Friday 29 January 2016

Festival Pulau Penyengat 2016


Ada yang pernah dengar pulau Penyengat??beberapa tahun yang lalu, teman pernah cerita kalau dia sedang bertugas di pulau Penyengat yang terletak di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Dia bercerita bahwa disana ada masjid unik, unik karena terbuat dari putih telur. Sampai pada akhirnya ketika saya berhijrah ke Batam - Kepualauan Riau, mulai sedikit tahu cerita tentang pulau Penyengat, termasuk masjid yang terkenal disana. Nama pulau Penyengat juga dikenal dengan pulau Penyengat Indarasakti, pulau kecil yang berjarak + 2 km dari kota Tanjungpinang dan + 35 km dari kota Batam. Selain terkenal dengan Masjid  Raya Sultan Riau, yang tebuat dari putih telur. Sejarah mencatat , pulau Penyengat juga terkenal dengan kisahnya yang melegenda yaitu bahwa Sultan Mahmud menghadiahkan pulau tersebut sebagai mas kawin kepada istrinya Engku Putri. 


Selain menjadi salah satu objek wisata sejarah di Kepulauan Riau, pulau Penyengat juga terdapat kompleks istana kantor, benteng pertahanan di Bukit Kursi, makam para raja dan juga pahlawan Nasional yang terkenal dengan Gurindam 12, Raja Ali Haji. Kalau bicara tentang Raja Ali Haji, saya jadi ingat, sewaktu mengajar di salah satu sekolah swasta di Batam, sering melihat teman (guru) yang mengajari anak-anak membaca Gurindam 12 untuk lomba. 

Ngomongin soal pulau Penyengat, saya jadi ingat kalau bulan depan tepatnya tanggal 20-24 februari 2016 ada Festival Pulau Penyengat. Di mana even ini akan banyak perlombaan, diantaranya lomba jong, sampan layar, becak hias, gasing, pompong hias, fotografi dan masih banyak lagi. Ohya untuk  para pecinta fotografi, ada lomba fotografi lo, objek fotonya tentang pulau Penyengat. Hadiah yang diperebutkan senilah Rp 75 juta dari Kemenpar RI, uwwww....hayooo, pada ngiler kan!!!



Untuk meramaikan Festival Pulau Penyengat 2016, Pemko Tanjungpinang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Tanjungpinang akan mengundang tim dari negara atetangga, seperti Malaysia, Brunai Darussalam dan Singapura untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Selain itu, dari luar TAnjungpinang akan diundnag tim dari Kabupaten dan kota se-Kepulauan Riau serta dari Provinsi Riau, Jambi, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan DKI Jakarta. 

Uww....mendadak saya jadi ngebayangin, acara ini bakal ramai dan semarak. Sebagai warga Kepulauan Riau dan Blogger Kepri (eaaa.....), berharap semoga acara Festival Pulau Penyengat 2016 berjalan dengan lancar dan sukses, aamiin. So, buat teman-teman yang pingin banget lihat dan memeriahkan acara Festifval Pulau Penyengat 2016, jangan lupa simpan dan catat tanggalnya ya. 20 - 24 februari 2015, kalau nggak mau ketinggalan info tentang FPP 2016, bisa like ke facebooknya....!!!


****

Thursday 28 January 2016

Serba Serbi Pernikahan di Desa & Kota


Kemarin ada tetangga satu blok yang ngadain pernikahan, tempatnya bukan di gedung tapi di rumah. Kebetulan samping rumah tetangga yang ngadain hajatan dekat dengan jalan utama I di komplek perumahan, jadi otomatis jalan utamanya disewa untuk tenda pernikahan. Saya dapat undangan, kebetulan nggak bisa datang pas temu mantennya, jadi datangnya sore pas resepsi pernikahan. Ini baru pertama kali saya ngehadiri undangan pernikahan (formal) di Batam, beberapa kali datang diacara serupa tapi cuma tasyakuran biasa. Karena pada umumnya pendatang di Batam menikah di kampung halaman masing-masing, kembali ke Batam hanya tasyakuran saja, ngundang teman-teman kerja dan tetangga. 

