Showing posts with label Riau. Show all posts
Showing posts with label Riau. Show all posts

Wednesday 22 April 2015

Sudut Kota : Taman Tengku Mahratu

 Karena pada setiap sudut kota, banyak hal yang harus diceritakan..
~HM Zwan~

Yeay, kembali lagi dengan saya HM Zwan, eaaa... *tabuh gendang*. Kali ini saya akan bercerita tentang sudut kota yang ada di satu kota kecil di Indonesia, namanya Siak Sri Indrapura. Ada yang belum tahu kota Siak di provinsi apa?? Tepatnya berada di Provinsi Riau, kurang lebih 2-3 jam dari kota Pekanbaru. Salah satu sudut kota yang menjadi tempat duduk asik dan santai bersama keluarga adalah Taman Tengku Mahratu. Letaknya di jantung kota Siak, di depan Istana Siak atau disamping lapangan sepak bola. Namanya cantik ya, Tengku Mahratu. Menurut sejarah Kesultanan Siak Sri Indrapura, Tengku Mahratu adalah salah satu istri dari Sultan Syarif Qasim II. Nama panjangnya Tengku Mahratu Syarifah Fadlun  (Permaisuri II). 

Tamannya lumayan luas dan bersih, diapit oleh aliran sungai yang mengalir dari sungai Siak, airnya berwarna gelap kalau kita lihat secara kasat mata. Biasanya banyak pemancing yang duduk di pinggir sungai, kadang sendiri, kadang bergerombol, bahkan ada yang mancing dengan anaknya lo. Seru aja lihatnya.

Ini sudut kotaku, mana sudut kotamu???



Ps : Buat teman-teman yang ingin bercerita tentang sudut kota tempat tinggal masing-masing, silahkan gabung. Cukup mudah kok, syarat utamanya adalah foto "sudut kota", lalu ceritakan sedikit  tentang foto tersebut. Sederhana saja tidak perlu panjang lebar, postingnya hari apapun, jangan lupa contoh judul seperti ini Sudut Kota :.......... 
Happy sharing....^^


****

Tuesday 7 April 2015

Sudut Kota: Puswil Soeman H.S

Karena pada setiap sudut kota, ada banyak hal yang harus diceritakan..
~HM Zwan~

Hari ini saya akan bercerita tentang sudut kota yang menarik mata saya untuk melihat lebih dekat satu bangunan megah di tegah-tengah kota, yaitu Pekanbaru. Pertama kali melihat bangunan ini ketika saya jalan-jalan keliling kota Pekanbaru menggunakan bis trans, ada satu bangunan unik yang menarik mata. Letaknya di jalan Jendral Sudirman, tepatnya sebelum atau samping kanan Kantor Gubernur Provinsi Riau.  Usut punya usut, ternyata bangunan tersebut adalah Puswil atau Pustaka Wilayah Soeman H.S Pekanbaru. Ohya, barusan saya bewe ke blognya mbak Lia, ternyata puswil Soeman H.S ini perpustakaan terbesar di Asia Tenggara lo, uwwaaa keren sekali. Next, suatu saat saya ingin masuk ke puswil ini, penasaran sama isi gedungnya. 

Bangunanya unik, gagah dan keren sekali.
Ini sudut kotaku, mana sudut kotamu??





****

Wednesday 1 April 2015

Tembilahan: Becak Dayung

Hal yang paling dicari saat berada di daerah baru adalah sesuatu yang khas dari daerah tersebut, kalau di Medan terkenal dengan bentornya. Maka, di kota Tembilahan Riau terkenal dengan becak dayung.   Bentuk becaknya pun unik tidak seperti becak yang ada di daerah Jawa Timur atau daerah lainnya. Tau sepeda unto??yang orang Jawa pasti tau, sepeda jaman dahulu yang tinggi dan ada pembatas (besi) dibawah tempat duduk. Bingung ya??gambarnya ada dibawah ini. Sepeda unto yang di gabung dengan becak untuk tempat duduk penumpangnya, unik kan??. 

