Friday 28 December 2012

Pandangan Pertama : Ndeso

-->
Assalamualaikum…
Hai haiiii…kali ini saya ikutan GA-nya si biru mbk idah nih, kebetulan saya memilih kategori pandangan pertama. Tak usah berbelit-belit, langsung ajalah….
Bicara tentang pandangan pertama first sight atau first impression, tentunya banyak dari kita yang tertuju pada CINTA.  Tapi kali ini bukan tentang cinta melainkan tempat, yaitu daerah rumah calon mertua. Ketika saya membaca blog GA-nya mbk Idah yang salah satu kategorinya yaitu tentang pandangan pertama, sontak ingatan saya tertuju pada saat pertama kali saya dan keluarga pergi ke rumah calon mertua saya (waktu itu tahun 2011) yang ada di Ponorogo. Bagi saya Ponorogo bukan daerah yang asing bagi saya karena kebetulan 7 tahun saya bersekolah di daerah ini, dan kebetulan juga dekat dengan rumah mertua saya. Dan saya tidak mendugannya…
Alkisah, ehm…saya diperkenalkan oleh adik kelas di pesantren temannya yang sedang mencari jodoh yang saat itu bekerja di Batam, setelah kami berkenalan. Dan idul fitri tahun 2010 kami bertemu, bulan juni saya dilamar. Alhamdulillah, di bulan juli akhir saya dan sekeluarga mengembalikan lamaran ke Ponorogo. Jujur, kami berkenalan dan taaruf jarak jauh belum pernah sama sekali ke rumah calon suami saya. Dan ini pertama kalinya, hanya ada alamat di handphone saya.  Saya dan kemuarga berangkat pukul 07.00 sampai di Ponorogo pukul 12.00, sesampainya di SMA Sambit kami di jemput oleh pamannya calon suami saya. Dari jalan raya menuju Sawo akhirnya kami masuk ke jalanan yang tidak beraspal, kami kira rumahnya dekat dengan jalan raya dan ternyata masih jalan juga motor paman yang kami ikuti. Dari yang banyak rumah, tidak ada rumah hingga naik turun bukit. Ya Allah, mimpi apa saya semalam hahaha…dari masuk tinkungan jalan tidak beraspal sampai mobil yang kami tumpangi berhenti di depan rumah calon mertua saya. Saya dibanyol sama kakak, paman, bahkan ponakan-ponakan saya yang usianya 3 tahun.
“ngimpi opo is is awakmu mambengi…”
“kurus koyok’e awakmu ndek kene,lha gak nok warung I ket mau…”
“ngonong tenannnn omahe….”
“walah is nek tukaran ambek bojomu sesok piye, gak iso moleh nang Jombang..la adoh dalan i…”
“nemu bojo ndek endi awakmu iki…”
Inilah sedikit banyolan-banyolan kelaurga saya saat perjalanan dari jalan yang tidak beraspal hingga depan rumah calon mertua saya, saya dan keluarga hanya bisa tertawa terbahak-bahak melihat kondisi ini.  
                Heummm, setelah keluarga kami disambut oleh keluarga calon suami saya. Kami menuju musholla yang dekat dengan rumah calon mertua saya. Lagi-lagi, disini saya dibanyol lagi.
“walah is is…nimbo hahahaha”
 tuh sawahnya hijau kann,,itu mushollanya...

Sontak kami sekeluarga tertawa karena ambil wudhunya ngantri nimba dulu, tepat di depan musholla ada sungai kecil atau wangan tapi disini airnya benar-benar jernih sekali.  Disini paman dan kakak-kakak saya terkejut karena di Ponorogo terkenal dengan daerah yang gersang, tapi disini mereka terkejut dengan keadaan sawah yang hijau dan air yang mengalir jernih. Selain itu rumah-rumah di daerah calon suami saya benar-benar jauh dari fikiran mereka, ada yang masih gubuk dan banyak sekali yang rumah gedong atau mewah.  Setelah kami shalat, kami menikmati hidangan makan siang. Disini bibi saya terkejut dengan hidangan-hidangan yang ada, sayur mayor warna-warni dan aneka hidangan lainnya yang bagi bibi saya sudah seperti di kota. Omah ndeso panganan kuto….hahahaha
Lalu, apa yang terjadi selanjutnya….
Alhamdulillah wa syukrillah, sekarang saya sudah menikah dan ikut suami tinggal di Batam. Sampai saat ini yang paling berkesan dari pernikahan kami yaitu pada saat pertama kali ke Ponorogo ke rumah mertua saya. Tapi entah saya betah sekali jika berlama-lama di Ponorogo, selain hawanya yang sejuk, angin semilir, bunyi layang-layang yang setia menemani hari-hari kami di dalam maupun diluar rumah.  Satu lagi yaitu makanannya, pecel Ponorogo sama tempe goreng lebarnya, sate Ponorogo yang super gede-gede dagingnya. Heummmm,nyem nyem teman-teman…

Ini nih rumah khas Ponorogo,ini acara mbubak.jam 12 malam dibangunin buat acara ini...