Sore hari sepulang dari acara resepsi pernikahan tetangga, saya pulang dengan wajah sumringah, maklum pulang dengan perut kenyang hehehe. Sembari menyapa baby K, saya menaruh sovenir berupa bros bunga yang dikemas di dalam kotak mika. Ibu yang kebetulan sedang duduk di ruang tamu kemudian bertanya "loh, iku oleh-olehe teko manten?? (loh, itu aja oleh-oleh dari acara pernikahan??)". "Enggeh, iki sovenir buk. (iya, ini souvenir buk)", "Lah, endi berkate??(lah, mana berkatnya??), "Nggak nok buk, ndek kuto gak nok berkat-berkatan, mek mangan tok. (nggak ada buk, di kota nggak ada berkat, cuma makan saja). Hiiiyaaa, jauh-jauh ke Batam ternyata yang dicari ibu saya adalaha berkat hehehehe. 

Pernikahan di Desa
Pernikahan di desa sudah dipastikan meriah dan ramai, ada yang acaranya hanya resepsi biasa. Ada juga yang malamnya mengadakan acara ramai-ramai atau nanggap, misalnya ada acara pengajian mengundang kiyai dan lain-lain.  Beberapa hal yang berhubungan dengan kebiasaan yang dilakukan  sebelum acara resepsi pernikahan di desa, diantaranya:
1. Membuat kue 
Bagi orang jawa, membuat kue adalah hal yang harus dipersiapkan jauh-jauh hari. Biasanya yang punya hajat sudah membuat kue satu minggu sebelum resepsi pernikahan. Biasanya membuat kue kering, seperti kue semprit, marning kacang, dan lain sebagainya. Empat hari sebelum hari H biasanya membuat jenang dan madu mongso. Tiga hari sebelum hari H membuat bumbu masak, seperti bumbu soto, rawon, mie, tumisan dan goreng kerupuk. Satu hari sebelum hari H membuat kue basah untuk weweh atau diantarkan ke tetangga/saudara, acara tahlilan dan resepsi pernikahan. 
2. Sego gurih
Biasanya dilakukan satu hari sebelum hari penikahan, mengundang tetangga dan sanak saudara untuk membaca do'a atau tahlilan setelah shalat isya'. 
3. Resepsi pernikahan dan berkat
Setelah acara akad nikah dilanjutkan dengan acara resepsi. Ada yang akad nikahnya satu hari sebelum resepsi, ada juga yang akad nikahnya sebelum resepsi pernikahan. Seperti acara resepsi pada umumnya, temu manten, sambutan dan acara terakhir ramah tamah. Kalau di Jawa, ketika tamu datang biasanya diberi kotak kue, ada yang kuenya dobel (di kotak dan di meja tempat duduk tamu). Setelah acara ramah tamah dilanjut dengan foto dan pulang dengan membawa berkat. Berkat itu oleh-oleh dari acara undagan (tahlilan/slametan/pernikahan dll), berupa nasi dan lauk pauk serta satu kotak berisi macam-macam kue basah.