Serba Serbi Becak Dayung
1. Manual : Karena menggunakan tenaga manusia, tega nggak tega, atas nama penasaran dan pingin keliling kota naik becak. Jadi saya dan suami memutuskan untuk keliling kota naik becak dayung, kata bulek saya, sekali jalan bayar Rp 5.000. Kalau nggak tega bisa dikasih lebih ^^.
2. Surat izin : Menurut bapak becak, setiap warga yang punya becak dayung harus memiliki surat izin dari Pemerintah setempat. Wakz, rapi banget ya ternyata hehehe, dan saya baru tahu. Ohya, for your information, kata bapak becak, di Tembilahan belum diperbolehkan menggunakan becak mesin atau becak motor. Karena tidak atau belum dapat surat izin dari Pemerintah Kota, uwaaa, keren ya.
3. Santai : Yang ngayuh santai, apalagi yang duduk, santai banget kayak di pantai. Setiap waktu, pasti ada saja warga yang jalan-jalan menggunakan becak dayung. Apalagi pagi hari, lihat warga naik becak dayung, rasanya damai sekali kota ini, khas banget dengan becak dayungnya. 

 Daerah ngetem di depan ruko pasar Tembilahan
 Tuh kan, asik kan??
 Daerah ngetem di depan pasar dalam
 What a vintage this becak?? eaaa...
Tuuh kan???santaiii bangett...asik ya

Seru kan becak dayungnya??unik, jadi, yang belum pernah ke Tembilahan, semoga suatu saat bisa sampai sini....^^
Kalau becak di daerah teman-teman kayak gimana ya??ayo dong cerita...^^

****
Cerita #exploretembilahan ada disini :




Wednesday 25 March 2015

Kerupuk Kuah : Camilan Khas Riau

Nggak afdhol rasanya sudah hampir dua tahun menjejak tanah Melayu Riau, belum pernah menikmati camilan ringan yang bernama Kerupuk Kuah. Pertama kali melihat kerupuk kuah kalau nggak salah di blognya mak Lusi yang kebetulan dulu masih tinggal di Pekanbaru, sekarang sudah balik ke Jawa. Kebetulan pas masih ngekos di Siak dulu, beberapa kali sering dikasih kakak (panggilan untuk ibu kos) kerupuk kuah. Tapi kerupuknya tidak yang lebar seperti yang sering dijual, kerupuk singkong yang ukurannya sedang (diameter 5 sentian), tapi kerupuknya tebal. Biasanya kerupuk semacam ini ada di warung padang di Siak, untuk lauk tambahan. Kuahnya warna kuning, kental ditambah daun bawang dan seledri, jadi harumnya khas, rasanya pun enak. Paling asik di makan atau di cocol pas kuahnya masih hangat. Heummm.....sedapnyoo!!

Nah, pas jalan sore didaerah pecinan Siak. Sempat beberapa kali saya melihat salah satu penjual yang ramai sekali, ternyata jualan kerupuk kuah. Atas nama penasaran, saya ikutan antri untuk membeli kerupuk tersebut. Hanya beli satu, kerupuknya lebar, dikasih kuah, lalu ditambah mi bihun goreng dan ditambah kuah lagi.  Jadi deh kerupuk kuahnya, rasanya lumayan enak, seru ternyata makannya.  Benar-benar kayak anak SD ya hahaha... Ohya, untuk kuahnya, pas saya rasakan mirip sama kuah sate padang tapi yang ini teksturnya agak tebal. Kalau kuah sate padang kan agak encer gitu, tapi yang ini agak padet. Seru camilannya....boleh nih dicoba lagi, nagih soalnya hehe.


 Ambil kerupuknya
 Olesi dengan kuah,sampai rata
 Tambahkan bihun,lalu tuang lagi kuahnya
Taddaaa...kerupuk kuah siap disantap^^

Satu kerupuk buat berdua emang nggak kurang??kurang bangetttt, mau beli lagi kok ya malu sama anak-anak SD ya hahahaha. 
Teman-teman ada yang pernah makan kerupuk kuah??

****

Monday 23 March 2015

Life is...



Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.
~Albert Einstein~


****
Lokasi foto : Tembilahan Riau
Diambil oleh : HM Zwan
Kamera : Note 2

Friday 20 March 2015

Jalan Sore di Daerah Pecinan Siak

Menginjak dua tahun hidup di Siak, sepertinya keinginan pribadi sebagai pendatang perlahan-lahan terwujud. Apalagi kalau bukan tempat hiburan untuk sekedar refreshing. Nggak usah saya ceritakan lebih detail ya, mungkin teman-teman sudah bosan dan hafal kalau di Siak ini minim tempat niburan seperti di kota-kota pada umumnya. Di Siak tidak ada mall tapi wisata alamnya menyejukkan hati,meskipun hanya menikmati keindahan sungai Siak,tapi ini sungguh menawan, eaaa.  Saya rasa Siak salah satu kota kecil yang kaya, gimana nggak kaya, coba saja keruk tanahnya, minyak berhamburan. Wal hasil, selama hampir dua tahun ini saya merasa dimanjakan dengan fasilitas umum yang ada di kota kecil nan indah ini. Contohnya saja, jalan raya kotanya yang luasnya Masya Allah, mulus, dan bersih. Di sepanjang pinggir sungai Siak, dibangun taman-taman yang indah, luas dan bersih. Jadi, beruntunglah wahai masyarakat Siak...

Jalan Sore di Daerah Pecinan Siak
Nah, bulan lalu sepulang dari #exploretembilahan, tepatnya dua hari sebelum imlek. Saya dan suami jalan-jalan keliling kota, sampai akhirnya kami melewati daerah pecinan, daerah pasar lama yang tidak jauh dari Istana Siak. Konon, lahirnya daerah pecinan ini berbarengan dengan keberadaan Istana Siak yang dibangun pada tahun 1880-an. Pasar ini didominasi dengan bangunan lama, lantai dua  dan terbuat dari kayu. Pasar disini menjual berbagai bahan sembako, elektronik, ada warung padang dan melayu, dan yang tak kalah adalah kedai warung kopi. Sepanjang jalan pasar lama berubah drastis berwarna merah, sepertinya baru di cat. Mendadak suami masuk-masuk gang sampai mendekati sungai Siak, ternyata ada tempat wisata baru. Aaarrkkk...kemana saja kami??kok baru tahu. Belum ada namanya, karena baru selesai di bangun dan sebagian masih dalam proses pembangunan. Tempat ini lumayan ramai pengunjung, untuk sekedar duduk-duduk di pinggir sungai Siak dan tentunya menikmati jajanan yang ada. Ohya, tempatnya pas depan klenteng kota Siak - Riau.  Ada parkir sepeda motor dan mobil, jadi yang dari jauh tidak usah khawatir.
 Tempat duduk asik,siapa cepat dia dapat hehe
 Itu kelentengnya...
 Ada taman dan tempat duduk
 Kalau lapar tinggal beli jajan 
 Tempat parkir sepeda motor
 Sungai Siak
 Itu daerah sebrang, Mempura
 Yang rapi ya parkirnya
Bisa turun,tapi hati-hati ya...

Ohya,bisa berburu sunset lo disini. Yang belum ke Siak, hayyuk, tunggu apalagi....^^


****

Wednesday 18 March 2015

Tembilahan : Jalan-jalan ke Pasar Jongkok

Masih cerita seputar #exploretembilahan, jadi jangan bosan ya hehehe. Melihat kota Tembilahan lebih dekat, naik pompong, jalan-jalan keliling Kampung Bertuah sudah. Jadi kali ini saya mau cerita tentang pasar jongkok dan rasanya menyebrang pakai pompong di malam hari. Uwaaaaaa, acakadut nggak karuan hati ini rasanya hehehe, deg deg deg byuarrr.

Menyebrang dan naik pompong di malan hari
Atas nama pacaran yang tertunda, jadi malam itu saya dan suami ingin jalan-jalan menikmai riuhnya kota Tembilahan di malam hari. Dengan rasa was-was dan deg-deg'an kami memberanikan diri menyebrang di malam hari, saat berangkat satu pompong hanya berisi 5 orang penumpang. Sudah tau belum rasanya naik pompong di malam hari??deg-deg'an luar biasa, tidak ada pencahayaan, yang terlihat hanya lampu-lampu yang ada di sebrang saja. Jadi sudah dipastikan komat kamit baca sholawat dan istighfar sepanjang perjalanan, alhamdulillah sampai juga di sebrang kota. Legggaaa rasanya....fiuh!!! 
Pompong...
Sebrang kota Tembilahan

