Friday 13 February 2015

Sarapan di Indra Setia

Assalamualaikum...
Ceritanya kapan hari malas-malasan, suami pas libur, stok buah ludes dan habis tidak tersisa. Jadinya bingung mau sarapan apa, mendadak suami pingin banget sarapan nasi goreng. Atas nama khilaf sarapan berat hehehe, akhirnya saya mengiyakan. Gaya banget sarapannya buah, bukan gaya tapi ini adalaha pilihan, pilihan untuk menjalani sarapan buah. Mau beli stok buah buat sarapan dan nyemil sepulang dari cari makan saja.  Bingung juga nyari penjual nasi goreng pagi-pagi dimana, akhirnya sampai pertigaan jalan dr sutomo arah ke istana Siak, nemu kedai kopi yang lumayan ramai. Satu kaca lemari bertuliskan nasi goreng, akhirnya suami ngajak berhenti dan makan disini.

Seringkali kalau pagi kami lewat sini, memang tergolong salah satu warung sarapan yang ramai dikunjungi warga Siak untuk sekedar ngopi atau sarapan. Ada pilihan menu, bubur ayam, lontong sayur, nasi goreng, mi goreng, mi sagu, dan soto ayam. Suami pesan nasi goreng, saya pesan bubur ayam, setahun nggak makan bubur ayam jadi kangen banget. Tempatnya lumayan bersih dan rapi, asik buat ngobrol dan sarapan bareng keluarga. Setelah kurang lebih 30 menit kami menikmati makanan yang kita pesan, waktunya bayar, keseluruhan habisnya Rp 38.000. Alhamdulillah perut nggak begitu kenyang, karena porsinya pas dan tidak termasuk makanan berat banget hehe.
 Kedai kopi Indra Setia
 Bubur ayam
 Sambal dan potongan cakue
 Mau nambah cakue, boleh
 Nasi goreng
 Teh hangat
Jeruk hangat

Info harga dan tempat 
Tempat : Rutenya dari jalan dr sutomo lurus sampai ketemu pertigaan (arah istana Siak), di pertigaan kalau ke kanan ke istana Siak, nah kedai kopi Indra Setia ke kiri, pas deretan ruko nomor 2 dari pertigaan.
Harga
Bubur ayam 15.000
Nasi goreng 15.000
Teh hangat 4.000
Jeruk hangat 4.000
Total  38.000

Gimana rasanya??lumayan buat sarapan, nasi gorengnya saya kasih nilai 6, sedangkan bubur ayamnya juga 6 hehe. Tapi pelayanannya saya kasih nilai 9, pulangnya dapet salam terima kasih hangat yang bagi saya itu ini baru saya temukan di Siak hehe. "Terima kasih bang, makasih ya kak...", bahagia itu sederhana.


****

Tuesday 10 February 2015

Serba-serbi Barang Seken

Beberapa hari yang lalu entah yang keberapa kalinya saya melihat berita tentang bahaya membeli pakaian bekas atau seken, dengan dalih adanya potensi penyakit yang ditularkan dari pakaian tersebut. Diantaranya penyakit kulit dan infeksi saluran kelamin. Bahkan Mentri Kemendag mengatakan bahwa pakaian bekas atau seken mematikan industri kecil garmen dalam negeri, sehingga ada wacana untuk penghapusan perdagangan pakaian bebas di Indonesia. 

Batam, surganya barang seken
Kok surga, emangnya banyak banget gitu barang seken di Batam??sudah pasti, karena biasanya barang-barang seken mayoritas membanjiri daerah-daerah perbatasan. Saya dan suami termasuk salah satu pecinta barang seken di Batam lo hehehe, sampai saat ini yang sering di beli itu barang seken elektronik, kalau baju tidak pernah. Sejak tinggal di Batam dunia saya semakin lebar, maksudnya jadi tahu banyak hal. Ngomong-ngomong barang seken, di Batam tumplek blek jadi satu, semua barang bekas ada. Mulai dari pakaian, tas, perabotan dapur, perabotan rumah tangga, misalnya dipan kasur, kursi, dan alat elektronik. Biasanya para pedagang barang seken ini buka lapaknya ada yang pagi dan ada yang sore, ada yang di toko-toko ada yang gelar di pasar dadakan. Paling sering saya lihat pedangang barang seken ini di pasar dadakan. 