Pernikahan di Kota
Umumnya orang kota mengadakan pernikahan dengan menyewa gedung, alasannya karena tinggal di perumahan yang lahannya terbatas sedangkan tamu undangannya banyak, ingin lebih praktis (semua diserahkan ke EO), dan lain sebagainya. Beberapa hal yang berhubungan dengan pernikahan di kota diantaranya:
1. Semua diserahkan di EO
Istilahnya terima jadi, semua diurus oleh EO, mulai dari gedung sampai makanan.
2. Di urus sendiri
Kalau pakai jasa EO, semua urusan diserahkan pada mereka, kita tinggal meeting dan memantau saja. Tapi kalau diurus sendiri biasanya lebih ribet, apalagi yang rumahnya di perumahan, lahannya tidak seluas seperti di desa. Kebetulan tetangga kemarin menyewa dua rumah, satu rumah untuk tidur tamu dan satunya lagi untuk tempat memasak. 
3. Panitia
Biasanya melibatkan tetangga satu blok, kebetulan saya tidak hadir jadi tidak jadi panitia, maklum punya baby yang usianya baru satu bulan jadi nggak bisa diajak sibuk hehehe. Kurang lebih dua puluh tetangga yang terlibat, untuk seksi konsumsi (penjaga meja prasmanan) dan seksi penerima tamu undangan.
4. Makanan
Urusan makanan saat resepsi pernikahan di kota, umumnya lebih simpel. Ada yang memakai kue untuk snack, ada yang tidak, hanya makan nasi dan lauk saja. Pulang tidak membawa berkat seperti pernikahan di desa, hanya mendapat souvenir, misalnya bros atau gantungan kunci.

Namanya juga pernikahan di desa dan di kota, selalu ada saja yang berbeda. Mulai dari soal tempat resepsi, kebiasaan yang dilakukan sebelum hari H, sampai soal berkat hehehe. Tapi, terkadang memang ada yang hilang atau ganjil gitu ketika tiba-tiba pulang dari resepsi pernikahan tidak membawa berkat hehehe. Mau nggak mau jadi mendadak rindu berkat hehehehe.



****



Monday 25 January 2016

Tentang Selapan


Tentang Selapan. Sekarang tanggal 25 januari 2016, artinya beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 22 januari 2016 adalah selapannya baby K. Ada yang tahu arti dari selapan??selapan itu pendak bayi lahir, hari ke 36. Biasanya yang dilakukan di hari ke 36 itu dibuatkan tumpeng untuk bancaan atau slametan dengan mengundang tetangga terdekat. Mungkin yang orang jawa pasti taulah ya apa itu selapan. Bagi sebagian besar orang jawa, khususnya mereka yang masih mempercayai tradisi nenek moyang, ada kebiasaan-kebiasaan yang masih kental dan masih dilakukan dan diwariskan ke anak cucu mereka. Salah satunya ibu saya, yang mewariskan ilmu dan pengalaman tentang hal-hal yang berhubungan tentang melahirkan ke saya. Apa yang diajarkan dan diceritakan ibu saya tentang selapan dan lain sebagainya, buat saya merupakan ilmu yang sangat berharga. Intinya, yang baik bisa kita serap dan lakukan, yang nggak baik ya nggak usah dilakukan. Jadi, dibuat gampang aja nggak perlu dibuat repot apalagi diperdebatkan, betul nggak???^^

Hal-hal yang dilakukan sebelum selapan
1. Tidak boleh angkat barang berat.
Pastinyalah nggak boleh, karena kondisi ibu setelah melahirkan itu masih lemah. Lemah dalam artian  kondisi fisik masih sakit, baik ibu yang melahirkan normal maupun secar. Jadi untuk beberapa bulan tidak diperbolehkan untuk mengangkat barang-barang yang sekiranya berat. Kata nenek moyang dan ibu saya, orang melahirkan itu lukanya ada di dalam tidak terlihat, jadi jangan melakukan hal-hal yang nggak boleh dilakukan meskipun menurut kita nggak papa. Seminggu setelah lahiran, saya masih nggak boleh angkat nampan yang isinya minuman sama ibu hehehe. 
2. Tidak boleh makan dan minum pedas. Konon katanya, nanti anaknya mencret.
3. Tidak boleh makan dan minum panas. Konon katanya, nanti bibir anaknya kering.
4. Kalau keluar rumah bawa gunting, biar selamat atau selamet.
5. Kalau jalan harus pelan-pelan tidak boleh seenaknya. Karena perut masih sakit dan dalam kondisi pemulihan. Ingat baik-baik kata nenek moyang, orang melahirkan itu lukannya ada di dalam, tidak terlihat.  
6. Kalau duduk, kakinya harus dirapatkan, agar organ kewanitaannya rapat.
7. Kalau tidur tidak boleh melipat kaki, emmmm....nggak boleh nekuk-nekuk gitu, gimana ya bahasanya hehehe, pokoknya gitulah. Kalau tidur kakinya harus lurus, agar tidak terkena varieses. Kalau saya, biasanya sebelum tidur di bobok'in atau pakai lulur (param beras kencur) dulu di area tangan, pundak dan kaki sama ibu. Kemudian kaki saya di tutup pakai kain jarik, kalau udah begini biasanya tidurnya nyenyak, bangun-bangun pas debay nangis minta ASI.
8. Tidak boleh makan buah pepaya, nanti organ kewanitaannya becek.

