Friday 6 January 2012
Senjaku dalam bulan separuh
Senjaku dalam bulan separuh
Sepanjang lorong mata tak mampu mengatup
Tunduk dalam dekapan kabut sore yang seakan binasa
Sekejap bagai bongkahan salju yang perlahan akan meleleh
—–
Senjaku dalam bulan separuh
Eksotismenya mampu membuatku rapuh
Meski rintih tertatih hingga tak mampu lagi merintih
Tak mampu ku menggerakkan setiap detail laba-laba malamku
—–
Senjaku dalam bulan separuh
Ijinkanlah aku meneguk secangkir kopi
Aroma dan asapnya mampu menerbangkanku
Di antara tebing jenggawah yang terlihat kaku
——————–
…Ditemani secangkir kopi diantara sunyinya malam dan diamnya hatiku
Saturday 31 December 2011
Ketika Jari dan Imajinasi Berlari
Kalaupun lelah,
Itu pasti
Lembayung tak bersahabat lagi
Dan langitpun tak cerah lagi
Aku sendiri
Dalam liukan sunyi
Berbekal dua bola mata
Yang indah tak seindah punya matahari
Jangan berandai lagi
Sirna yang kau benci
Menikam setengah hati
Ah, itu pasti
Tak usah melanglang
Dia tak bersahabat
Menyendiri dalam ramai
Melambaikan diri dengannya,
Sang angin malam
Tengok jari menari
Ke kanan pun ke kiri
Siang nan sunyi
Akupun masih sendiri
Monday 26 December 2011
Tengkyu for My Junior Enterpreneur...*Silmi*
Silmi, ya....my junior reseller hehehe. Masih SD tapi sudah jago menjajakan produkku di sekolahnya,uwahhh serunya...mungkin jiwa enterpreneurnya mengalir dari kedua orang tuanya yang sudah sukses menjadi enterpreuner sejati,aih hehehe...
Hari sabtu yang lalu, disekolahnya ada market day...sejenis bazar,tiap anak harus berjualan apapun bentuknya...(heummm,mencetak interpreneur memang. bolehlah nih sekolah hehe)...jadi Silmi pesan 70 buah produk flanel berbagai bentuk, dari gantungan kunci,hp,pembatas buku,hiasan pensil,bros dll....semoga maket day-nya lancar dan sukses Silmi...^_^
SOLD OUT dah!!!
Hari sabtu yang lalu, disekolahnya ada market day...sejenis bazar,tiap anak harus berjualan apapun bentuknya...(heummm,mencetak interpreneur memang. bolehlah nih sekolah hehe)...jadi Silmi pesan 70 buah produk flanel berbagai bentuk, dari gantungan kunci,hp,pembatas buku,hiasan pensil,bros dll....semoga maket day-nya lancar dan sukses Silmi...^_^
SOLD OUT dah!!!
Tuesday 6 December 2011
Kekerasan Pada Anak (Catatan lama)
“Saya disini hanya sebagai saksi dari teman saya yang mengalami kekerasan, waktu itu teman saya tidak mengerjakan tugas. Kemudian guru kami sangat marah sekali dan guru itu memukul teman saya dengan penggaris besar dan kemudian dia mendorong kepala teman saya dengan keras..”(Erry, siswa SMK)
Sebulan yang lalu salah satu murid saya kelas 8a yang bernama Farhan tiba-tiba memberikan satu buku dengan cuma-cuma kepada saya. Buku yang berisi + dari 100 halaman tersebut berjudul “Peta Kekerasan Terhadap Anak” yang disusun oleh Tim DPA Kota Malang yang terdiri dari siswa/siswi dari SMP maupun SMA di kota Malang. Buku ini berisi tentang gambaran yang jelas mengenai kekerasan anak di kota Malang yang dilatar belakangi oleh adanya pemetaan kekerasan terhadap anak di sekolah dan dijalanan. Dimana pemetaan ini menggunakan sample anak SD, SMP, SMA dan anak-anak jalanan, dengan menyertakan beberapa ungkapan dan dokumen dari para korban kekerasan
Berbicara tentang kekerasan, dalam kamus bahasa Indonesia kekerasan berarti 1. perihal (yang bersifat, berciri) keras, 2. perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kekerasan fisik atau barang orang lain, 3. paksaan. Jelas sudah bahwa arti dari kekerasan itu sendiri adalah perilaku atau perbuatan yang menyebabkan seseorang terluka, cedera, atau bisa sampai meninggal dunia. Sedangkan kekerasan terhadap adak adalah suatu tindakan yang tidak menyenangkan yang dilakukan secara fisik, psikis maupun seksual yang dapat menimbulkan trauma baik fisik maupun psikis serta melanggar hukum dan undang-undang.
