Sunday 31 March 2013

Kangen

Saya, Mael, dan Acan...
Teman sejak di pesantren dulu, tidak dekat sih hanya teman biasa saja. Tapi sejak kuliah pertemanan kita menjadi semakin erat, padahal saya kuliah di UIN Malang, Mael di UNMUH sidoarjo, sedangkan Acan di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Tapi sejak saya sering main ke Surabaya akhirnya pertemanan kita menjadi lebih erat, apalagi sejak kita sudah mulai bekerja. Dan masing-masing kita bekerja di dunia pendidikan yaitu menjadi guru. 

Satu hal jika kita bertemu selalu mencari sesuatu yang berbeda, sesuatu yang menggila, dan sesuatu yang istimewa tentunya dengan kekocakan dan kegilaan antara kita. Dan ini salah satunya, hahahaha...ampun deh, ini di GOR Ken Arok Malang. Mael dan Acan mendadak ke lburan ke Malang, dan menculik saya untuk berkeliling di kota Malang. Really,miss it...miss you're...

~Hawaii Garden

Saturday 30 March 2013

Penulisan "orangtua"

Kebetulan saya mempunyai sahabat sejak zaman kuliah dulu dan sekarang sudah menjadi konselor di sebuah rumah sakait, namanya Bu Lely. Hampir setiap hari selalu membuka kelas konseling dan diskusi via facebook mengenai banyak hal tapi yang paling sering itu tentang parenting.  Saya masih ingat suatu hari dia mengingatkan kita tentang penulisan "orangtua", banyak dari kita yang menulis kata orangtua itu seperti ini "orang tua" yang artinya orang yang sudah tua. Padahal maksud dari tulisan teman-teman itu kebanyakan mengarah pada arti ayah dan ibu bukan orang yang sudah tua, sedangkan penulisan yang benar adalah "orangtua" yang artinya ayah dan ibu.

Sekian sedikit ilmu yang saya simpan di memory, semoga bermanfaat. Happy weekend ^_^

Friday 29 March 2013

Tetangga

Rasulullah SWA bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah
 ia berbuat baik kepada tetangganya" [HR. Bukhari-Muslim] 


Bagi saya sore hari lebih nyaman berada di dalam rumah, entah itu beres-beres rumah, melihat berita di tv, ataupun mengobrol dengan suami. Sebenarnya diluar sana di depan rumah *nggak didepan rumah saya pas sih hehe* ibu-ibu komplit dengan anak-anaknya sedang asik ngobrol. Tapi saya lebih memilih berada di dalam rumah, tidak keluar dan bergabung dengan mereka...

Dulu, pas blok tempat saya dan suami tinggal belum penuh penghuninya seperti sekarang yang sudah penuh *nggak banyak sih hanya 6 rumah jadi kalau hadap-hadapan jadinya 12 rumah,sekarang penuh* saya sering keluar karena hanya kami berempat, dan yang kami bincangkan seputar anak-anak saja. Tapi sejak blok ini ramai dan makin banyak yang nimbrung alhasil ada aja yang diperbincangkan, termasuk membicarakan tetangga blok-blok lain.Enthen, I hate this part!!

Sejak itulah, perlahan saya memilih untuk tidak bergabung lagi saat sore tiba. Sepulang dari sekolah [pukul 16.30] saya langsung bersih-bersih dan menyiram taman depan rumah, setelah itu dilanjutkan memasak. Bukan saya sombong atau gimana, karena saya memang tipikal orang yang tidak terlalu suka jika ada orang lain yang getol sekali membicarakan orang lain. Oke, jika yang dibicarakannya baik tapi kalau tidak baik??nah inilah yang saya tidak suka.