Pasar Jogkok
Kata temannya suami, kalau mau cari jaket kulit, cari saja di Tembilan. Atas nama penasaran, akhirnya kemi keliling kota, dan menemukan satu pasar yang lumayan ramai. Orang sini menyebutnya pasar jongkok, seperti stand pasar malam pada umumnya, ada yang bertenda ada yang hanya gelar lapak diatas tanah. Dinamakan jongkok karena mayoritas penjualnya buka lapak dibawah jadi pembelinya banyak yang jongkok kalau lihat-lihat barang atau hanya sekedar mencoba barang. Unik ya... Disini banyak menjual barang-barang seken dan sebagian barang-barang murah, mulai kerudung, baju, sandal, sepatu dan lain sebagainya.

Ternyata setelah jalan-jalan selama 30 menit mengitari pasar jongkok, tidak ada jaket kulit yang menawan hati, jadi lanjut jalan-jalan nggak jelas gitu lihat-lihat daerah perkotaan. Akhirnya karena penasaran dengan becak kayuh, dengan rasa penasaran saya tanya-tanya harga untuk sekali keliling kota. Awalnya 40.000 tapi saya nego, akhirnya keliling kota sepuasnya dan diantar sampai penyebrangan hanya 25.000 saja. 



Sebelum akhirnya diantar ke penyebrangan, suami pingin jajan es tebu, dan saya melipir ke martabak manis untuk oleh-oleh bulek. Lumayan ramai kotanya, setelah menunggu martabak manis matang, 15  menit kemudian saya membawa dua martabak manis ukuran besar, rasa cokelat kacang dan nangka, heummm sedap. Setelah itu saya dan suami diantar oleh bapak pengayuh besak ke penyebrangan. Sesampainya di penyebrangan, ada tiga orang ibu-ibu yang ingin menyebrang, tapi berhubung mereka masih menunggu teman-temannya. Akhirnya saya dan suami diantar duluan, wakz, cuma bertiga..uwaaaa......kebayang kan gimana deg-degannya,nggak karuan pokoknya hehehe. Kurang lebih 10 menit berlalu akhirnya pompong menepi, alhamdulillah sampai Kampung Betuah dengan selamat. Pengalaman yang mengesankan naik pompong malam-malam bertiga, mau lagi???hihihi #nyengir kuda.
Mari incip martabak manisnya hehehe..
Ada yang pernah naik pompong malam-malam nggak??ayo dong cerita^^
Semoga bermanfaat^^

****


Ini juga seru..

Monday 9 March 2015

Friday 6 March 2015

Tembilahan : Lebih Dekat dengan Kampung Bertuah

Traveling is one of my great passions, and something I do a lot of
~Sabrina Lloyd~

Setelah naik pompong selama kurang lebih 10 menit, akhirnya sampai juga di Kampung Bertuah. Sempat beberapa kali ngobrol dengan bulek yang sudah lama tinggal di sini, saya kira awalnya ini pulau, karena untuk kesini kita harus nyebrang terlebih dahulu. Ternyata bukan, lha terus kalau bukan pulau apa ya??. Ya sudahlah, pokoknya daerah Kampung Bertuah ini luas. Jangan heran kalau sampai sini tidak ada mobil ataupun truk, apalagi bis, nggak ada. Selama perjalanan menuju rumah bulek, saya sempat mbatin dan tanya ke suami, "ini kok jalannya sempit banget mas??kapan lewat jalan lebar". Dengan santai suami menjawab, "Disini jalannya ya kayak gini", wakz, lumayan kaget juga. Jalannya sempit, banyak yang rusak, cukup buat dua sepeda motor, dan dibuat ngebut juga loh sama anak-anak muda, ya ampunnn. 
 Yeay,sampai juga di Kampung Bertuah
 Ini jalannya...beda banget kan sama Siak hehe
 Kelihatan lebar ya kalau di foto,padahal pas untuk dua sepeda motor

Ribuah pohon kelapa dan jambe
Sambil melihat kanan kiri, keadaan dan lingkungan Kampung Bertuah. Sesekali melihat banyak sekali lahan yang ditanami pohon kelapa dan pinang atau jambe. Ternyata, dua pohon itulah yang banyak tumbuh di daerah sini. Istilahnya, mayoritas masyarakatnya memiliki tanaman pohon kelapa dan pinang. Biasanya hasil dari buah kelapa dikirim ke pabrik untuk dijual, buah kelapa diasap, dicungkil isiny, jadilah kopro. Bahan utama membuat minyak kelapa, itupun jika panennya banyak. Tapi jika sedikit biasanya dijual di pasar. Dan saya sempat heran, ketika banyak kulit pohon kelapa dan jambe yang berjejer rapi di depan rumah warga, tau nggak untuk apa??untuk menimbun air bekas banjir. Jadi, di Kampung Bertuah ini sering banjir jika air laut pasang atau ketika turun hujan. Banjirnyapun tidak main-main, kadnag sampai sedengkul.