Dan ternyata pandangan pertama itu tidak selalu indah, ada kalanya menyenangkan dan sebaliknya tidak menyenangkan. Bagi saya pandangan pertama mengembalikan lamaran benar-benar mengejutkan sekali. Bukan hanya bagi keluarga saya, tapi bagi saya sendiri itu sangat-sangat surprise benar-benar tidak terduga sama sekali.  That’s why I miss this moment, really….
***
Batam, 28 desember 2012

ini kondisi belakang rumah,naik naik ke puncak gunung hehe..


Here we are..alhamdulillah


Wednesday 26 December 2012

Barelang, I'm Coming

-->
Hai haiiii……

-->
Weekend paling enak memang jalan-jalan, di Batam jalan pagi sudah sering. Jalan jelang siang hari tak banyak peminat, masalahnya ada di cuaca. Panasnya itu nggak nguatin, panas banget deh. Sore kemarin tiba-tiba suami ngajak jalan ke barelang, sontak sayapun langsung senang. Selain belum pernah ke sana, kata orang kalau belum menginjakkan kaki ke jembatan barelang belum sampai Batam. Aih, saya sudah hampir 8 bulan disini dan sudah merasakan air minum Batam. Jadinya saya sudah sampai Batam hahaha.
Berangkat dari rumah setelah shalat ashar jam 15.50, perjalanan dimulai dari Batam centre - Muka kuning - Batu aji setelahnya saya kurang tahu nama daerahnya karena kanan kiri jalan sepi penghuni, hanya ada beberapa rumah dan lebih banyak hutan tapi jalanan lumayan ramai. Maklumlah ini kan last weekend, dari jauh tiba-tiba mata saya tertuju pada bangunan beton yang menjulang tinggi. Yiiiha itu dia jembatan barelang, satu-satunya ikon yang terkenal di pulau Batam. Sampai juga di jembatan barelang, wow…benar-benar indah, kanan kiri jalanan banyak motor dan mobil yang berhenti untuk menikmati indahnya lautan yang hijau. Heummm, tak lupa waktunya jeprat-jepret. Ternyata jembatan barelang itu ada dua, yang pertama jembatan barelang yang ada tiang dan jaring-jaringnya dan yang kedua jembatan tidak ada tiang dan jaring. Antara jembatan barelang satu dan dua itu dihubungkan oleh pulau kecil. Benar-benar indah lokasinya, oh iya perlu diketahui bahwa jembatan barelang itu menghubungkan antara dua pulau yaitu pulau Batam dengan pulau Nipah. Dari pada banyak cerita, yuk dilihat koleksi jeprat-jepret ala Zwan hehe..

 Ini dia jembatan Barelang Batam...itu jembatan satu dan dua...

Tuesday 25 December 2012

Karena Sore Ini...


Karena sore ini
Kita bahagia
Berdua
Aku dan kamu

Karena senja ini
Kita bisa menikmati angin semilir
Duduk diantara banyaknya bangku kosong
Disudut kota yang tak pernah sepi

Satu ice cream
Cukup untuk kita nikmati berdua
Kita tertawa lepas
Melepas sore yang hendak termakan malam