Bagi saya bertetangga dengan baik itu penting, dan saya tetap menjaga silaturrahmi saya dengan ibu-ibu terutama tetangga satu blok atau blok lain. Entah itu ketika saya libur bermain ke rumahnya untuk bermain dengan anak-anak kecil atau menyapa jika mereka sedang jalan-jalan di depan rumah dengan suami dan anak-anak mereka, atau terkadang saya meminta tanaman ke rumah mereka, berbagi makanan jika saya dapat snack banyak dari sekolah, berangkat bersama saat ada pengajian setiap hari sabtu sore. 

Dan yang terpentig itu, tidak memutuskan tali silaturrahmi....Betul tidak teman???



Thursday 28 March 2013

Catatan Seorang Guru Beka : Ocal Istimewa


“Mana suster miss Hana?”
“Di kamar mandi nak…ada apa Ocal?”
“Miss Ima marah…miss Ima marah..” tiba-tiba matanya memerah lalu menangis
“Sini-sini peluk miss Hana…” sambil menyuruh dan membuka tangan
“Miss Ima marah…miss Ima marah..”
“Iyha..sini peluk miss Hana nak”
Ocal mendekat dan duduk di pangkuan saya
“Miss Ima marah…miss Ima marah..” sambil menangis sesenggukan
“Iya, miss Ima marah kenapa?Ocal buat apa di kelas nak?”
“Ocal nggak bawa buku bahasa Indonesia, miss Ima marah…miss Ima marah miss”
Ocal berdiri sambil terus menangis sesenggukan dan sesekali mengusap air mata yang keluar, saya buru-buru pergi ke meja untuk mengambil tisu.
“Sini nak…” sambil mengelap wajah dan ingus Ocal
“Miss Ima marah…Ocal nggak bawa buku bahasa Indonesia, miss Ima marah…miss Ima marah miss”
“Iya…” sambil memeluk Ocal
“Miss Ima marah…miss Ima marah miss Hana..”
Lagi dan lagi kalimat itu diulang oleh Ocal, sampai akhirnya suster membawanya kembali ke kelas.
Sedih sekali saya kalau lihat anak ini menangis.
****

Ocal, siswa kelas 2c SD. Anak berkebutuhan khusus ringan yang sangat di saying oleh guru-guru dan teman-temannya di kelas terutama. Anak ini tergolong anak yang cerdas bagi saya, bayangkan ia mampu menghafal perkalian 1-9, subhanallah…sedangkan teman-temannya banyak yang belum hafal. Orangtuanya sangat peduli terhadap Ocal, setiap waktu selalu mencari informasi kepada suster sekolah mengenai kegiatan Ocal di sekolah. Saya sangat bangga sekali terhadapa orangtuanya yang sangat peduli kepada anaknya yang istimewa ini, setelah sekolah Ocal langsung pergi ke terapi untuk belajar. 

Setiap pagi saat saya baru sampai di ruangan BK Ocal langsung masuk dan dengan khasnya yang mungkin untuk orang awam sulit memahami apa yang diucapkannya selalu menyapa seperti ini “Good morning miss Hana…susternya mana susternya mana miss Hana…Ocal keringetan, Ocal habis main kejar-kejaran sama Bukhori, Johnsen, Seven. Ocal keringetan miss Hana….Basah badan Ocal miss…”.
Ah, Ocal….be a good boy ya nak. I love you ^_^


Batam,28/3/13
With love : HM Zwan


Wednesday 27 March 2013

Catatan Seorang Guru Beka : Mama Intan


Menyelamatkan satu anak-anak kita dari pemahaman yg merusak,
 juga boleh jadi senilai menyelamatkan seluruh dunia.
Bagaimana mungkin? Hanya satu orang? Bisa setara seluruh dunia? Karena boleh jadi, teman kita ini, anak2 tersebut, besok lusa menjadi pemimpin hebat, orang penting, yang darinya kemaslahatan atau sebaliknya kerusakan bisa bersumber.
--Darwis Tere Liye--

Barusan saya sarapan di kantin bareng anak-anak SD yang sedag breaktime, tiba-tiba ms Desi (wali kelas 1a) mendekat ke tempat saya duduk untuk membicarakan dan mencari solusi buat orangtua siswanya yang bermasalah.
Appa???orangtua yang bermasalah???orangtua apa siswa???
Ya, Orangtua….bukan siswa.

