Showing posts with label Riau. Show all posts
Showing posts with label Riau. Show all posts

Thursday 8 October 2015

Pertama Kali Nyobain Mi Sagu

Pertama kali nyobain mi sagu. Pernah makan mi sagu??gimana rasanya??enak kan??kalau saya, baru aja tahun yang lalu ngincip enaknya mi sagu di tanah melayu, Siak Sri Indrapura - Riau *komplit yes*. Dulu, sebelum jadi anak rantau, saya bener-bener nggak tau dan nggak kenal sama yang namanya mi sagu dan kwetiau. Maklumlah, waktu kuliah jadi anak kos tulen, taunya mi goreng, nasi goreng, tahu tek, tahu telor, bakso dan siomay. Jadi, petualangan yang sebenarnya bermula saat pindah dari tanah Jawa ke Kepulauan Riau, tepatnya di Batam.

Untuk pertama kalinya melihat dan menikmati mi kwetiaw saat di Batam, tapi kalau mi sagu, pastinya di Siak Riau. Dulu, pas pertama kali ke pasar di Siak, sempat melihat-lihat banyak mi warna putih, tepatnya bening di deretan kios-kios pasar. Sudah dibungkus setengah kilo dan satu kilo perplastik. Usut punya usut, pas ngobrol dengan almarhumah nenek kos, ternyata itu namanya mi sagu. Di Siak banyak yang jual, diambil dari daerah Selat Panjang Riau. Cerita dari nenek, katanya di daerah Selat Panjang banyak masyarakatnya yang buat mi sagu, karena disana banyak tumbuh pohon sagu. Wah, seru ya, kapan-kapan ah mampir dan jalan-jalan ke Selat Panjang, biasanya kalau saya balik ke Batam naik kapal ferry, cuma bisa mampir aja di pelabuhan *kapal ambil penumpang maksudnya hehe*.

Rasa dan tekstur mi sagu
Kalau masalah rasa, sebelum di masak saya belum pernah nyoba hehe. Tapi kalau sudah dimasak jadi mi goreng, rasanya enak, tekstur minya kenyal lembut, tapi nggak kenyal seperti mi kwetiau, ini lebih lembut. Kebetulan pas pindahan dari kos-kosan ke rumah petak, sering dapat kiriman makanan dari tetangga yang buka jasa catering. Salah satunya mi sagu goreng, bumbunya sama seperti bumbu pembuatan mi goreng, dikasih kecap, sawi, sambal goreng kering tempe, timun dan kerupuk. Perpaduan yang cocok ternyata, mi sagu dinikmati sama sambel goreng tempe kering. Bolehlah kapan-kapan kalau balik ke Siak, mau bikin mi sagu goreng sendiri hehe.

Teman-teman pernah makan mi sagu??gimana rasanya??


***

Tuesday 29 September 2015

#MelawanAsap : Perjalanan Sehari ke Pekanbaru ditemani Kabut Asap Pekat

Assalamu'alaikum..
Berharap pagi ini kita diberi kesehatan dan bisa beraktivitas dengan baik aamiin, Siak Riau masih berjuang #MelawanAsap. Do'akan kami....

Hari keempat dimana kabut asap masih tebal, seminggu sebelumnya kabut asap sudah mulai hilang (meskipun langit masih abu-abu) tapi beberapa hari ini kabut asap pekat lagi. Tepatnya empat hari yang lalu saya dan suami mendadak ada urusan ke Pekanbaru, pagi-pagi sekitar pukul 07.00 kami meninggalkan rumah dan menyusuri kota Siak. Ternyata diluar kabut asap sangat tebal, dan ini menjadi perjalanan yang sangat berkesan bagi kami. Menuju ke kota Pekanbaru ditemani kabut asap tebal yang jarak pandangnya hanya kurang lebih 50 meter. 

"Ini gimana cara mbakar hutannya??kok sampe ketutup asap kayak begini, dari Siak sampai Pekanbaru ketutup asap semua"
Berkali-kali saya mbatin dan nggerundel sambil memandang lautan sawit yang tidak tampak pohon sawit lagi dari balik kaca mobil. Saat itu, kondisi dari kota Siak sampai Pekanbaru dan kembali ke Siak sore hari, hampir sama rata kabut asap yang tebal. Tidak ada perubahan sampai hari ini..sedih ya rasanya :( .