Adapun kekerasan itu dibagi menjadi 3 yaitu kekerasan fisik, dimana kekerasan fisik merupakan bentuk kekerasan yang paling sering dialami oleh sebagian masyarakat kita. Kekerasan fisik tidak hanya menyebabkan sakit atau luka tapi berdampak pada gangguan mental korban kekerasan. Bentuk daripada kekerasan fisik diantaranya yaitu dipukul, dicubit, ditendang dll. Kekerasan psikis atau mental, kekerasan psikis berdampak lebih parah daripada kekerasan fisik. Karena korban akan mengalami trauma dan gangguan psikologis. Bentuk daripada kekerasan psikis yaitu diejek, dikucilkanm difitnah, didiskriminasi (dibeda-bedakan) dll. Dan Kekerasan seksual, merupakan bentuk kekerasan yang juga menyisakan dampak paling buruk bagi korbannya. Dan mayoritas korbannya adalah perempuan, namun tidak juga berarti bahwa anak laki-laki tidak berpotensi mendapatkan tindak kekerasan seksual. Bentuk daripada kekerasan seksual adalah diintip, dibuka roknya, memegang bagian pribadi/bagian sensitive, menarik kerudung, dipaksa untuk melakukan hubungan seksual dll.
Dalam proses terjadinya tindak kekerasan, para pelaku dan juga korban tidak akan melakukan hal tersebut dengan secara ketidaksengajaan. Tentunya ada faktor atau penyebab yang mempengaruhi para pelaku hingga mereka melakukan kekerasan terhadap anak.
Lingkungan Sekolah
(Pelaku guru dan teman)
..Tidak mengerjakan PR
..Melanggar peraturan
..Bercanda yang berlebihan
..Rasa iri hati
Lingkungan Rumah
(Pelaku, orang tua, ayah, ibu, kakak, atau saudara kandung)
..Korban nakal
..Ditekan oleh orang tua
..Kurang kasih saying orang tua
..Tidak mau membantu orang tua
Lingkungan Masyarakat
(Pelaku teman, masyarakat, orang kampong, pemabuk, pengamen dll)
..Usil, jahil
..Pergaulan yang salah
..Melanggar peraturan yang berlaku di masyarakat
..Korban memakai perhiasan yang mencolok
..Korban mengundang nafsu birahi, missal: menggunakan pakaian minim
Kejadian seperti ini sudah sering terjadi pada saat ini dilingkungan kita berada. Baik itu KDRT maupun kekerasan di sekolah, rumah, dan masyarakat. Jika ada seorang anak mengalami hal tersebut sebaiknya langkah yang kita berikan yaitu menjauhkannya dari pelaku dan mencari solusi yang tepat dan terbaik bagi korban dan pelaku. Apakah akan diselesaikan secara baik-baik, kekeluargaan atau secara hukum. Karena kekerasan itu sendiri bukanlah pendidikan, mengingat trauma dan dampak dari apa yang dialami oleh korban bisa sangat merugikan korban sendiri maupun orang lain.
Alhamdulillah ketemu juga ini buku, sempat saya cari-cari ternyata sudah tertata rapi dibarisan tatanan buku di lemari belajar. Semoga dengan sedikit ulasan tentang kekerasan pada anak ini bisa menambah pengetahuan khusunya buat saya pribadi dan teman-teman yang membaca. Terima kasih, semoga bermanfaat.