Intan, siswi SD kelas 1a usianya sekarang 9 tahun. Anaknya tidak ada masalah, hanya saja anak ini mengalami kesulitan belajar (berhitung dan pemahaman) karena sering tidak masuk sekolah. Semester lalu Intan pernah tidak masuk sekolah selama 1,5 bulan, usut punya usut ternyata dulu mamanya punya masalah dengan beberapa guru yang mengajar di sekolah ini. Dan, dampaknya lari ke anaknya. Anaknya tidak masuk sekolah selama 1,5 bulan, dan wali kelas sudah sering sms dan telpon tapi tidak dibalas dan tidak ada hasilnya sama sekali.
Sekarang Intan sudah masuk sekolah lagi, tapi sering juga tidak masuk sekolah. Kata mamanya sakit, terkadang sudah ada laporan ke resepsionis kalau Intan tidak masuk sekolah dan tiba-tiba jam 11.00 Intan ke sekolah. Pernah ms Desi membuat laporan mingguan dan mencatatnya di communication book tentang perkembangan Intan tapi respon mamanya tidak baik, mamanya mengadu ke kepala sekolah, ia sakit hati dengan catatan dari ms Desi sampai-sampai mamanya menangis dan lagi-lagi anaknya tidak sekolah. Huft,
Kepala sekolah lalu mengkonfirmasi masalah kecil ini ke ms Desi, tidak ada hal yang menyakitkan dalam mencatat perkembangan anaknya di communication book. Dengan bahasa biasa dan sangat hati-hati sekali karena ms Desi tahu dan mengerti bahwa karakter mama Intan itu sensitif dan terlalu dibawa ke hati.

***
Okey, cukup ya cerita saya kali ini. Sebenarnya panjang tapi ini saja sudah cukup, yang terpenting intinya hehe.
Berkali-kali wali kelas sudah bercerita mengenai Intan yang dikelas diam saja, tiak bisa berhitung 1-50, tidak bisa mengerjakan tugas ini dan itu dan blab la bla bla. Berkali-kali juga wali kelas bercerita mamanya seperti ini seperti itu, dipanggil ke sekolah untuk menginformasikan kondisi dan perkembangan anaknyapun tidak datang. Otomatis wali kelas bingung, dan stress menghadapi masalah satu anak ini. Untuk hal ini, saya akhirnya member solusi seperti ini:
-  Stop menghubungi orangtua, karena orangtua yang butuh bukan guru (karena permasalahannya seperti ini).
-     Tetap laporkan perkembangan anak selama satu minggu di communication book. Entah itu dibaca atau tidak yang terpenting itu laporkan perkembangan anak.
-     Jika orangtua sakit hati dan terlalu dimasukkan dalam hati dengan apa yang guru catat di sekolah, entah melewati kepala sekolah atau guru lain. Abaikan, biarkan saja sampai orangtua benar-benar menemui wali kelas bukan orang lain. Karena yang mengajar  dan benar-benar tahu keadaan siswa itu wali kelas bukan kepala sekolah atau guru lain.
-       Bersikap tegas dalam memutuskan sesuatu. Misalnya, oke..jika kemarin orangtua sudah ditelpon dan tidak hadir, stop menelpon.
-       Membina dan mengajari anak dengan hati, ya meskipun kita tahu bahwa orangtua tidak peduli kepada pendidikan anaknya.

Banyak sekali permasalahan di sekolah terutama anak-anak, tapi bagi saya masalah anak-anak di sekolah masih bisa diatasi dengan baik. Tapi masalah orangtua, terkadang saya hanya bisa angkat tangan hehehe….yah,setidaknya tangan saya hanya bisa menyelamatkan anak mereka yang sudah menjadi korban ego orangtuanya.
*****
With love, HM Zwan




Tuesday 26 March 2013

Balada Guru Beka


10.00 waktu Batam
Masih di sekolah sambil menikmati satu butir permen foxs spring tea, cukup menyegarkan pagi ini setelah satu jam sebelumnya saya masuk kelas 8A.  Tidak ada materi yang saya sampaikan karena setelah breaktime mereka akan ujian mid untuk pelajaran bahasa inggris, jadi saya beri mereka waktu untuk belajar di kelas.

