Showing posts with label giveaway. Show all posts
Showing posts with label giveaway. Show all posts

Tuesday 5 March 2013

Iki Ceritoku [Episode Cinta Bahasa Daerah]


Episode Tukang Jamu
“Jamu beras kencur buk”
“ndamel pait mboten?” (pakai yang pahit nggak?)
“mboten buk,biasa mawon” (nggak buk yang biasa aja)
“setunggal maleh ndamel pait buk” (satu lagi pakai pahit buk)
“damel sinten nduk?” (buat siapa nak?)
“damel mas buk..” (buat mas ”suami” saya)
***
Bagi saya jamu itu nikmat, saya kira pindah di Batam tidak lagi menemui tukang jamu seperti yang ada di Jawa. Lha kok ada hehe…seneng deh.

Episode Siswa Baru TK “K1”
Beberapa hari yang lalu ada kejadian yang sangat membuat saya tidak akan terlupakan sampai kapanpun, ada siswa baru dari Surabaya namanya Joshua. Kebetulan kelas K1 tidak jauh dari ruangan saya hanya jarak satu kelas. Dari ruangan saya terdengar  tangisan dan teriakan dari luar.
“Emoh…emoh…”
“Ojo ngunu..”
E eh, saya kok semakin penasaran dengan suara anak di luar yang membuat saya ketawa cekikikan di dalam ruangan, spontan saya keluar untuk melihat suara tersebut. Anak usia 4 tahun, wajah cina, tidak ada sama sekali kelihatan orang Jawa. Tapi celetukannya itu yang membuat saya tertawa, bagaimana tidak tertawa teman saya yang menggendong Joshua pun tidak tahu anak ini bicara apa.
“sopo jenengmu le…”(siapa namamu nak “untuk anak lelaki”)
“hickz hickz…”Joshua melihat saya
“Je je jenegku Joshua..” (namaku Joshua)
                Hahahahaha, ada-ada aja ulah anak di sekolah ini. Jadi setiap Joshua ketemu saya pasti saya ajak berbicara pakai bahasa jawa, cara bicaranya itu loh yang bikin saya ngakak kalau ketemua anak ini. Meskipun saya jauh di Batam tapi tetap mencintai dan menggunakan bahasa jawa,apalagi jika sudah bertemu dengan orang jawa pasti secara otomatis kami menggunakan bahasa jawa.

PS : Jangan malu  untuk menggunakan bahasa daerah ya teman-teman

"Postingan ini diikutsertakan di Aku Cinta Bahasa Daerah Giveaway"