 + pukul 07.10, Siak Kota
 + pukul 08.10 Siak - Koto Gasib
 + pukul 10.00 Lintas Timur - Maredan - masih Siak
 Ini suasana jalan diatas ketika tidak ada asap
 + pukul 10.30 Lintas Timur - Maredan
 + pukul 11.00 Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru
 + pukul 02.30 Jalan Imam Munandar Pekanbaru
 + pukul 04.00 Koto Gasib - Siak
+ pukul 05.00 Jembatan Siak - Kota Siak


Sampai kapan??? :(

****

Monday 21 September 2015

Cara Lain Menikmati Liburan di Kota

Secara kami sekarang tinggal di kota kecil Siak Riau yang nggak ada mall, jadi kebayang kan gimana rasanya hari-hari hanya bisa memandang sungai Siak dan jalanan yang itu-itu saja hehe. Tapi, dibalik itu semua ada banyak keranjang kebahagiaan yang kami miliki saat tinggal di kota kecil ini *ceilah bahasanya*. Misalnya, nggak ada macet, jalanan lebar kayak landasan pesawat, banyak pohon rindang, ada hutan kota yang luas, dan banyak monyet hehehe. Kalaupun bosan, biasanya kami pergi ke kota Pekanbaru, 3 jam perjalanan darat dari Siak. Jangan harap perjalanan ke kota seperti di Jawa, di sini pemandangan kanan kiri hanya hutan sawit yang luas. Kalau nggak ada kabut asap, langitnya biru cantik, tapi kalau lagi musim asap, gelap, jarak pandang hanya sekian meter, silahkan banyangin suasananya kalau gunung mau meletus, yaa...seperti itulah.


Cara lain menikmati liburan di kota a la kami :
Keliling kota pakai maps
Tanpa maps, apalah kami di kota besar ini. Pekanbaru itu luas *menurut pendatang abal-abal kayak saya*, jadi selalu buka maps kalau sudah dekat kota besar. Nggak segalanya pakai maps itu indah, karena masih sering nyasar nggak karuan hehehe. Tapi, senangnya bisa tau kota Pekanbaru lebih luas, tau-tau ketemu kantor Gubernur yang keren. Tau-tau ngelewatin masjid an-nur yang terkenal, tau-tau ketemu bangunan keren yang ternyata perpustakaan umum, dan paling seneng itu, tau-tau ketemu warung penjual soto mas agus Jawa Timur, akhirnya nyobain deh hehehe. Jadi, tak selamanya nyasar itu menyedihkan hahaha.


Nginap semalam di hotel murah
Biasanya kalau kami ke Pekanbaru, berangkatnya agak santai, yaa..paling-paling jam 9 pagi kami baru meluncur ke Pekanbaru. Selanjutnya booking hotel andalan dan masih jadi idola buat kami berdua sampai sekarang, kok bisa??soalnya murah meriah hotelnya, nggak nyampe Rp 200.000/malam itupun sudah dapat sarapan. Ahaiyyy!!!. Setelah pesan kamar, biasanya kami istirahat, leyeh-leyeh alias ishoma.  Sore hari kalau nggak malam, baru deh keluar jalan-jalan kota, paling mentok ke SKA mall. Soalnya jalannya tinggal lurus aja, nggak perlu pake maps, yaaa kalau jauh-jauh takut nyasar malam-malam kan berabe hehehe. Ngapain aja ke mall??makan-makanlah hahaha, masuk keluar toko, nyobain sendal dan sepatu *nyobain aja nggak beli hahaha*, beli buah buat camilan di hotel, terus pulang.

 artinya, kami di kota besar xixixixi *norak*

 Sarapan dulu,yang banyak, biar kenyang...

Kulineran
Hari kedua di Pekanbaru biasanya kami keluar dari hotel agak siangan, paling mentok kalau nggak ada urusan jam 9, kalau cuma mau jalan-jalan ya jam 10an. Diperjalan pulang biasanya kami sekalian cari rumah makan baru untuk santap siang. Kalaupun mentok nggak dapat warung atau rumah makan baru, mentoknya masuk ke rumah makan padang hehehe. Selanjutnya, langsung pulang ke Siak, kembali ke kota kecil.

Teman-teman ada yang tinggal di kota kecil seperti kami nggak??

***

Sunday 6 September 2015

Asap Oh Asap...


Assalamualaikum....
Apa kabar??semoga sehat selalu. Pagi ini, rutinitas jalan pagi keliling kampung terpaksa saya hentikan. Asapnya benar-benar tebal, sudah hampir dua minggu rasanya saya jarang keluar rumah,  mungkin bisa dihitung jari, nggak kuat sama asapnya. Capek juga rasanya kalau setiap jalan harus pakai masker terus, engap dan panas hehehe. Yang paling parah itu, beberapa hari ini bau asap sudah masuk rumah, artinya...asap sudah masuk dari sela-sela pintu dan angin-angin. Padahal angin-anginnya sudah di tutup sama pemilik kontrakan, kadang kalau tiba-tiba tercium bau asap, spontan saya ngecek kompor dan listrik. Kalau sudah aman, baru buka pintu belakang, takutnya tetangga ada yang bakar sampah, kalau nggak ada apa-apa, artinya bau asap pembakaran lahan sawit. Baiklah, mari semedi..

