagi.

--Kisah--
kukirimkan padamu kartu pos bergambar, istriku,
par avion: sebuah taman kota, rumputan dan bunga-bunga, bangku dan beberapa orang tua, burung-burung merpati dan langit yang entah batasnya.
Aku, tentu saja, tak ada di antara mereka.
Namun ada.

------------------------
Batam,15 September 2012

*Sumber : wikipedia.com

Sunday 9 September 2012

Perempuan Hujan Berselendang


Semestinya,
Aku berdiri diujung jendela
Menanti deraian air mata langit
Tapi,
Tidak untuk kali ini
Karena tiba-tiba malasku sedang merajuk
Memegang erat sendi-sendiku
Andai,
Ku mampu melepaskan rajukannya
Ah,aku tak tega rasanya
Melihat matanya yang sayu
Maaf,
Aku tak mampu membelaimu dari dekat
Hanya mampu melambaikan tangan dari balik selimut
Meski pahit,
Percayalah, hanya kamu yang setia
Untuk saat ini
Menemaniku dikala redup
Sayang,
Titipkan salamku pada langit
Yang sudah menurunkan air mata
Hanya untukku,
Perempuan hujan berselendang

...Batam, 9 sept 2012....

Thursday 9 August 2012

(Padamu) Merindu



Bulan merindu,sepertinya
Aku tahu ada getaran
Bukan hanya membuatku tersungkur
Tapi hampir saja jasadku terbujur
Adakah hati yang menggebu
Seperti deburan ombak yang menderu
Bilakah,
Mampukah ku merenggutmu?
Sengaja ku menoleh
Pada ranting yang berceceran
Di antara butiran debu
Salahkah?
Begitu sederhana
Hembusan yang tertoreh pada ilalang
Mampu merasai,merasuki dinding jiwa
Adakah yang tersisa?
Rasanya,
Ingin kulajukan tapak demi setapak
Kaki sendu yang layu
Sudikah kiranya?
Andai ku mampu menikam hatimu
Mampukah?
Entah,mungkin hanya igauan maya
Sementara indra tak lagi menganga,

= = = = =Batam,9 Agustus 2012



Wednesday 8 August 2012

Hey You

Sebuah coretan dari seorang sahabat Uleng Tepu....
 
====Untuk Zwan...
 
Hey you, ingatkah semalam
Saat rintik hujan meningkahi
Pertukaran suara kita
Dalam desah-desah rindu tertahan
Lalu, tawa pecah bersama kisah basi
Tentang hari yang kau putari
Dan hari yang kulewati
.
Hey you, ungkapan rindu kita masih tersimpan
Dalam arsip yang ditata rapi mr.buzz
Beserta segala link lagu yang kita sertakan
Juga emoticon hati yang berdebar
.
Aih, tersenyum aku membayangkan
Bagaimana jemarimu menekan keyboard
Kemudian aishiteru terbaca dalam layarku
Beriring wajah bulat kuning tersipu malu
Aku tahu, kamu malu…
.
Mmh, you..you…you…
Kangen ini memang terpasung jarak
Layar silau menjadi mata temu
Namun, tak jadi aral buat kita
Saling menautkan kelingking
Tanda sahabat sejati
Selalu ada di hati… 
 




Sunday 5 August 2012

Izinkan Aku Meramumu Dalam Senja


Satu jam saja, izinkan aku mermumu dalam senja.
Ah, sepertinya itu tak cukup.
Sungguh, rasanya ingin kupenggal dentingan waktu yang berbunyi tiap waktunya di sudut ruangan kerjaku.
***
Tik.. Tak.. Tik.. Tak..
Dentingnya seirama detak jantungku
Dan dalam bingkai waktu, aku hanya bisa duduk terpaku.
Duhai senja, merapatlah sejenak
Hingga mampu kuraba rasamu untuk kuramu..
***
Wahai senja, mengapa tak kau rebahkan hatimu padaku?
Biarlah aku menunggu hingga akhir waktu
Hingga tak ada satu helaipun emas mahkotaku
Lalu, pertanda apakah ini?
***
Meski ku tahu dan ku tak mau tahu
Tiap jengkal waktu kuramu setiap rasa yang jemu
Karena ku tahu itu karena ulahmu
Adakah secuil ramuan indah yang kau ramu untukku?
***
Bahkan aroma nafas tubuhmu tak lagi mampu kukecap
Hanya sekejap kau hadir untuk kembali berlalu
Sudikah berlama di dermagaku?
Hingga sempurna ramuan yang kau buat mampu kurasa
***
Aahhh… Hanya anganku pada senja
Kilauan keemasannya sempurna membuatku merindunya
Rindu aroma tubuhnya, rindu dekap hangatnya, rindu lembut bisiknya…
Adakah senja kali ini sempurna meramumu dalam imajiku?
Meski hanya sekejap, mendekatlah…
***
Sungguh, diantara luasnya mata memandang
Diantara ribuan gemerlap cahaya lampu neon
Hanya kau yang ada dalam silauan senja
Meski kicauan burung tak pelik terus menggodaku dalam remang
Percayalah, aku ada…hanya untukmu
***
Sekarang, dan saat ini
Ditemani secangkir kopi buatan kang japri
Aku masih meramumu dalam senja
Dengan romansa indah yang kita lalui bersama
Dengan indra perasaku, meski pahit
***
Yyaaa… Aku ada.. Hanya untukmu
Meski kau hadir serupa untaian aksara yang tak terangkai
Seperti hembusan angin yang tak mampu kuraba
Tapi merasamu, membuatku yakin akan adanya Engkau…
***
Duhai kau yang membuatku jatuh pada senja
Ramulah aksaramu, seindah yang kau mampu
Hingga mampu kuraba sebelum senja benar-benar berganti malam
Dan rona keemasannya berganti pekat… 


= = = = = = 
Jelang senja di ujung pulau, 15 Mei 2012
Hasil colek-mencolek duo manis Dewi Wahyu Kurniawati feat HM Zwan