Dan, mungkin masih banyak lagi. Ini masih sebagian kecil saja, umumnya setelah selapan berlalu, hal-hal diatas masih berlaku tapi tidak terlalu ketat.

Baca juga : Mengenal Tradisi Jawa Pasca Melahirkan

Hal-hal boleh dilakukan setelah selapan
1. Menggunting kuku bayi.
2. Mencukur rambut bayi, agar bawaan dari rahim bersih atau ganti dengan rambut baru.
3. Bengkungan atau pakai stagen (korset, gurita atau kendit), agar awet cantik. 

Kok cuma tiga??sebenanrnya masih banyak, tapi kata ibu saya, intinya setelah selapan berlalu, harus lebih hati-hati. Mulai dari tidak boleh angkat beban berat sampai makan dan minum harus lebih di hati-hati, jangan sembarangan. 

Baik buruk untuk diri sendiri
Bagi orang jawa, banyak hal yang tidak boleh dilakukan oleh ibu setelah melahirkan, apalagi bagi orang jawa tulen. Mungkin sebagian besar orang ada yang bilang "kok kamu nurut aja sih!!ini jaman sekarang bukan jaman dahulu..". Menurut saya, selagi itu baik ya saya lakukan, tapi kalau menurut saya nggak sreg, ya nggak saya lakukan. Misalnya saja tidak boleh makan pepaya, bagi saya pepaya itu banyak mengandung serat dan baik dikonsumsi untuk ibu setelah melahirkan. Manfaatnya untuk meminimalisir susah buang air besar, kalau makan banyak sayur dan buah kan pencernaan jadi lancar, artinya BAB juga bakal lancar. 

Ada kata-kata yang selalu saya ingat ketika ibu berbagi pengalaman dan bercerita seputar hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh ibu setelah melahirkan. Ingat baik-baik, catat baik-baik, "cantik jelek buat kamu sendiri". Dan, orang dulu bilang, perempuan itu seperti daun rambang, kalau baik dan cantik diraba, kalau jelek dibuang. Duh, ini mak jleb banget loh, kalau dipikir-pikir, bener juga sih hehehe. 

Kalau di daerah teman-teman, ada istilah selapan atau ada hal-hal unik seperti diatas nggak??ayo dong sharing...^^


****




Saturday 23 January 2016

Fish Talk : Ngomongin Soal Ikan Sampai Instagram

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, tapi saya masih duduk manis sambil menikmati kemacetan yang lumayan lama dan panjang di simpang Kepri Mall. Padahal hati sudah was-was "aduh, bakal telat nih...ketinggalan sesi sharing nih.." dan bla bla bla. Sesekali lihat perbincangan di group WA Blogger Kepri, setelah lampu hijau menyala, saya buru-buru tanya lokasi tempat pertemuan. Karena antara Kepri Mall dan Khazanah Plaza tidak begitu jauh, sampai depan plaza mata saya langsung menyortir ruko yang ada di bagian depan. Akhirnya ketemu tulisan Fish Talk, lokasi sudah dapat, artinya harus cari parkir mobil yang dekat dengan lokasi. Tapi sayang, ternyata tidak ada parkiran kosong di depan, akhirnya parkir di samping BNI.