Korban Asap
Korban asap???iya, tahun lalu saya jadi korban asap pembakaran lahan sawit. Yaaa...ibaratnya salam tempel ke pendatang gitu hehe. Awalnya yang saya rasain itu pusing berat, seumur-umur saya belum pernah merasakan pusing berat seperti itu. Setelah istirahat kurang lebih 5 hari, tidak ada perubahan, badan lemes dan lemah. Akhirnya saya dibawa ke dokter, dikasih obat. Kurang lebih dua minggu belum ada perubahan juga, sampai akhirnya badan benar-benar sembuh dan fit kurang lebih satu bulan setengah. Lama ya???bangettt...

Tadi pagi saya lihat berita di AKI, ada talk show yang sedang membahas tentang asap di Riau. Saya baru tahu, ternyata asap pembakaran lahan sawit ini sudah berlangsung selama 18 tahun, wik, 18 tahun??lumayan lama ya, tapi Pemerintah belum bisa menyelesaikan masalah ini sampai sekarang. Setiap tahun pasti ada masanya Riau berasap, kata warga Siak, pokoknya kalau dua minggu nggak ada hujan, pasti ada asap, mulai bakar-bakar deh, sedih juga rasanya. Harapan saya sebagai pendatang yang mau tiga tahun tinggal di Siak, semoga ada penyelesaian untuk masalah asap ini. 

Teman-teman yang tinggal di Sumatera, Riau, Kalimantan, pokoknya yang daerahnya dikelilingi hutan sawit dan kena imbas asap. Jaga kesehatan ya, jangan lupa kalau keluar rumah pakai masker. 


****

Friday 12 June 2015

Sudut Kota : Mereka yang Berjasa

Karena pada setiap sudut kota, banyak hal yang harus diceritakan.
~HM Zwan~

Masih ada yang bertanya kota Siak itu dimana??dengan senang hati saya akan terus menjawab, Siak Sri Indrapura itu ada di Riau. Tepatnya kota kecil di tengah-tengah hutan sawit area Riau, sempat geleng-geleng kepala pas saya naik pesawat mau landing di bandara Syarif Kasim II Pekanbaru. Tampak nyata hutan sawitnya, bener-bener kaya ya Riau ini hehehe. Itu baru sawitnya, belum yang dibawah tanah hehehe. Dari kota Pekanbaru ke Siak membutuhkan waktu 2-3 jam perjalanan darat/sungai. 

Sebenarnya banyak hal yang membuat saya terkesima dengan kota Siak, salah satunya adalah pemandangan setiap pagi sampai siang. Kalau kita keluar rumah pagi-pagi, misalnya mau ke pasar, pasti di tengah perjalanan bertemu dengan ibu-ibu petugas kebersihan. Dengan topi beraneka ragam model dan bentuk, para ibu-ibu (dari yang muda sampai mbah-mbah) asik menyapu jalanan kota. Biasanya ada yang menggunakan sepeda motor, ada juga yang masih menggunakan sepeda ontel. Sebagian besar yang menyapu adalah ibu-ibu, sedangkan bapak-bapak biasanya tugasnya mempercantik rumput, menyiram bunga pakai mobil dan memotong rumput di pinggir jalan. 

 Jalan selebar ini pun disapu lo hehe,kata saya,ini jalan pesawat...lebar banget pokoknya. Samping kiri adalah hutan lindung, banyak monyet pastinya hehe.
 Ini jalan menuju ke pasar

Bersih kan???terus, kamu kapan ke Siak???hehehe...