Wednesday 27 February 2013

[Balada Perantau] Dari Jombang Sampai Batam


Bicara soal rantau merantau, dari kecil saya sudah jauh sama orangtua. Mulai usia taman kanak-kanak hingga sekarang, untuk itu satu persatu tempat akan saya uraikan dengan baik sesuai dengan ingatan tajam saya untuk hal itu.
Taman kanak-kanak hingga SD
Berawal ketika bangun tidur saya tiba-tiba saja menagis histeris minta di pondokin, sampai-sampai ibu dan abah saya bingung, sampai akhirnya paman saya membujuk orangtua saya untuk membawa saya ke salah satu pesantren yang ada di daerah Mayangan Jombang. Dari sinilah saya belajar banyak hal, bangun tidur pukul 04.00, jika tidak bangun siap-siap saja ada cipratan air dari pengurus kamar, kebetulan mandi masih dimandikan karena masih usia 4 tahun. Selain belajar tentang kemandirian sejak usia dini, saya juga belajar agama yaitu hafalan al-qur’an. Ada satu tanda sebangai tanda kenang-kenangan dalam hidup saya yang tidak akan bisa terhapus yaitu hidung saya ada bekas jahitan, karena main timba jaman dahulu yang masih pakai pompa.
SMP dan SMA
Setelah lulus SD abah saya langsung membawa saya ke Ponorogo dan memasukkan saya ke salah satu pesantren putri di daerah Jetis. Disinilah kenangan manis terurai, sepertinya tidak ada kenangan pahit yang saya ukir di pesantren ini selama 7 tahun. Aktivitas di pesantren ini dimulai dari pukul 04.00-22.00, dari peristiwa-peristiwa yang paling saya ingat adalah kalimat yang diucapkan oleh adik kelas saya “ukhti HM ya,terkenal tuh…”. Kebetulan saya di pesantren dipanggil HM karena nama saya banyak yang sama akhirnya alternatifnya adalah sebutan HM. Di pesantren ini komunikasinya menggunakan dua bahasa yaitu satu minggu bahasa arab-satu minggu bahasa inggris, jadi ketika kami tidak menggunakan bahasa arab maupun inggris satu katapun maka ada mata-mata yang menulis nama kita dan akhirnya masuk dalam catatan siswa pelanggar bahasa. Dan saya menjadi salah satu nama dari sekian nama teman-teman yang sering melanggar bahasa, jika tidak melanggar bahasa pasti melanggar kebersihan (hehehe ampun deh).
Jika sudah melanggar bahasa, maka siap-siap saja dengan hukuman yang sudah berlaku yaitu shalat dhuha saat istirahat pertama, istirahat kedua keliling lapangan sekolah sambil menjinjing munjid (kamus bahasa arab yang tebal), setelah shalat ashar bersih-bersih entah membersihkan masjid, kantin, kantor guru, kantor administrasi, atau yang paling menjadi idola itu ruang tamu. Maklum bisa tebar pesona jika ada tamu ustadz atau pondok putra, ya meski yang melanggar bahasa harus dengan ekstra percaya diri menggunakan kotak kardus bertuliskan “ana mukholifatul lughoh hadzal yaum” (saya melanggar bahasa hari ini) dalam satu hari mulai dari setelah keluar dari ruang bagian bahasa sampai kegiatan bersih-bersih selesai.

Masa Kuliah
Kuliah saya di UIN Malang, mengambil jurusan Psikologi. Satu tahun tinggal di asrama yang lumayan untuk mahasiswa baru, satu tahun wajib belajar bahasa arab mulai siang sampai malam. Yang paling berkesan yaitu pada saat kuliah saya pernah jualan permen  di kelas gara-gara saya sering bawa permen dan banyak yang minta (hahaha…). Saat praktikum psikologi saya dan teman-teman sibuk mencari klien entah itu anak SD, anak-anak SMP, atau terkadang orang dewasa. Selain itu, kami pergi ke rumah sakit jiwa untuk observasi penderita kelainan jiwa.
Dan yang sangat berkesan itu pada saat PKL di Ponorogo di salah satu desa yang sangat terkenal di media massa yaitu kampong idiot. Karena PKL di sekolah, rumah sakit, kepolisian itu hal biasa maka saya dan 13 orang lainnya bersedia untuk mengadakan PKL di Ponorogo. Ah, kenangan itu.

Setelah menikah
Setelah menjelajah ke Jombang, Ponorogo, dan Malang. Sekarang setelah menikah saya langsung diboyong oleh suami ke Batam (alamak, jauh nian hahaha). Ya, namanya juga jodoh. Suami saya bekerja di sebuah pembangkit listrik di Batam, alhasil saya dengan rasa sedih meninggalkan keluarga besar saya yang berada di Jombang. Sekarang saya mengajar di salah satu Sekolah swasta di Batam sebagai guru bimbingan dan konseling.
Awalnya merasa aneh berada di Batam, mulai dari rasa makanannya, cuacanya yang ekstra panas, bingung karena sendiri belum punya kenalan, sampai bingung dengan adegan para tukang sayur yang setiap membeli sayur harus ditimbang terlebih dahulu, buat saya tidak masalah tapi yang membuat saya tertawa itu saat saya membeli daun seledri 2 tangkai itupun harus ditimbang terlebih dahulu (hahahaha,ampun deh). Tapi sekarang Alhamdulillah semuanya sudah aman, saya sudah menemukan tempat-tempat makanan yang sesuai dengan selera orang Jawa dan sudah bisa menikmati kota Batam yang kecil ini.