Penasaran sama penjual barang seken di Batam??langsung aja ke daerah Jodoh, Sengkuang, Bengkong, Puri Legenda Batam Center, Aviari Batu Aji dan masih banyak lagi. Tapi yang terkenal itu di Aviari, istilahnya pasar seken terbesar di Batam. Saya belum pernah ke sana tapi suami sudah borong kulkas, dipan plus kasur, dan lemari beberapa tahun yang lalu hehehe. Sampai sekarang barang-barang tersebut masih dalam kondisi bagus di rumah Batam. Kalau mau beli handphone, langsung saja ke Lucky Plaza Mall, tempat jual beli hp baru dan seken terbesar di Batam. 

Jualan baju seken 
Waktu saya ngajar di Batam, kebetulan waktu itu saya masih jadi guru Playgroup, jadi temannya heboh-heboh semua hahaha. Namanya guru jadi harus kreatif, gaji saja tak cukup, jadi harus nyambi sana-sini kata teman-teman saya. Ada salah satu guru yang sering bawa baju seken untuk dijual, keluarganya kebetulan jualan baju seken. Kalau di rumah baju-bajunya di gantung, tapi kalau dibawa kemana-mana bajunya sudah di setrika, dilipat dan dibungkus pakai plastik bening. Kreatif sekali, saya kira awalnya dia jualan baju baru, kok harganya per@ Rp 20.000, ternyata baju seken hehehe. Kadang teman-teman juga sering ngajakin saya belanja baju bekas sepulang sekolah, tapi jarang ikutan, kan pulang sekolah jam 16.00 jadi harus pulang hehe.  Kalau habis gajian, biasanya teman-teman langsung jalan ke pasar seken. Saya kira dulu harganya seperti baju-baju baru pada umumnya, ternyata tidak. Bahkan teman saya bisa bawa 5 atau lebih baju dengan harga Rp 100.000. Konon katanya semakin beli banyak baju, harganya semakin murah, makannya teman-teman sering belanja borongan hehe.

Untuk baju, saya dan suami lebih memilih beli baru. Tapi untuk elektronik misalnya hp, leptop lebih memilih hunting barang seken. Dulu sempat heran ketika barang-barang seken baru datang dari Singapura, banyak sekali warga yang antusias untuk melihat dan membeli. Karena mayoritas barang seken yang dari Singapura kualitasnya bagus-bagus, apalagi kalau pas barangnya baru datang, siap-siap keliling dan cek sana sini hehe. Kalau beli barang seken kita harus jeli dan teliti, kalau nggak teliti, pasti rugi hehehe.
Di tempat teman-teman tinggal ada yang jualan barang seken nggak??ada yang suka hunting barang seken??


*****

Monday 9 February 2015

Buah


BUAH....Seperti biasa, I love SBY. Sarapan Buah Yuk...^^ kali ini sarapan buah pear,alhamdulillah. Itu yang hijau buah rambutan hutan, pohonnya njalar di tanah. Rasannya manis-manis kecut,kalau matang warnanya orange dan isinya seperti markisa.