Silahkan baca juga..
****

Wednesday 27 May 2015

Jembatan Siak III : Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamyah


Pertama kali tahu nama jembatan bagus sewaktu di Siak Riau, di Jawa banyak jembatan tidak bernama hehe. Etapi, yang terkenal dan nggak jauh-jauh sama Jombang ada jembatan Suramadu, tapi sayang belum kesana, semoga pas pulang kampung bisa jalan-jalan. Beberapa tahun tinggal di Batam, ikon kotanya jembatan Barelang, geser pindah sedikit ke Riau tepatnya di Siak ada satu jembatan yang menjadi salah satu penghubung antara kota dan daerah di Riau ke kota Siak. Nama jembatannya Tengku Agung Sultanah Latifah, keren banget kan??saya aja sampe heran nggak karuan, keren banget namanya *norak nggak karuan*.  Ketika suami libur, jadwal utamanya kalau nggak malas adalah jalan ke Pekanbaru, itupun kalau lagi pingin lihat kota hehehe. Untuk menuju kota Pekanbaru, ada dua jalur, lewat Perawang dan lintas timur. Kebetulan kali ini lewat Perawang, ternyata jalannya banyak yang rusak, jadi butuh waktu kurang lebih 4 jam sampai Pekanbaru. Kalau lewat perawang tembusnya lewat jembatan Siak III Sultan Muhammad ali Abdul Jalil Muazzamyah, diresmikan pada tanggal 3 Desember 2013. Dari jauh sudah terlihat cantik jembatannya, tapi ada yang ngganjal menurut saya, jembatannya kok melengkung ya. Karena pada umumnya bentuk jembatan lurus, dan ini melegkung, coba deh perhatikan baik-baik gambar yang saya abadikan, unik ya. Tahun pertama tinggal di Siak sempat dengar ada jembatan yang goyang dan bengkok, katanya jembatan Siak III. Jadi untuk sementara diperbaiki, tapi dua bulan lalu sudah bisa dilalui dan saya lewat jembatan ini. 






Sudah pernah lewat jembatan Siak III??kalau belum, hayuk ke Pekanbaru hehe^^


****

Friday 22 May 2015

[Travel Guide] Sehari di Siak, Kemana Saja??

[Travel Guide] Sehari di Siak, Kemana Saja??

Sejak pindah ke Siak Sri Indrapura - Riau, saya banyak mengulas tentang seluk beluk kota kecil yang indah ini. Apapun bentuknya, mulai dari sungai *iya sungai*, jalan lebar, tempat nongkrong sampai istana Siak, semuanya saya abadikan di blog ini. Jujur, saya dulu nggak tau kalau di Indonesia ini ada kota yang bernama Siak Sri Indrapura lo hehe, dan sampai pada akhirnya saya sejenak berlabuh disini. Sejak itulah, beberapa teman/orang yang tanya saya seputar Siak. Mulai dari, Siak itu dimana ya??kalau mau ke Siak naik apa??di Siak itu ada apa aja??yang paling terakhir *baru kemarin*, ada yang bertanya, kalau sehari di Siak kira-kira cukup nggak keliling kota??. 

FYI, for your information....Kota Siak itu kecikkkk, eh kecil maksudnya *maklum latah bahasa* hehehe. Kotanya aja bisa diputerin nggak nyampe 60 menit *nggak nyampe segitulah*, pakek sepeda motor hehe. Itu jalannya nyantai nggak ngebut, jadi sudah kebayang kan kota Siak itu kecil. Ibaratnya cuma muter aja, dari jembatan Siak, terus lewat depan perum Bupati, lanjut ke jalan dr sutomo, belok kiri ke daerah pecinan, lurus lewat depan istana Siak, masjid Syahabuddin, museum Balairung Sri, dan kembali ke jalan pulang menuju jembatan. Tuh kan??kecil hehehe...Udah kebayang kan gimana bosannya saya setiap sore harus keliling di tempat yang sama, karena nggak ada tempat lain hehe. Mau ke mall, mana ada mall disini. Paling mentok alfamart, sujud syukur banget pas toko ini baru buka, setidaknya bisa muterin toko lima kali hanya untuk ngadem, lihat-lihat nggak jelas, beli es krim  dan langsung ke kasir hahaha. Karena bahagia itu sederhana...*ngelesss ngeless*

Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah

Em, kalau aku sehari di Siak, kira-kira bisa kemana aja ya??cukup nggak sehari keliling kota Siak??Ohya, aku dari Pekanbaru nih..

-  Transportasi
Pekanbaru - Siak / Siak - Pekanbaru
Kalau dari Pekanbaru ke Siak (dan juga sebaliknya, Siak - Pekanbaru) ada dua transportasi. Darat dan  sungai, darat ada travel (semacam xenia,avanza dll), sungai ada speedboat. Kalau travel saya belum pernah naik, kata teman dan tetangga kos lumayan lama kalau pakai travel. Nah, kalau pakai speedboat itu ada perjam sekali, tapi *tolong dicatat baik-baik* kadang tergantung penumpang, kalau ada penumbang banyak baru berangkat, tapi kalau hanya beberapa waktunya diundur, jadi pastikan tanya ke penjual tiketnya ya *catat baik-baik pokoknya poin ini*. Ohya, naik speedboot Siak-Pekanbaru (juga sebaliknya) kurang lebih 3 jam. Ongkos sekali naik @ 90.000, ini harga awal tahun, terakhir saya naik speed.
PS : buat yang cuma punya waktu satu hari di Siak, berangkat dari Pekanbaru pakai speedboot paling awal jam 07.00, dan balik lagi ke Pekanbaru pakai speed terakhir dari Siak. Kalau pingin tau jadwal fix speed terakhir ke Pekanbaru jam berapa, minta nomor telpon penjual tiket di pelabuhan Siak ya. 