Kalau buah kelapa dibawa ke pabrik untuk bahan utama minyak sayur, maka buah pohon pinang atau jambepun tidak ketinggalan. Biasanya kalau panen buah pinang, buahnya dijemur dulu, lalu dicongkel dan dibawa ke pabrik untuk dijual sebagai bahan pewarna. Ketika saya tanya beberapa warga yang sempat berkenalan, biasanya buah jambe untuk pewarna tekstil bukan untuk bahan pewarna makanan. 

 Tuh kan??pohon kelapa dan pinang
 Ini tukang sayur

Serba serbi Kampung Bertuah
Selain jalan yang sempit, banyak pohon kelapa dan pinang. Di Kampung Bertuah masyarakatnya dari mana-mana, ada Jawa, ada Bugis, ada Banjar, dan Melayu. Sempat saya bingung pas mendengarkan bulek dan teman-temannya ngobrol, salah satunya, ngobrol pakai bahasa jawa tapi kok tiba-tiba ditengan percakapan ada bahasa lain yang tidak saya kenali. Sampai rumah saya tanya ke bulek, ternyata temannya itu orang Banjar, jadi ngomongnya pakai bahasa campur-campur, ya bahasa jawa, ya bahasa banjar hehehe. Seru ya ternyata, bisa belajar banyak bahasa nih kalau tinggal lama di Kampung Bertuah. Jangan tanya masalah air, mayoritas setiap rumah pasti punya tandon untuk menampung air hujan. Air mandi warnanya seperti air teh atau air laut *lihat gambar paling atas*. Sempat takut gatal-gatal, tapi alhamdulillah aman sentosa hahaha. 
 Kulit buah kelapa dan pinang untuk menimbun air bekas banjir^^
Air mandi di Tembilahan,kayak teh^^

Empat hari di Kampung Bertuah, seru, pengalaman baru bisa berkunjung ke daerah seperti ini. Awalnya tidak ada banyangan kalau daerahnya seperti ini, tapi pengalaman yang menyenangkan. Seru pokoknya....semoga bisa #exploreriau dan Sumatera aamiin. 

Ada yang mau sponsorin saya dan suami #exploresumatera???hayyukk...dengan senang hati hahaha


*****
Ini juga seru...

Wednesday 4 March 2015

Tembilahan: Sensasi Naik Pompong

Setelah menempuh  perjalanan jauh Siak - Tembilahan  selama kurang lebih 9 jam, akhirnya pukul 16.00 sampai juga di kota Tembilahan. Kebetulan di kota ini banyak saudara dari keluarga suami, salah satu keluarga dekat ada paklek. Mumpung suami libur 6 hari, jadi memutuskan untuk jalan-jalan ke Tembilahan. Kebetulan adik neneknya suami ada acara besar, pas banget, kumpul dengan saudara yang sudah berpisah selama belasan dan puluhan tahun. Rumah paklek dan saudara di sebrang, jadi harus menyebrang menggunakan pompong atau perahu kecil. Pompong, sebutan untuk perahu kecil di Batam dan Riau, kalau di Jawa namanya perahu. Pukul 18.00 saya, suami dan paklek siap-siap menyebrang ke Kampung Bertuah. Karena mobil tidak bisa menyebrang, jadi suami menitipkan mobil di rumah temannya paklek. Sebenarnya bisa menitipkan mobil di masjid, tapi berhubung waktu itu satpamnya istirahat, jadi suami tidak bisa bertemu dengan satpam tersebut. 