Belakangan ini sejak saya pindah yang awalnya dari guru playgroup menjadi guru BK, entah saya merasa teman-teman guru playgroup dan TK tidak seramah dulu. Meski saya selalu mengumbar pesona dengan senyum termanis dan sapaan narsis saya pada teman-teman tapi saya melihat ada beberapa yang ganjil, meski pada akhirnya saya tidak terlalu memusingkan hal tersebut. 

Bagi saya menjalin hubungan dengan teman di tempat kerja itu sangatlah penting sekali, meski saya berada dan ditempatkan di tempat terasing dengan ruangan sendiri tapi tetap saya sesekali jalan-jalan ke ruangan guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK untuk sekedar dudk, berbincang, dan mencari informas terbaru.

Terkadang, saya heran dengan sikap teman-teman yang dulunya dekat dan sering tersenyum dengan saya ketika kami berpapasan tapi sejak saya berpindah ruangan situasinya berbeda. Entah, saya benar-benar heran dibuatnya. Mungkin karena beberapa guru sering curhat dan sekedar berbincang mengenai muridnya di ruangan saya, tapi alhasil dampaknya lari ke saya. Who cares!!!

Bagi saya, menjadi pendengar yang baik itu sangat menyenangkan. Setidaknya apa yang menjadi beban atau simpanan seseorang itu terluapkan dengan baik (daripada banting-banting buku di meja guru, lempar sandal, bakiak,atau bahkan high hells xixixixixi). Saya tidak peduli ketika ada guru yang bercerita mengenai guru A, B,C,D E dan sebagainya. Cukup hanya menjadi pendengar saja tanpa harus berkecimpung dan ikut-ikutan ke permasalahan mereka, tapi yang saya herankan adalah ketika guru yang dibincangkan mendadak bersikap acuh tak acuh kepada saya. So,who cares!!. Yang terpenting saya tidak masuk ke dunia permasalahan mereka, titik!!enough!!.

Betul tidak..???
PS : Be your self ^_^

Monday 25 March 2013

Gara-gara Lumpia #3

  

Saat udara kering
Diujung cakrawala
Aku melihat wanita dengan gerimis di wajah
Matanya usang seperti maghrib berlalu
Sementara jari telunjuknya bergerak
Duk..duk..duk..
Perlahan rambut pirangnya tertampar angin

Jelang angin maghrib berhenti
Wanita paruh baya itu mengadahkan wajahnya
Tidak ada sesuatu yang istimewa diatas sana
Gerutuku pelan,
Hanya saja diantara ribuan pohon rindang
Aku melihat sepotong bulan
Sendiri, tanpa kerlip bintang

****
Batam,19/3/13

PS : Gara-gara lumpia,inspirasi tercipta..by:HM Zwan

Sunday 24 March 2013

Kaget

Suatu sore perbincangan kami sesaat setelah kami pulang dari kerja, tak lupa ditemani secangkir teh manis..
"Gimana..gimana...??"
"Gimana apanya mas..??"
"Kalau pindah ke Pekanbaru gimana??"
"Apa???pindah??ke Pekanbaru??"
"Heheheheeee....iyha sayang"
"Uwaaaaaaa....yang bener mas??"
"Insya Allah...kita masih muda dek, bla bla bla bla bla........."
Seketika hening, saya langsung mengambil secangkir teh hangat yang ada di meja dan seketika pula meminumnya. Alhamdulillah....seger!!
 *******
Berangkatlah melihat dunia
Perjalanan hebat menunggumu
---Tere Lije---

PS : Yes, I wait for this moment.....