***
Foto menggunakan samsung note 1


Friday 6 February 2015

Serunya Perjalanan Darat Pekanbaru - Siak

Akhir tahun kemarin, tepatnya di bulan desember, mendadak kami bolak balik Siak-Pekanbaru PP. Berangkat dari Siak menggunakan speedboot yang berangkat jadwal pertama, yaitu pukul 07.00. Dan balik ke Siak dengan jadwal speedboot terakhir yaitu pukul 15.30. Sampai pada akhirnya untuk pertama kalinya kami dari Pekanbaru ke Siak perjalanan darat, karena benar-benar buta jalur atau rute, jadi sudah dipastikan kami putar-putar nggak jelas. Tanya sana sini dan mengikuti petunjuk ternyata tidak berhasil, bahkan kami sampai keliling jalan sudirman lima kali hehehe. Akhirnya pukul 15.00 kami tanya ke warga lain, ini sudah orang ke 10 yang kami tanya, alhamdulillah berhasil keluar dari kota Pekanbaru. Akhirnya....

Sampai 30 menit kami melintas jalan sesuai petunjuk plang, kok jalannya sepi dan belok-belok nggak jelas. Feeling suami jalannya benar, tapi kok kami tidak bertemu dengan jembatan leton ya. Ternyata ini jalan pintas lain menuju kota Siak, jalannya lumayan sepi tapi ada aja kendaraaan roda empat yang melintas. Kanan kiri jalan di penuhi dengan kebun sawit, dan yang paling saya suka adalah ketika melewati hutan kelapa sawit yang hijau dan jalanan yang berbelok-belok serta naik turun yang sedang. Uwaaa pemandangan yang indah, seperti bukan di Riau hehehe.

Akhirnya sampai kota Siak pukul 18.00, alhamdulillah. Normalnya perjalanan darat dari Pekanbaru ke Siak adalah 2,5-3 jam, tapi berhubung kami putar-putar alias kesasar nggak jelas, jadi lumayan memakan waktu, yaitu 4,5 jam hehehe. Tapi, setidaknya punya pengalaman baru melihat lebih luas Provinsi Riau.
Orang udik ke Kota^^
15 menit bertemu dengan jalan rusak seperti ini^^
Sepi ya...^^
Subhanallah^^
Nggak ada pom bensin hehe
Lautan kebun sawit
Artinya, Kota Siak di depan mata. Sebelah kanan pipa minyak^^
Yeay, alhamdulillah^^
Pas banget nyampe jembatan jam 6 kurang^^
Menuju kota Siak^^
Alhamdulillah^^

Teman-teman ada yang pernah kesasar nggak??hehe

*****

Thursday 5 February 2015

Sensasi Nggowes Seru dengan Sepeda Polygon

Aku dan polygon
Ceritanya saya kuliah di Malang dan tinggal di rumah kos yang tidak seperti kos-kosan pada umumnya, tinggal satu rumah dengan ibu kos dan hanya ada satu kamar yang disewakan. Jadi sudah pasti saya dan satu seorang teman sudah seperti anak sendiri, semua fasilitas ada. Dan salah satunya sepeda Polygon, ayah kos suka olahraga sepeda, jadi di rumah ada 3 sepeda. Satu model bmx ukuran kecil untuk anaknya yang SD, satu lagi model sepeda gunung dan yang terakhir model urban. Kebetulan saya sering keluar jalan kaki, sekedar untuk mengerjakan tugas di kampus, mengetik tugas di rental komputer, atau beli makanan yang jaraknya lumayan untuk pejalan kaki seperti saya. Kebetulan kos-kosan saya jauh dari tempat yang strategis, jadi harus jalan ke depan kampus atau ke belakang asrama kampus jika mencari makan. Ayah kos sering lihat saya jalan, akhirnya saat kami menonton tv di ruang tengah, beliau bilang ke saya "Dek, pakai aja itu sepedanya yang merah kalau mau kemana-mana". 