Sementara ibu, baby K dan suami ngopi cantik di food court, saya langsung menuju Fish Talk. Resto yang baru semingguan dibuka, spesial menyajikan ikan bakar dan buffet, tempatnya di komplek Khazanah Plaza Sukajadi - Batam. Ikan yang disajikan adalah ikan segar, ohya buat yang nggak suka ikan, jangan khawatir, ada menu lain selain ikan kok, jadi jangan buru-buru kabur ya.

Benar dugaan saya, ternyata saya telat, jadinya ketinggalan deh sharingnya. Tapi lumayan dapat ilmu dari mas Chandra pemilik akun instagram @batamliciouz. Yang belum tau, langsung aja follow instagramnya, banyak info menarik seputar kuliner di Batam. Keren lo mas Chandra ini, folowernya gila-gilaan hehehe, selain fotonya yang cihuy, infonya juga komplit, mulai dari mencantumkan halal sampai dengan bahasa (indonesia-inggris). Karena sebelumnya pernah kopdar sama mbak Lina W. Sasmita pemilik blog www.linasasmita.com , jadi saya langsung nyapa deh. Dan, wajah yang nggak asing buat saya yaitu mbak Dian Radiata pemilik blog www.adventurose.com, itu tu...yang tulisannya sering masuk koran hehehe. 


Setelah sharing dengan mas Chandra, sesi selanjutnya perkenalan antar member Blogger Kepri dan terakhir, waktunya makan-makan. Dengan wajah sumringah, pemilik resto Fish Talk, bu Helvi mempersilahkan kami menikmati hidangan yang sudah disajikan. Tanpa babibu, langsung deh pada semangat ambil piring dan memborong lauk pauk. Bukan untuk langsung dimakan, tapi difoto duluuu hahaha. 

 Dipilih dipilih...
 Ikan tonggol, sang penggugah selera
 Sambel pencit/mangga...anyone??
 Ketika semua sibuk dengan kamera, diam-diam ada yang incip lalapan hehehe
Nah lo, tangan siapa yaaa...??

Tuh kan menu makanannya banyak banget, pas lihat ikan tongkol yang menggugah selera, seketika nyali saya ciut, ingat baik-baik pesan emak, "jangan makan pedas!!!", duh Gusti. Seketika langsung ingat baby K yang baru sebulan, baiklah, akhirnya saya join sup bareng mas Danan. Tapi rasanya pingin banget incip semua menu ikan yang ada di depan mata, tapi lagi-lagi ingat baby K. Akhirnya beraniin incip ikan bakar yang diatasnya ada bumbu yang menggugah selera, aih, enakkkk nggak pedas pula, cocok.

Soal harga, untuk buffet harganya Rp 15.000 sudah dapat nasi, satu jenis sayur dan lauk. Ohya, satu lagi, Fish Talk juga ada promo keren lo. Makan siang sepuasnya bayar seikhlasnya, ini berlaku setiap hari jum'at mulai jam 11.00 sampai 15.00 wib. Selain itu, free kerupuk all the time, free teh O di hari hujan dan free buka puasa bagi yang berpuasa sunnah dan kamis. Wow....keren ya, patut ditiru nih promonya.



Fish Talk
Komplek Khazanah, Ruko Sukajadi Blok RA No. 16
Telp : 08127005786
Open hour : 07.00 am - 09.00 pm

****

Friday 22 January 2016

Indahnya Permainan Masa Kecil: Jumpritan & Getek'an


Harusnya sosok itu bersama kami setiap sepulang sekolah atau ketika libur sekolah tiba, tapi tidak dengan dia. Kami memanggilnya Afif, satu-satunya cowok yang pintar di kelas, wajah rupawan, dan anak orang berada. Tapi hari-harinya terutama sepulang sekolah disibukkan dengan merenung di kamar, tepatnya di depan jendela kamar yang terihat jelas dari jalan pintas dibelakang rumahnya. Konon kata tetangga dan teman-teman terdekat, Afif anak emas, mungkin karena anak satu-satunya, jadi dieman sama orangtuanya. Sampai-sampai nggak boleh main sama kami, tetangga dan teman sekolahnya, jadi hari-harinya disibukkan dengan belajar. Duh, Gusti..sedih rasanya...setiap kami berjalan ke arah slumbung (dam) untuk sekedar mencari sesuatu yang menurut kami seru, selalu saja melihat Afif yang berdiri di depan jendela. 