Bagi saya menjadi seorang perantau itu menjadi hal yang sangat mengesankan, indah dan banyak pengalaman yang saya dapatkan. Entah itu hal yang baik maupun yang tidak baik, tapi  saya menikmati sekali menjadi petualang dan perantau sejati.

Artikel ini diikutkan dalam Giveaway gendu-gendu rasa perantau

Thursday 21 February 2013

[BeraniCerita #2] Tak Peduli


Gendis masih membolak-balik lembaran buku yang ada di depannya, setelah ia baca sampai akhir perlahan ia mencari kertas dan bolpoin lalu menulis ulang sebuah puisi apik duo antara Dewa dan HM Zwan.
            “izinkan aku meramumu dalam senja”
         ***
Meski ku tahu dan ku tak mau tahu
Tiap jengkal waktu kuramu setiap rasa yang jemu
Karena ku tahu itu karena ulahmu
Adakah secuil ramuan indah yang kau ramu untukku?
***
Bahkan aroma nafas tubuhmu tak lagi mampu kukecap
Hanya sekejap kau hadir untuk kembali berlalu
Sudikah berlama di dermagaku?
Hingga sempurna ramuan yang kau buat mampu kurasa
         ***
Sungguh, diantara luasnya mata memandang
Diantara ribuan gemerlap cahaya lampu neon
Hanya kau yang ada dalam silauan senja
Meski kicauan burung tak pelik terus menggodaku dalam remang
Percayalah, aku ada…hanya untukmu
***
Sekarang, dan saat ini
Ditemani secangkir kopi buatan kang japri
Aku masih meramumu dalam senja
Dengan romansa indah yang kita lalui bersama
Dengan indra perasaku, meski pahit
***
Duhai kau yang membuatku jatuh pada senja
Ramulah aksaramu, seindah yang kau mampu
Hingga mampu kuraba sebelum senja benar-benar berganti malam
Dan rona keemasannya berganti pekat...
***
            Yours…Gendis Pratiwi

Pagi-pagi Gendis sudah berada di kampus dan segera menelpon pak kurdi penjaga kampus untuk menemuinya. Sesampainnya pak kurdi di kantor fakultas kedokteran, Gendis memberikan pak kurdi sebuah amplop berwarna biru muda dan setangkai bunga mawar putih.
“pak kurdi…biasa,nitip buat Libert ya?? .”ucap Gendis sambil tersenyum
“siap bu Gendis yang cantik…”
                Tak lama setelah pak kurdi keluar dari kantor Gendis, ia melihat sosok Libert yang sedang memarkir sepeda motornya. Cepat-cepat pak kurdi berlari mendekati Liber  untuk memberikan amplop dan setangkai bunga mawar putih.
“mas Libert..ini ada titipan”
“dari siapa pak..??”
“biasa…bu dosen, bu Gendis”
Dengan malas Libert melihat amplop dan membacanya, dear Libert Abimanyu.
“yaelah pak,kan sudah beberapa kali saya bilang. Saya sudah menikah, ini buat pak kurdi ajalah”ucap Libert sembari berlalu
Dari jauh Gendis terlihat lemas melihat surat dan bunganya ditolak  oleh Libert,  ia sudah tidak peduli lagi padaku batinnya lirih. Sementara itu langit terlihat mendung, dari jauh suara petir terdengar lantang. Gendis Pratiwi, seorang dosen cantik dan juga wanita simpanan Libert berjalan dengan airmata bercucuran, ia  tidak memperdulikan muntahan hujan yang jatuh membasahi tubuhnya,iapun perlahan lunglai dan terjatuh.
#####
“ Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."