Gayungpun bersambut, sejak itulah kemana-mana saya selalu pakai sepeda Polygon milik ayah kos, mulai dari sepedaan pagi  keliling Dinoyo Malang, mengerjakan tugas kuliah, main ke kos-kosan teman, salah satu saksi hidup saya sepedaan kemana-mana adalah Miss Rochma hehe, sekedar keliling kampus sampai mencari makan. Seringnya jika libur kuliah, saya sering janjian atau kadang dijemput teman-taman untuk seru-seruan sepedaan pagi.  Selama 6 tahun itulah hari-hari saya ditemani dengan sepeda Polygon milik ayah kos, kebanyakan teman-teman mengira kalau sepeda tersebut milik saya hehehe. 
Saksi sepedaan pagi dengan teman-teman di kampus, so cheerssss ^^

Polygon, sepeda impian 
Siapa yang tidak tahu sepeda merk Polygon, sepeda produksi Indonesia berkualitas export. Harga sepeda yang  katanya mahal, model bagus, bodinya pun tak kalah menarik. Jadi ingat kata-kata ini "ada rupa ada harga", jadi sudah dipastikan kita puas dengan produknya. Selama 6 tahun saya memakai sepeda Polygon model urban, tidak pernah ada masalah, bannya lebih lebar dan nyaman sekali saat dipakai. Selama 6 tahun itu juga saya tidak pernah mengalami ban bocor atau ganti ban sekalipun, padahal saya sering memakainnya di jalan bebatuan atau makadam. Nggak ada duanya,  desainnya keren, dipakai nyaman, sadelnya mantap, remnya cakram banget, pokoknya sepedanya keren deh.

Bicara soal sepeda Polygon, satu hal yang membuat saya terheran-heran saat untuk pertama kalinya  tinggal di Siak - Riau.  Mayoritas warga menggunakan sepeda Polygon, meskipun sebagian ada yang masih menggunakan sepeda model lama yang ada keranjangnya. Memang sepeda masih ngehits di Siak??eits, jangan salah. Baru kali ini saya melihat kota yang mayoritas penduduknya hobi olahraga, setiap sore ada saja anak-anak muda yang sepedaan, mulai dari menggunakan sepeda gunung, sepeda urban, sampai sepeda bmx. Dan rata-rata menggunakan sepeda model urban merk Polygon, seru dan keren kan??. 

Karena mayoristas di Siak banyak yang hobi sepedaan, jadi mau tidak mau suami tergiur ingin beli sepeda Polygon. Kapan hari kami jalan-jalan ke toko sepeda, di Siak ada satu toko sepeda khusus Polygon, ada di ruko jalan raja kecik. Semoga tahun ini punya sepeda impian terwujud aamiin.  Kalau sudah punya sepeda impian Polygon, kan bisa seseruan dan menghabiskan waktu libur dengan sepedaan sore keliling kota Siak.
 Deretan sepeda Polygon di depan Istana Siak.

P is for Polygon
Kebetulan sepeda ayah kos yang saya pakai merk Polygon model urban atau yang bentuknya standar, warnanya merah tapi ada warna lain yaitu abu-abu dan hitam. Sadelnya bisa dinaik turunkan sesuai dengan apa yang kita inginkan, kalau sudah pas biasanya lebih enak dan nyaman saat mengendarainya. Berbeda halnya jika terlalu tiggi, rasanya tidak seimbang dan kurang nyaman saat berkendara. Nah, kalau teman-teman penasaran dengan bentuk sepeda Polygon model urban, ini ada ulasannya sedikit, dan kalau mau tau lebih banyak tentang model sepeda Polygon bisa langsung cek di Polygon Bikes Store.
Persis seperti ini sepedanya Ayah kos, tapi warnanya beda^^
P is for Polygon. Diacara Tour de Siak, ini sepedaku, mana sepedamu??