Bahagia itu sederhana,
Sesederhana tawa kami ketika saling meledek satu sama lain
Sesederhana keseruan kami saat mencoba lari dari kejaran pak tani,
Gara-gara kami bermain dilahan mereka
Sesederhana saat musim mangga tiba,
Seketika kami diam seribu bahasa,
Ketika angin kencang menyapa dan mendadak beberapa mangga jatuh,
Kaki-kaki mungil kami berlarian menuju suara tujuan,
Mencari mangga..
Kemudian, kami makan bersama
Ah,indahnya..

Bagi sebagian orang, mungkin masa kecilnya biasa saja. Tapi bagi saya, masa kecil adalah masa yang penuh kenangan manis. Mulai dari dimasukkannya saya ke pesantren ketika usia 5 tahun, kabur dari pesantren gara-gara ditinggal abah pulang, kemudian saya tersesat dan ketiduran di rumah orang, sampai akhirnya bangun-bangun sudah di pesantren lagi. Ternyata saya dipulangkan ke pesantren sama yang punya rumah, duh Gusti!!!gagal kabur deh >_<. Sampai pada akhirnya, masa yang paling indah yaitu ketika saya sekolah di MI (madrasah ibtidaiyah), gara-gara kabur (kelas 4 MI/SD) akhirnya pesantrennya bubar, jadilah sekolah di dekat rumah. Dan, disinilah petualangan itu bermula..

Indahnya Permainan Masa Kecil : Jumpritan & Getek'an
Bagi saya, permainan masa kecil itu banyak macamnya. Dan, hampir semuanya setiap hari saya mainkan, mulai dari gobak sodor, bekelan, soda manda, prosotan di sungai, banbanan, dakon, pasar-pasaran, tim-timan (lompat tali karet), jumpritan sampai getek'an. Namanya anak-anak, setengah jam main gobak sodor, kalau sudah capek melipir ke warung jajan pentol sama es, kemudian lanjut main lagi, main tim-timan atau dakon, kalau sudah capek, tidur-tiduran di teras rumah teman. Endingnya kalau sudah mau adzan ashar, biasanya saya dan teman-teman main di sungai, baru deh pulang ke rumah masing-masing. 

Tentang jumpritan
"Jumprittttt....!!!!"
"Duh, kena deh...alamat, giliran jaga..."
"Siap yooo....siji...loro...telu...papat..limo..." kemudian balik kanan dan mencari teman-teman yang sembunyi

Ada yang tau permainan jumpritan??petak umpet??tau kan??nah, itu dia, kalau di desa saya petak umpet namanya jumpritan. Permainan ini seringkali saya dan teman-teman mainkan, seringnya main jumpritan setelah shalat maghrib. Emang nggak belajar??kalau masalah belajar, jangan tanya saya ya, anak badung ini, anak nakalll hahahaha. Kerjaannya main mulu, jumpritan malam-malam itu karena saya mahir meminta izin ke ibu. Modusnya mau belajar kelompok di rumah tetangga, belajarnya cuma lima menit, jumpritannya satu jam pemirsah hahahaha (jangan ditiru). Paling senang itu kalau jumpritan malam-malam, banyak tempat untuk bersembunyi dan satu lagi, dekat warung yang jual ote-ote alias bakwan sayur dan toko jajan. Jadiiii, sembunyinya sering sambil jajan hahahaha. Kalau sudah ada yang kena satu orang (yang jaga teriak kata jumpritttt!!!), buru-buru lari dan sembunyikan jajan hehehehe.