Penyebrangan ke Kampung Bertuah kapanpun bisa dan diantar, jadi tidak usah takut tidak bisa menyebrang ke sebrang. Saya kira pompongnya seperi yang pernah saya naiki dulu waktu menyebrang dari Sekupang Batam ke Pulau Belakang Padang, ternyata ini lebih pendek. Otomatis lebih deg-deg'an, benar-benar memacu adrenalin. Satu pompong bisa menampung kurang lebih 10 - 15 orang dan sepeda motor. Waktu saya naik pompong di Batam, ada terpalnya, jadi tidak bisa melihat pemandangan laut dan sekitarnya. Tapi kali ini pompongnya lebih pendek dan terbuka, jadi otomatis penumpang bisa menyentuh air dan bisa melihat pemandangan sekitar. Deg-deg'an tapi seru, pengalaman yang berbeda. 10 menit berlalu, akhirnya pompong sampai di Kampung Bertuah, biaya naik pompong murmer, hanya Rp 3000 perorang. Murah ternyata hehe..
Sudut Kota Tembilahan
 Siap-siap menyebrang, itu kampung Bertuah
 Naiknya hati-hati ya,goyang-goyang soalnya^^
 Pendek kan??^^
 Banyak tanaman ilong
Yeay,sampai juga di Kampung Bertuah

Akhirnya sampai juga di Kampung Bertuah, tapi, perjalanan belum usai. Tunggu cerita #exploretembilahan selanjutnya ya.
Teman-teman ada yang pernah naik pompong atau perahu kecil nggak??ayo dong cerita..^^


****

Wednesday 25 February 2015

Incip-incip Soto Mas Agus Jawa Timur di Pekanbaru

Incip-incip Soto Mas Agus "Jawa Timur" di Pekanbaru

Sabtu kemarin, kemarin kapan Em??sabtu kemarin bulan lalu *tutup selimut* kami jalan ke Pekanbaru. Toyor hidung sendiri, karena postingan numpuk jadi reportasenya numpuk deh hehe. Kalaupun belum bisa keliling ke semua daerah di Riau, setidaknya sudah tau ternyata kalau ke Pekanbaru juga bisa lewat lintas timur hahaha.  Niat banget jalan-jalannya, jadi habis subuh kami langsung jalan. Maunya kita sampai Pekanbaru masih pagi, jadi jalan-jalannya puas seharian. Seperti biasa, kami masih buta kota Pekanbaru, sadarnya tiba-tiba sudah di jalan ahmad yani. Pukul 09.00 suami sudah lapar dan akhirya saya melihat banyak mobil di pinggir jalan, kemudian saya nyeletuk "kayaknya enak nih warungnya,rame soalnya". Atas nama lihat banyak mobil, ramai dan ada tulisan Jawa Timur, akhirnya kami parkir.
Bukti warung ramai^^
Langsung melek lihat tulisan Jawa Timur
Antri antri...
Karena masih antri, jadi kami menyibukkan diri dengan menikmati gorengan yang ada di depan mata. 10 menit berlalu, minuman yang kami pesan datang disusul dua mangkuk soto ayam. Dari tampilannya, pertama kali lihat langsung mbatin Jawa bangetttt, khas banget soto di Jawa Timur. Sebelum saya kasih kecap manis dan sambal, buru-buru saya incip, rasanya belum pas, sepertinya memang disengaja garamnya tidak dibanyakin. Setelah saya kasih kecap manis dan sambal, baru rasanya pecah telor, rindu kampung Jawa terobati sudah. 
Gorengan
saya pilih air puth minumnya^^
Nasi
Tuh kan, Jawa banget nih tampilannya^^
Setelah soto dan nasi ludes, perut kenyang, hati senang, akhirnya kami memilih untuk melanjutkan jalan-jalan keliling kota Pekanbaru. Dua soto dan nasi, satu teh botol sosro, 2 gorengan, dua kerupuk, total keseluruhan RP 30.000. Sempat bengong, buru-buru saya memastikan total keseluruhan ke mbak-mbaknya "tigangndoso mbak?? *30.000 mbak?*" si mbaknya langsung menjawab "enggeh mbak", wakz, murah banget hehehe.  Mari lajut jalan-jalannya....^^


Soto Mas Agus "Jawa Timur"
Lokasi : Jalan Ahmad Yani Pekanbaru, pas disamping kantor ABRI kayaknya *pokoknya sebangsa TNI ABRI gitu deh hehe*


****