&&&&&&&&&&&&&&&&
Malang, 28 April 2011
…Thank’s to my student M. Farhan, I know u’re really smart student…Study hard, keep spirit. Terima kasih bukunya :)
…M. Farhan, student of Brawijaya Smart School Malang / Anggota DPA Kota Malang
Friday 25 November 2011
Sebuah Catatan
Kali ini wanita ketiga yang masuk ke dalam ruanganku, tergopoh-gopoh dan langsung duduk sambil menaruh tasnya di sova sebelah kanan.
“Ada apalagi buk saya dipanggil bapak kepala sekolah..??anak saya ada kasus apalagi buk..??bertengkar lagi, ngerokok, mbolos atau apa bu..??” tiba-tiba banyak kalimat Tanya yang keluar dari bibir berpoles lipstik tebal itu.
Lagi-lagi saya terdiam sambil terus memandang wajah sayunya yang dihantui rasa cemas, mau tidak mau saya harus menyampaikan perkembangan anaknya selama ini. Saya masih terdiam, di depan saya seorang ibu setengah baya dengan wajah yang entah saya tak mampu menggambarkannya. Pelan-pelan saya bersanjak dari kursi dan duduk mendekat disamping ibu tersebut yaitu bu Ais.
Dengan perlahan bu Ais menatap wajah saya, nampak ia sudah tak sabar lagi mendengar apa yang akan saya sampaikan. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menyampaikan perkembangan anaknya Aidil selama ini, setelah saya sampaikan panjang lebar. Tiba-tiba dengan tanpa suara bu Ais spontan menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dengan sigap saya memberikan tisu untuk membendung derasnya air mata yang mengalir dari kedua matanya bu Ais, saya hanya bisa diam dan terus mengelus tangannya mencoba sedikit menenangkan hatinya.
“Saya nggak percaya buk, Aidil itu lo anaknya diam buk..kok yo buat kasus lagi, saya malu buk dipanggil terus. Saya kira setelah kasus yang keempat itu dia sudah janji mau nurut sama saya buk, lha kok sekarang kasusnya kayak gini….” Ujarnya terbata-bata sambil terus menangis dan sesekali menghapus air matanya yang terus mengalir.
————————-
Sedikit cerita apa yang bu Hana alami ketika ada pemanggilan orang tua yang anaknya lagi-lagi melanggar peraturan sekolah. Sebut saja Aidil, siswa kelas 8 yang akhir-akhir ini sering melanggar peraturan sekolah. Seperti merokok di lingkungan sekolah, membolos saat jam pelajaran matematika dan bahasa Indonesia, ketahuan berpacaran di kantin, berfoto ria dengan menggunakan atribut sekolah dan disebarkan ke media jejaring social “facebook“, dan yang terakhir adalah berpacaran di dalam kelas dengan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya mereka lakukan. Tidak hanya sekali atau dua kali saja ia melakukan hal serupa tapi berkali-kali dan akhirnya dengan kejadian yang terakhir ia dikeluarkan dari sekolah oleh Kepala Sekolah. Selain sering melanggar peraturan sekolah, nilai akademik Aidil juga dibawah rata-rata, jadi semakin menguatkan pihak sekolah untuk bisa mengeluarkan siswa.
Bu Hana selaku guru pembimbing tidak mempunyai kewenangan ketika orang tua Aidil memohon kepada bu Hana untuk mempertahankan Aidil lagi. Karena keputusan ada di tangan Kepala Sekolah. Bukan karena ibu Aidil tak mampu mendanai anaknya, melainkan ini waktu tinggal 2 bulan lagi akan diadakan UAS. Apa ada sekolah yang mau menerima anaknya yang pastinya pihak sekolah lain tentunya mengetahui jika anak pindahan pada akhir semester biasanya anak melakukan kesalahan di sekolahnya yang lama dan dengan predikat “dikeluarkan dari sekolah”.