Transportasi di Kota Siak
Di Siak nggak ada taxi, angkutan umum apalagi bis kota, nggak ada. Terus adanya apa dong??adanya cuma bentor alias becak montor. Itulah minusnya kota indah ini hehehe. Jadi, kalau mau keliling kota Siak, bisa menggunakan jasa bapak bentor hehe. Nyari dimana bentor??nggak usah nyari, karena bentor banyak yang standby di pelabuhan Siak.

Pas samping pelabuhan Museum Balairung Sri, itu museum bukan masjid hehe

- Tujuan
Kalau dari Pekanbaru jam 07.00, maka sampai Siak kurang lebih pukul 09.30 (kadang lebih cepat kok speedbootnya). 
1. Sarapan (yay or nay,ini sekedar pilihan)
Artinya, harus naik bentor, bisa sarapan pecel atau lontong di jalan dr sutomo, atau di daerah pecinan. Biasanya ada lontong sayur, pecel, gado-gado, kwetiau, nasi goreng dan banyak pilihan. 
2. Museum dan Sejarah Balairung Sri
Kalau mau meminimalisir ongkos, sampai di pelabuhan, rute utama jalan-jalan langsung aja ke museum Balairung Sri. Tinggal menclok aja, karena museumnya ada disamping pelabuhan Siak. Tiket masuknya seikhlasnya, bayarnyapun pas kita keluar dari museum.

Istana Siak
3. Istana Siak
Nggak jauh dari museum Balairung Sri, bisa jalan kaki, di depan museum ada dua pertigaan, pertigaan yang pertama pas didepan museum, pertigaan kedua, dari gerbang museum maju nggak sampai 10 meter, belok kanan. Kurang lebih 700 meter Istana Siak ada di depan mata hehehe. Tiket masuknya @ 3000, penitipan sandal per @ 2000. 
Selesai keliling Istana Siak, bisa ngadem di taman depan istana sambil minum es tebu hehe.
5. Makan siang
Kalau mau meminimalisir pengeluaran, disekitar area Istana Siak ada beberapa pilihan warung makan Padang. Kalau pingin incip udang sungai Siak yang ukuran besar yang pernah disinggahi sama Mak Lusi, tinggal jalan ke belekang Istana Siak. Pas sebelah kanan sungai kecil ada warung Padang, namanya rumah makan Yessy. Nggak usah bingung, karena udangnya terpampang nyata dietalase hehe. Nah, kalau misalnya nggak mau jauh-jauh dari taman Tengku Mahratu, jalan aja ke daerah pecinan (tinggal lihat rumah pojok warna merah menyala). Nggak usah bingung, warung makannya pas banget di samping/belakang kuburan samping taman, pas dipojokan. Ramai kok warungnya, kalau nggak salah ada 2 warung Padang. Nah, di sebrangnya juga kalau nggak salah ada warung Yessy juga.

Atau kalau mau menikmati sup tunjang  ,up khas orang Riau yang recommended *menurut saya di Siak* ada di warung depan Hotel Yasmin, tepatnya di jalan utama menuju hotel. Artinya harus naik dan cari bentor hehe. Kalau mau menikmati masakan ampera yang bikin senyum-senyum dompet, harga murah, rasa enak , silahkan cari bentor. Warungnya ada di jalan dr sutomo, namanya Ampera Sederhana, pas depan Bank BRI. Siap-siap antri, soalnya kalau siang ramai, artinya harga cocok buat backpacker hehehe.

sup tunjang,maknyuss

6. Shalat dan istirahat (leyeh-leyeh cantik)
Di daerah pecinan, tepatnya 100 meter dari warung Padang belakang kuburan ada masjid baru. Sekalian bisa wisata, jalan-jalan, ngopi, atau sekedar foto-foto di daerah ini hehehe. Daerahnya keren buat foto, masih jaman dahulu banget, rumahnya terbuat dari kayu dan semua berwarna merah menyala.
Di dekat pasar lama (sebutan untuk daerah pecinan), agak jalan ke arah kelenteng (tanya saja sama warga setempat klenteng Siak) ada   tempat nongkrong asik dan baru, sepertinya belum diresmikan. Bisa juga menikmati kerupuk kuah camilan khas orang Riau.
Sebenarnya kalau ke Siak wajib ke daerah Turap, duduk manis di sore hari sambil ngejus, sambil menunggu detik-detik sunset yang indah dari pinggir sungai Siak.