Atas nama jumpritan, where everyone becomes creative. Eciyeee.....percaya nggak percaya, dari sebuah permainan yang seru bernama jumpritan, kita bisa belajar kreatif lo. Kok bisa??bisa dong, dengan cara memutar otak untuk mencari tempat persembunyian yang sekiranya tidak terdeteksi oleh penjaga. Selain itu, dengan berlari aja kita udah banyak menggerakkakn anggota badan, semakin sehat karena lebih aktif nggak diem aja. Bonusnya kita jadi makin banyak teman, belajar bersosialisasi, nggak mandang bulu sekalipun, yang penting kumpul-kumpul, main seseruan. Hati senang, hidup semakin bahagia, betul nggak??. Ohya, satu lagi, belajar sportif euy...kalau menang bisa sembunyi sesuka hati (termasuk sembunyi di toko sambil njajan hahaha) tapi kalau kalah ya jaga dong. 

Tentang Getek'an
Emmm....apa ya bahasa indonesianya??getek'an itu bahasa kerennya renang, buka renang di kolam renang tapi kolam renang bernama sungai hehehe. Biasanya saya dan teman-teman main getek'an itu kalau liburan, mulai dari sungai yang ada di belakang rumah sampai sungai yang ada dibelakang rumah teman yang jaraknya dari rumah 1 km. Renangnya ngak pakai ban, jaman dahulu yang main getek'an pakai ban itu cuma orang yang berada hehehe. Kalau saya getek'annya pakai gedebok atau batang pohon pisang.

Atas nama getek'an, kita jadi bisa belajar banyak hal. Salah satunya, jika kita menginginkan sesuatu itu nggak selalu instan, selalu ada perjuangan dibalik getek'an hahahaha. Kok bisa??gini lo, sebelum renang di sungai, biasanya saya sama teman-teman itu harus cari gedebok/batang pohon pisang dulu, kalau sudah ketemu, kemudian ditipisin kulitnya (sampai kulit yang halus). Setelah itu diangkat bareng-bareng, dilempar ke sungai, dan dua orang ada yang stand by di sungai, yaaa biar gedeboknya nggak lari gitu hehehe. Dan, getek'an pun dimulai, byurrrr...cihuyyyy.... Biasanya satu getek/gedebok dinaiki dua sampai 4 orang, bisa gaya duduk diatasnya atau tiduran tangan sambil pegang gedebok. Dibalik sebuah getek'an tersimpan banyak hal, belajar bersosialisasi, bekerjasama, tolong menolong, dan tentunya mengurangi stres, betul nggak??. Kalau ingat permainan getek'an, selalu ingat jargon ini, "Berakit-rakit dahulu, bersenang-senang kemudian". Eaa...


You can't buy happiness, but you can buy brownies... Pernah dengar kalimat tersebut??bahwa bahagia itu tidak bisa dibeli, iya, seperti kebahagiaan saya semasa kecil dulu. Dengan bermain jumpritan dan getek'an saja, rasanya banyak sekali momen-momen yang indah yang terukir disetiap jengkalnya. Itu baru dua permainan, belum lagi permainan-permainan yang lain. Tidak semua orang bisa merasakan bahagia dimasa kecilnya, beruntunglah saya bisa melawati masa kecil yang sangat indah dan mengesankan. Bermain jumpritan di malam hari, kejar-kejaran di kebon orang, gotong gedebok/pohon pisang dari tempat finish getek'an ke tempat start, manjat pohon juwet dan ngobrol di atas pohon, dan dikejar anjing siang-siang wkwkwkwkwk.

Kalau teman-teman, punya permainan masa kecil yang mengesankan nggak??
Selamat mengenang....^^


****

"Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Permainan Masa Kecil yang diselenggarakan oleh MamaCalvin dan BundaSalfa. "






Wednesday 20 January 2016

Pilih Mana, Korset, Gurita atau Kendit?