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
**Rindu anak2 yang bermasalah
**Rindu curhatan mereka :(
**Rindu curhatan para orang tua ke ruang BK, via telpon dan sms :(
Monday 21 November 2011
Sebuah Makna
Pagi dalam sepi,
Menyulam jala dibawah langit
Terkapar indah dalam lamunan
Hambar jari berjalan
Dalam esok bergelantungan
Jenuh acap bergejolak
Bak padi yang bergoyang
Syahdu terpasung muram
Lambaianpun berterbangan
Tapi mata tak terpasang
~~06.10..~~
Kala ku terdiam
Memikirkan sang bulan
Muram nan kusam
Adakah gerangan
Pikiran melayang
…Kian tak tenang
Tak ayal dekapan buaian malam
Menjelma dalam riang
Akankah…
—19.05—
Merajuk dalam asa
Meraba dalam sunyi
Mendekap dalam sepi
Lantas, mengendap dalam jalakah??
Atau bersembunyi dalam erangan..??
_20.21_
################################################################################
—–My face on wednesday…—–
Jangan Panggil Aku Autis,
Pukul 13.22
Mataku tertuju pada sosok itu
Ia berdiri di tengah jalan
Didepannya terlihat tiga anak kecil
Entah akupun perlahan bangkit dari kursiku
Mencoba menghampiri mereka
****
Perlahan ku berjalan mendekati mereka
Sukari, ya itu Sukari
Ia memegang kedua tangan anak kecil itu
Sambil berkomat-kamit, terus menerus
Sesekali mengadahkan kepalanya kelangit
Sembari mengernyitkan matanya
Panas,
****
Aku berdiri di belakang Sukari
Dua anak kecil yang berada di depan Sukari
Hanya bisa melihat temannya
Kedua tangannya dipegang erat oleh Sukari
Mencoba ku memegang tangan Sukari
“Lepaskan nak,”
“Ini bu is anaknya nakal. Ngatain aku Autis!!”
****
Sukari masih saja memegang erat kedua tangan anak kecil itu
Si anak tak mampu berucap
Hanya tersenyum ke arahku dengan dahi mengkerut
Aku tahu ia merasa kesakitan
Ku elus tangan dan punggung Sukari
“Lepaskan nak,”
“Dia nakal bu is, ngatain aku Autis..”
Ucapnya berkali-kali
****
Lagi, aku menoleh ke arah anak kecil itu
Dengan seksama
Kamu lagi…??
Ujarku dalam hati
Sambil melihat mata sayunya
Dengan perasaan sedikit marah
Aku bisa melepaskan genggaman erat Sukari
****
Anak kecil itu dan dua temannya seketika lari menjauh
Aku melihat wajah riang mereka
Tak ada beberapa detik ku menoleh ke Sukari
“Autis…ye ye ye ye…Autis…ye ye ye ye”
Tanpa berpamitan
Tiba-tiba Sukari berlari mengejar mereka
Dari teras lantai dua
Para siswa tertawa dan memberi tepukan serta teriakan terdengar riuh
****
Ditengah jalan,
Mataku terus melihat kearah Sukari
Entah, tiba-tiba ia melihatku
Dan berlari cepat menghampiriku
“Itu bu is, anaknya nakal..”
Dua kali bahkan lebih ia berucap kalimat itu
Sesekali sambil menggigit kuku
Dan mengadahkan kepalanya ke langit
****
“Jangan bilang ke pak Fikri bu Is…”
Kalimat itu terdengar manja ditelingaku
Sukari selalu mengeluh dengan kalimat tersebut kepadaku
Ketika sesaat setelah berkejaran dengan anak SD
Bahkan iapun sesekali melempar kepalan tangannya ke anak-anak kecil
Tak tanggung-tanggung,
Melempar batupun sudah menjadi kebiasaannya
****
Ah, Sukari
Sosok remaja yang menjadi tanggung jawab kami
Aku dan teman-teman seperjuangan
Meski kau tak seperti anak yang lain
Tapi segala hal kau bisa selesaikan lebih awal
Dan, inilah yang membuatmu berbeda dari teman-temanmu
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
…Jangan mencubit, jika tidak ingin di cubit…
Malang, 26 Mei 2011
…Teruntuk anak khususku, Kau HEBAT nak,,,!!!
…Dari seorang wanita yang ingin menjadi lilin untuk para anak didiknya.
Subscribe to:
Posts (Atom)