Emang itu sehari cukup???sepertinya nggak cukup kalau perjalanannya pakai speedboot hehehe, setidaknya sudah masuk Istana Siak, lihat jembatan, sungai Siak dan keliling kota Siak menurut saya suah cukup. Yaaaa meskipun harus merelakan sunset indah di pinggir sungai Siak hehehe. Karena biasanya speedboot terakhir berangkat pukul 15.00, kalau mau nyiasati, bisa naik travel, tapi saya tidak tahu jam berapa terakhir ke kota Pekanbaru. Atau opsi lain, nginap satu malam di kota Siak, balik ke Pekanbaru ikut speedboot paling awal jam 07.00. Gimana???masih kurang lengkap???Sila bertanya...^^

Hotel Yasmin
Salah satu hotel yang berada di daerah Turap atau depan sungai Siak, jadi kalau mau lihat sunset tinggal nyebrang aja jalan ke kiri dikit,pas depan kuburan ada taman baru. 

Pemandangan ini pas di sebrang hotel Yasmin/depan kuburan

Itu sunsetnyaaa.....
Ada yang mau ke Siak???

****

Monday 18 May 2015

Berburu Makan Siang di RM Melayu Tanpa Nama

Berburu Makan Siang di RM Melayu Tanpa Nama

Kok namanya gitu banget??gitu gimana??RM Melayu Tanpa Nama, yang jelas dong Em??ya memang gitu. Ceritanya ada salah satu teman kantor suami yang bilang kalau ada Rumah Makan  Melayu enak di daerah dekat Mempura (sebrang kota Siak), sempat pas pulang kerja dilewatin di depan RM nya. Katanya (lagi), RM itu lumayan ramai dan enak. Akhirnya, beberapa hari yang lalu,  kebetulan suami libur, dan bertepatan dengan cuaca Siak yang hujan terus menerus, suami bilang ke saya bahwa hari itu libur memasak (aarrkkkkk koprol). Dengan rasa penasaran, saya mengiyakan ajakan makan siang ke RM Melayu yang cukup jauh. Bagi saya, nyebrang jembatan Siak itu perjalanan jauh, apalagi ke daerah mempura. Maklum rada sepi daerah perumahan hehehe. 

Sempat lewat jalan alternatif, jalan dalam, tapi kok nyasar nggak karuan. Akhirnya ketemu jalan besar dan lewat jalan biasanya, arah ke Tanjung Buton. Sampai ada jalan karet di sebelah kiri, belok, lurus saja sampai ketemu RM Melayu. Pas suami parkir mobil di depan ruko belum jadi, saya sempat heran da mbatin, mana rumah makannya??. Ternyata ada disebelah kiri, dan jauh dari rumah makan pada umumnya, tidak ada plang nama atau banner. Pokoknya Tanpa Nama,titik hehehe.

 Setelah menyebrang jembatan Siak
 Jalan karet, sepi, banyk monyet berkeliaran lo hehe
 Sepi juga,nggak ada rumah penduduk,banyak monyet..
 Ini dia RM Melayu Tanpa Nama hehehe

Seingat saya, rumah makan ini adalah rumah pertama di jalan karet, karena sebelumnya kanan kiri hanya hutan karet dan pohon lain-lain.  Tuh kan, nggak ada plangnya, bener-bener rumah makan sederhana tapi ramai. Kebetulan saya sampai rumah makan pukul 11.45, artinya waktu makan siang sudah masuk. Ada 5 meja makan besar beserta beberapa kursi, pas banget lauknya sudah banyak yang matang. Setelah pesan makan, akhirnya makanan dihidangkan, suami pesan Hidang. Artinya semua lauk yang ada di RM Melayu dihidangkan di meja makan tempat kami duduk, jadi kita bisa pilih lauk dan sayur sesuka kita. Satu lagi pesanan suami, yaitu ikan patin asam pedas, heummmm. 

 5 meja makan besar
 Hidang a la warung Padang
 Dipilih dipilih...
Ikan patin asam pedas,yumm....