Teman-teman punya pengalaman nggowes seru nggak pakai sepeda Polygon??ayo dong cerita^^

****




Tuesday 3 February 2015

Sup Tunjang Enak di Siak

Bismillahirrahmaanirrahim...
Kalau tahun lalu tepatnya akhir tahun 2013-2014 di blog ini ada program  5 blogging days in a week  yang total postingannya ada 161 blogpost, dan itu berakhir di awal tahun 2015, maka tahun ini ada satu program ngeblog baru namanya jelajah rasa nusantara ala HM.  Gaya kali ada program nulis di blog??bukan gaya sebenarnya, tapi mengabadikan dan menghabiskan waktu dengan sebaik-baiknya dengan menulis di blog *uhhuk*.  Atas nama pengangguran, jadi harus pintar-pintar memanfaatkan waktu nganggurnya. Atas nama loncat-loncat dari satu tempat ke tempat yang lain, mau tidak mau banyak hal yang menurut saya harus diabadikan di blog, salah satunya melalui makanan yang pernah saya cicipi di daerah yang pernah saya singgahi *eaaaa*.  Maka dari itu, hari ini untuk pertama kalinya jelajah rasa nusantara dibuka, genjreng genjreng....hahaha. Yuk, mari perkenalkan sup tunjang, sup yang terkenal di daerah Pekanbaru dan sekitarnya, termasuk Siak.

Judulnya cetar banget ya hehe, sup tunjang enak di Siak. Enak di lidah suami, artinya enak banget di lidah saya hehe, beberapa kali beli di tempat lain rasanya biasa, ini baru enak di angka 8. Ada yang belum tahu sup tunjang??jadi, sup tunjang itu sup yang terbuat dari bagian kaki sapi, jadi minim sayur seperti sop pada umumnya, isinya hanya daging dan tulang sapi. Sejak tinggal di Siak, saya sempat penasaran, karena dimana-mana jika bertemu dengan warung pasti ada tulisan sup tunjang. Sampai pada akhirnya untuk pertama kali saya menikmatinya di daerah jalan raja kecik, rasanya biasa, jadi lumayan kecewa padahal penasaran banget. Satu siang suami mendadak mengajak saya makan siang di luar. Tepatnya di warung masakan padang, di sebelah kiri jalan masuk ke hotel yasmin. Satu mangkok harganya Rp 23.000, sempat kaget pas saya bayar, kok murah. Karena pas pertama kali mencicipi sup tunjang harganya perporsi Rp 25.000, itupun mangkok dawet dan rasanya kurang. Tapi yang ini perporsinya satu mangkok cap ayam jago, mangkok zaman dahulu yang masih eksis sampai sekarang, tulang dan dagingnya banyak, rasanya, aduhai, rempah-rempahnya juara. Endiang brambang banget, recomended pokoknya kalau jalan-jalan ke Siak-Riau. Ohya, bukanya jam 9an sampai sore, jadi silahkan makan siang disana, perkedel jagungnya juga enak, kayak perkedel jagung orang jawa hehe, mantap.

Note
Jangan heran, karena warungnya tidak ada tulisan sup tunjang tapi ada tulisan print "ada sup" yang sudah luntur. Warungnya sederhana tapi ramai, depan jalan raya dan sungai Siak. Tidak ada tempat parkir tapi bisa parkir di tanah lapang tepat di belakang pos satpam atau sebelah kiri (dari arah SMA 1) jalan masuk ke hotel yasmin.
Semoga bermanfaat.

Tempat :
Warung nasi padang tepat sebelah jalan masuk ke hotel yasmin, daerah turab atau warung depan sungai Siak.
Buka pagi sampai sore.
Harga sup tunjang perporsi Rp 23.000

****

Monday 2 February 2015

Orange


Monday photography kali ini adalah orange, yeay, satu bulan ini menu sarapan kami di dominasi oleh jeruk. Kadang jeruk dengan pepaya, jeruk dengan mangga, jeruk dengan manggis, atau hanya jeruk saja jika stok buah lain habis. Apapun itu, apapun menu sarapannya, I Love SBY. Sarapan Buah Yuk....^^

For your information : *request beberapa reman yang sering tanya*
Foto diambil dengan kamera hp galaxi note

***