Thursday 14 February 2013

[BeraniCerita #1] Lipstik Merah

Selasa, sebelum senja menghampiri. Firna menghampiri Zian yang sedang membereskan meja kerjanya, sudah pukul 17.00 waktunya pulang. Tapi sebelum Zian meninggalkan meja kerjanya Firna mengajaknya  untuk menemani mencari lipstik di mall yang tepat berada di samping gedung kantor mereka.
”Bagusnya yang warna apa ya Zie?”
”Ihhh daritadi warna apa mulu,cobain habis itu hapus cari warna lagi. Udah ah terserah kamu Fir”
Dengan wajah yang sudah hampir dilipat-lipat, mulut manyun lima senti Zian dengan wajah kecut langsung berpaling dan mencari tempat duduk. Sementara Firna melanjutkan aktivitasnya mencari warna lipstik yang cocok menurutnya.
”Makannya Zie jadi cewek dong jangan cuma jadi cewek di KTP aja”
“Sial,ampun deh. EGP, yang penting ane cewek. Titik!!”ujarnya sambil terus membaca buku Partikelnya Dee Lestari
“Untung mas Tian mau sama kamu”
“Ih ih…maksud loehhh??gue harus bilang wow gitu??Yuk ah,tar keburu malem besok kan ngantor lagi kita. Capek nih nemenin kamu shoping daritadi”
“yukkkk”
***
Semua orang kantor tahu bahwa Zian adalah seorang wanita pekerja keras, sejak bekerja menjadi fotografer di salah satu majalah ternama di ibu kota. Ia tak lagi seperti dulu, saat kuliah ia benar-benar wanita tulen. Pagi-pagi sudah siap pergi ke kampus dengan dandananya yang rapi dan cantik. Namun tidak untuk sekarang, semuanya berubah drastis sejak menjadi fotografer. Dengan khasnya celana panjang, kaos, jam tangan, topi, dan ransel di punggungnya. Meski sudah menjadi istri dari seorang pengusaha sukses, itulah Zian. Meskipun sempat di komplain oleh Tian, suami Zian tapi ia lebih nyaman dengan keadaannya sekarang.
***
14 Februari 2013
Pukul 00.01
”Selamat ulang tahun sayang…”
Dengan mata masih terpejam, samar-samar Zian mendengar suara suaminya tepat di daun telinganya. Ia pun lalu tersenyum kearah suaminya yang berada di depan matanya. Di meja sudah ada kue mini berbentuk love dan sebuket bunga mawar, setelah Zian meniup lilinya Tianpun menyodorkan pisau untuk selanjutnya memotong kue tersebut. Saat Zian memotong kue tiba-tiba ia merasa ada benda keras di dalam kue  karena tidak bisa di potong, Zian langsung membelah kue tersebut dan ternyata benda tersebut adalah lipstik berwarna merah.
”Ih,mas Tian apaan nih kok lipstik??tapi cantik”
Tianpun langsung tersenyum dan memberikan sepucuk kertas berwarna merah muda kepada Zian.
Kepada istriku tercinta : Zian Faradisa
Katamu,bukankah aku rembulan itu..
Iya sayang,seluruh jagadpun tau,
Bahwa kamu adalah rembulan yang selalu menyinari hatiku
Tak peduli siang atau malam
Tuhan,terima kasih sudah menghadiahkan peri yang cantik ini
I love you Zian Faradisa….
Your heart : Tian Syauqillah
 “Terima kasih sayang…I love you too”
Dengan berlinang air mata, Zian langsung memeluk erat suaminya.
“Yaudah,yuk kita tidur  lagi, besok sampaikan salam mas ke Firna ya”
“Heh???Firna???”
“Iya, Firna ponakanku…bilang makasih sudah bantu mas mencarikan lipstik merah buat kamu sayang”
“Heh???aaaaaa….mas curangggggg…..”
Seperti biasa perang bantalpun dimulai, hingga suara mereka tak terdengar lagi yang tertinggal hanya suara angin malam.
*************
"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."