Setelah makanan dihidangkan, langsung deh dieksekusi. Lumayan enak, ikan patinnya ukuran besar, kelihatan dari kepalanya hehehe. Satu porsi isinya separo kepala dan 3 badan, mantap pokoknya, tapi asin, tapi emang katanya masakan Melayu cenderung asin. Beda banget sama lidah Jawa kami hehehe, tapi tetep, ludes hahaha. Disela-sela kami menikmati hidangan, banyak juga yang datang, sebagian besar beli lauk dan dibungkus. Hanya dua meja besar yang makan di tempat, satu jam lamanya akhirnya perhitungan dimulai. Kalau model pesan makan Hidang, kita nggak usah repot-repot ke kasih, nanti mbaknya datang ke meja dan menghitung total keseluruhan yang kita makan. Perut kenyang, hati senang, akhirnya lanjut pulang ke Siak. Alhamdulillah, nikmat luar biasa.
Tetep jalan-jalan, tetep makan-makan....^^

Ikan patin asam pedas 1 porsi
Sayur 2 piring (2 macam)
Ayam kampung rendang 1 porsi (isi 2 ukuran sedang)
Jeruk hangat 2 gelas
Total = 140.000

Harga : standar untuk daerah Riau 
Lokasi : Jalan karet (jalan utama setelah pertigaan arah mempura), arah Tanjung Buton


*****


Friday 8 May 2015

Tembilahan : Jembatan Rumbai

Tembilahan : Jembatan Rumbai

Masih cerita tentang jalan-jalan saya bulan februari lalu, tepatnya ke Kota Tembilahan Riau. Butuh waktu kurang lebih 9 jam perjalanan dari Siak Riau ke Kota Tembilahan, jauh ya, lumayan tapi have fun banget. Sebelum akhirnya sampai ke Kota Tembilahan, kita melewati Kota Rengat. Kurang lebih satu jam, kita sampai di Jembatan Rumbai. Tepatnya berada di desa Rumbai, kalau kita mau ke Kota Tembilahan dan melewati Jembatan Rumbai, artinya Tembilahan sudah di depan mata. Lumayanlah, kurang lebih 1,5 jam menggunakan mobil, karena jalannya lumayan rusak dan banyak lobang jadi harus hati-hati.  Ohya, dibawah jembatan rumbai ini semacam sungai Siak, sungainya lebar, jadi jembatannya panjang dan cantik. Bentuk jembatan Siak hampir mirip sama jembatan Barelang, Suramadu dll. Panjang ada tiang yang berbentuk segitiga, tapi jembatan rumbai ini unik dan berbeda. Awalnya lurus tapi ditengah-tengan berbentuk setengah lingkaran, catnyapun cerah, warna biru dan kuning. Sayang sekali saya tidak bisa mengabadikan dari jauh, maklum terlalu asik nyanyi sama suami hehehe. 

 Awalnya kayak jembatan-jembatan di Jawa...
 Ini diaaa....
 Ini di tengah-tengah...
Keren ya...

Katanya, kalau malam bagus lo jembatannya. Mungkin karena ada lampunya kali ya hehe, semoga suatu saat bisa jalan-jalan lagi ke Tembilahan.

Teman-teman ada yang sudah pernah lihat jembatan rumbai??

****

Tuesday 5 May 2015

RM Ulak'an : Ini Baru Makan!!

Beberap hari yang lalu, saya dan suami jalan ke Pekanbaru, ada sedikit urusan. Kami berangkat setelah shalat subuh, sampai Pekanbaru pukul 08.00. Setelah urusan selesai, ngadem dulu sebentar ke puswil sambil nunggu dhuhur. Pukul 12.00 kami langsung balik ke Siak, sekalin jalan pulang, sekalian makan siang dan shalat dhuhur. Beberapa kali ke Pekanbaru tapi belum pernah sekalipun makan sesuai selera atau lidah, pokoknya makanan yang maknyus gitu. Beberapa kali akhirnya makan di ayam kakek-kakek *baca KFC hehe*, lumayan sesuai lidah, harganya pas dan puas. Tapi beberapa kali lihat rumah makan yang ramai dan kamipun berhenti, tapi ternyata kurang maknyus. Kebetulan sekali, setiap lewat jalan lintas timur (arah ke Siak) yang masih daerah kota, saya melihat satu rumah makan besar yang ramai. Sempat beberapa bilang ke suami, kapan-kapan makan disitu yuk, rame banget, kayaknya eanak tuh. Dan akhirnya mampir juga di RM Ulak'an, pas banget tidak begitu ramai, padahal waktunya makan siang.