"Hayo, ndang digawe kendite!!! (hayo buruan dipakai kenditnya!!)" 
"Ndang dibenakno kendite, dikencengno, ditarik cek apik...!! (kenditnya buruan dibenerin, dikencangin, ditarik biar bagus!!)
Itulah beberapa celetukan ibu dengan nada galak a la emak-emak yang sering dilontarkan kepada saya sejak  setelah melahirkan sampai sekarang, iya, sampai sekarang pemirsah hehehe. Saya nggak nyangka sekali bahwa yang berhubungan dengan hal-hal setelah melahirkan, semua ditangani ibu. Ciyeee, anak emak banget!!!. Mulai dari soal hal-hal yang tidak boleh dilakukan perempuan setelah melahirkan, perawatan badan (luar dan dalam), soal minum jamu (jamu minum dan jamu obat luar), sampai masalah mengencangkan perut pakai stagen wa akhwatuha. Uuuww....

Sebelum ngomongin soal korset, gurita atau kendit. Ada yang tau stagen??pernah ikut nari tradisional??kalau di Jawa, penari tradisional biasanya memakai stagen saat mengunakan pakaian adat. Jadi, stagen itu semacam ikat perut yang digunakan untuk mengencangkan perut. Bukan hanya penari atau pengantin saja yang menggunakan stagen untuk mengecilkan perut atau agar perut terlihat kecil atau langsing, tapi perempuan setelah melahirkan juga biasanya menggunakan stagen. Stagen banyak macam, bentuk dan namanya, tapi fungsinya sama yaitu untuk mengecilkan perut yang kendur.

Korset
Ikat perut yang diberi pengunci dibagian ujung. Biasanya korset yang masa kini, ukuran penguncinya kecil-kecil, jadi harus ekstra sabar jika memakai korset. Sekarang banyak sekali korset instan yang dijual dipasaran, kainnya bervariasi dan molor. Kalau jaman dulu korset masih menggunakan kain yang ujungnya dikasih pengunci (hak) dan dikasih tali, cara memakainya tinggal dikaitkan saja, jika kebesaran bisa dikecilkan begitu juga dengan sebaliknya, jika kekecilan bisa dibesarkan. Caranya??cukup ditarik saja talinya.
Gurita
Ikat perut yang penguncinya masih manual, yaitu menggunakan tali kain yang sudah jadi satu dengan ikat perut. Caraya mudah, cukup dengan mengikat antara kedua tali, seperti gurita yang dipakai bayi pada umumnya. Pada tau kan??
Kendit
Ikat perut yang panjangnya bisa sampai belasan meter, kalau dulu panjangnya mulai dari 2 sampai 3 meter. Dari ketiga macam stagen, kendit adalah yang paling rumit cara memakainnya. Karena harus melilitkan tali panjang ke perut  dan menguncinya dengan cara menyelipkan ke lilitan ikatan. Ohya, biasanya kendit ditali dulu di bagian paha atas, lebih enak pakai rok pendek (daleman/androk) agar tidak licin atau mudah turun/naik ikatannya. Kalau orang dulu, setelah melahirkan biasanya pakai kendit atau bengkungan selama satu tahun, tapi sekarang sudah jarang, minimal satu bulan dan maksimal empat bulan. 

Kalau saya pakai kendit dan korset jaman dahulu (yang dari kain, punya ibu). Kalau sehari-hari pakai kendit saja yang pajangnya 8 meter (uwwww...harus sabar melilitnya yaa hehehe), tapi kalau keluar rumah (ke pasar atau ada acara) biasanya saya dobel pakai korset. Ribet ya??emmm..kalau dipikir ribet ya bakal ribet, tapi kalau dibuat santai, ya biasa saja menurut saya hehehe. Emmm cuma sebelum pergi harus ke toilet dulu ya, biar nggak beser ditengah jalan hehehe. 

Teman-teman, ada yang punya pengalaman serupa..???ayo dong sharing...^^



******