** Untuk Uleng, Selsa dan Zwan
Biarkan aku hanyut
Atau tenggelam dalam katamu
Yang kau goreskan dalam ribuan warnamu
Mengalir indah menerpa keakuanku
Walau kebodohanku sedikit menerka maksud alurmu
Atau tenggelam dalam katamu
Yang kau goreskan dalam ribuan warnamu
Mengalir indah menerpa keakuanku
Walau kebodohanku sedikit menerka maksud alurmu
Wahai perempuan dengan pena
Aku bermimpi tentangmu
Tentang malaikat dalam wujudmu
Tersenyum anggun memeluk tanganku
Tuk goreskan tentang cinta…tentangNya dan tentang dunia
Aku bermimpi tentangmu
Tentang malaikat dalam wujudmu
Tersenyum anggun memeluk tanganku
Tuk goreskan tentang cinta…tentangNya dan tentang dunia
Saat kubuka mataku
Rasa itu sungguh ada
Rasa yang ingin kuberikan padamu semua
Rasa itu sungguh ada
Rasa yang ingin kuberikan padamu semua
Ku tak mencintai tubuhmu karena bukan milikku
Atau hatimu yang juga bukan punyaku
Tapi ku mencintai hitam putih bayangmu
Begitu indah diantara gores warnamu
Penuh cerita …penuh cinta yang tak terungkap lewat kata
Atau hatimu yang juga bukan punyaku
Tapi ku mencintai hitam putih bayangmu
Begitu indah diantara gores warnamu
Penuh cerita …penuh cinta yang tak terungkap lewat kata
Biarkan rasa itu selalu ada seperti embun pagi
Yang berharap sang siang tak melenyapkanku
Jikalau ku hilang karena mentari
Esok pagi ku kan kembali untukmu
Dan sentuhlah aku dengan jemari cinta milikmu
Karena ingin kunikmati sentuhanmu
Yang berharap sang siang tak melenyapkanku
Jikalau ku hilang karena mentari
Esok pagi ku kan kembali untukmu
Dan sentuhlah aku dengan jemari cinta milikmu
Karena ingin kunikmati sentuhanmu
Wahai perempuan dengan pena
Ijinkanlah aku mencintai hitam putih bayangmu
Ijinkanlah aku mencintai hitam putih bayangmu
****
Salam
Elang
(ini link aslinya : http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2011/04/13/perempuan-dengan-pena/)