Setelah memilih tempat duduk,  dengan sigap mas-mas pembawa menu datang, saya memesan ikan bakar, suami pesan ayam bakar. Baru naruh tas cangklong ke meja, tiba-tiba mas-mas datang bawa pesanan kami, wakz, cepet amattt. Ternyata, semua sudah dipersiapkan, jadi ketika ada yang pesan, tinggal antar saja, enak ya, nggak nunggu lama dan masih panas kok. Sayurnya ada nangka masak merah, kuah gulai, daun pucuk ubi dan sambel ijo. Ayam bakarnya, endes bangettt, enak pedes, bumbunya pedes manis, jadi, cucok banget buat lidah wong njowo hehehe. Ayam bakarnya juga enak, tapi kayaknya lebih enak kalau ayamnya digeprak gitu hehehe. Sempat ngerumpi juga pas makan, kira-kira habis berapa ya??yaaa....paling-paling 100an. Harga perkiraan karena rumah maknnya luas, ramai, dan enak. Tapi, ketika saya bayar, luntur sudah perkiraan tersebut. Ikan bakar, ayam bakar, jeruk hangat, es teh, total keseluruhan Rp 43.000. Duh Gustiiii, kaget nggak karuan hahahahaha. Pas di mobil, suami nyeletuk, Ini Baru Makan!!hahaha. Akhirnyaaa, makan enak di Pekanbaru.

Point plus buat RM Ulak'an Pekanbaru
- Ayam dan ikannya, maknyusss (nilai 8)
- Tempatnya bersih 
- Ada mushola terbuka
- Ada kamar mandi
- Parkir mobil laus
- Pelayanan cepat








Tau nggak, Ulak'an itu apa???salah satu nama kampung di Padang Pariaman hehehe. Tetep jalan-jalan, tetep makan-makan, yang penting maknyussss hehehe.


***
RM Ulak'an
Jalan harapan jaya/Imam Munandar Pekanbaru

Tuesday 28 April 2015

Sabtu Seru di Taman Agrowisata Tenayan Raya Pekanbaru


Sabtu pagi tepatnya pukul 09.00 saya dan suami tiba di kota Pekanbaru, 3 jam perjalanan rasanya tidak begitu melelahkan. Setelah menyelesaikan urusan di jalan jendral sudirman, kami langsung menuju ke Taman Agrowisata Tenayan Raya. Untuk menuju Taman Agrowisata Tenayan Raya, dari  gedung guru yang ada di jalan jendral sudirman belok kanan, lurus ikuti jalan (namanya jalan parit indah) mentok sampai bertemu dengan jembatan, belok kanan, kurang lebih 2 km sampai lihat plang Taman Agrowisata di sebelah kanan. Saya kira mobil tidak bisa masuk, ternyata bisa, jadi lumayan tidak panas-panasan hehe. Sampai sana ternyata sudah ramai, saya lumayan ketinggalan separo kegiatan anak-anak. Sebagian kelompok ada yang mengitari kebun bawang dan cabe, sebagian lagi ada yang memanen kangkung, seru banget. 

Taman Agrowisata Tenayan Raya adalah salah satu tujuan wisata di daerah Tenayan Raya Kota Pekanbaru dengan konsep agro-edukasi. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah bercocok tanam, menanam dan memanen kangkung, tour ke kebun cabe, jagung, bawang, memberi makan kambing dan ada games seru menangkap ikan lele di lumpur. Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari wisata agro-edukasi ini, melatih anak untuk lebih mencintai ciptaan Tuhan dan tentunya mendapatkan pengalaman baru. Seru banget lihat ekspresi anak-anak setelah main becek-becekan di lumpur.

plang agrowisata di jalan raya
3 bis,kebayang kan ramenya
Mobil pribadi bisa masuk
Jauh disana,anak2 sedang memanen kangkung
Selesai sudah belajar menanam padi
waktunya belajar menanam jagung
puncak kegiatan, game seru menangkap ikan lele,yeay!!
yang bisa nangkap ikan lele,dapet hadiah
ayo..ayo..ayo..
horeee,aku dapet hadiah
dan yang paling seru,mandi bersama
nggak ketinggalan dong ya...teriakan histeris para cewek hehe
ready for go home,baris rapi ambil oleo-oleh
pulang bawa hasil panen, ada kangkung,jagung,oyong dan terong

Seru kan???yang tinggal di Pekanbaru dan lagi cari tempat buat wisata edukasi, ke Taman Agrowisata Tenayan Raya aja.
Semoga bermanfaat^^


****
Taman Agrowisata Tenayan Raya Pekanbaru
Contact person : Eni 081371021969