Karena sore ini
Kita duduk berdua
Melepas senja
Hanya kita berdua

---Batam,25 desember 2012---

Monday 24 December 2012

(flash fiction) Desember


11 Desember 2012
12.43 wib
Dadaku berdetak kencang, entah penyebabnya apa akupun tak tahu. Yang ada hanya suara pintu terbuka. Perlahan aku turun dari ranjang tempat aku berbaring saat ini, dan berjalan menuju ruang tamu. Tak ada siapa-siapa, hanya jejak sandal yang mengotori ruang tamuku. Aku melihat amplop berwarna berwarna biru yang tergletak di meja, apa ini?batinku dalam hati.
12 12 12
Hanya tiga baris dengan angka yang sama, ditulis dengan bolpoin merah besar. Entah siapa yang berani masuk rumahku siang bolong seperti ini. Dirumah ini hanya ada dua kunci pemberian dari bu Meli, warga setempat yang mengontrakkan rumahnya pada kami. Aku bawa satu, satu lagi dibawa oleh suamiku Wingli. Jam segini tidak mungkin Wingli pulang dan tanpa bertemu denganku, aneh.
                Aku dan Wingli menikah hampir 10 tahun, belum dikaruniai anak satupun. Aku tahu Wingli sibuk dengan pekerjaannya, bisa dihitung denga jari. 10 tahun pulang 10 kali saat bulan juli dan hanya satu jam ia berada di rumah,hanya membawa oleh-oleh dari tempat ia berlayar dan langsung berkemas lagi meninggalkanku. Komunikasi antara kamipun tidak lancar, aku hanya bisa diam dan tak mampu berkata. Kata tetangga Wingli sudah menikah lagi, tapi aku tidak serta merta mempercayainya. Aku lebih suka menyendiri di dalam rumah, bukankah menjadi tuli itu lebih berharga dari segalanya?.

17.30 wib
Setelah membereskan dapur, aku berniat untuk membuang sampah yang sudah bau dan hampir membusuk. Tapi langkahku dikagetkan oleh lembaran kertas putih yang berukuran besar, perlahan aku mengambil kerta itu dan membaliknya. Lagi-lagi tulisan angka tiga baris yang sama, 12 12 12. Aku menghela nafas panjang, dengan menjinjing kantong plastik aku keluar dan membuang sampah. Di warung depan segerombolan ibu-ibu sudah memandangku, seolah-olah aku seorang buronan atau bahkan lebih dari itu. Lagi-lagi aku memilih untuk tuli dan buta.

12 Desember 2012
11,40
                Siang ini aku bersiap mengepak seluruh barang milikku, untuk apa aku tinggal di kota Jakarta seorang diri. Bahkan sepertinya dunia sudah menolakku untuk berada di bumi ini, aku lelah. Satu surat perceraian aku masukkan dalam amplop coklat, untuk Wingli. Bukan karena aku masih perawan, aku lelah dengan keadaan ini. Aku ingin pulang memeluk emak di Lamongan, mengajar les dan tanpa satu ikatan.

12.12 wib
                Aku mendengar suara ketukan pintu, sosok yang aku kenal tapi tidak seperti biasanya. Duduk di kursi roda dengan memakai kaos merah hati pemberianku, Wingli. Aku terdiam beberapa menit, tak berapa lama aku mendengar Wingli bersuara.
Sepurane seng akeh yo dek…sepurane seng akeh…        
Ujarnya sambil berlinang air mata, deras sekali batinku dalam hati. Tanpa disuruh, spontan aku bertekuk lutut dan mencium tangan yang dulu lembut kini menjadi kasar. Entah apa yang terjadi dengannya, aku tak tahu. Nomor handphone-nya tidak lagi bisa dihubungi dua tahun ini, dan saat ini Wingli ada di depanku. Duduk di kursi roda, dengan hanya satu tangan tersisa. Aku memeluknya erat-erat…

--Batam,13 desember 2012--
               

Friday 21 December 2012

Pelangi

Pagi tadi setelah saya shalat subuh tiba-tiba saja turun hujan, ini ni waktu yang paling saya benci. Hari terakhir jelang libur panjang, mau berangkat hujan pula..aihhh,bener-bener godaan setan ya hehe...pukul 06.30 perlahan hujan reda dan ketika saya keluar rumah ternyata masih grimis tapi mataharinya benar-benar menggairahkan teman-teman. Berasa tidak hujan tapi hujan, heummm...dan sebelum berangkat saya tiba-tiba melihat pelangi di atas perumahan kami,walllaaaa what a beautiful rainbow!!! Dengan kondisi basah-basahan karena masih gerimis sayapun menyempatkan diri mengambil handphone dari ransel.
 
Wow,setahun di Batam...baru kali ini saya melihat pelangi tepat dari depan rumah..heummm
 
Karena  asik memotret sayapun lupa jam, uwaaa waktunya berangkat sekolah..yippiiii >_<

***
PS : Ada pelangi di atas rumahku

Thursday 20 December 2012

Luti Gendang

Heummm,ini dia kue tradisional yang baru saya rasakan. Sebenarnya ini yang kedua kali karena pertama kali saya pernah merasakan kue ini saat di sekolah yaitu pemberian wali murid. Dan yang kedua kalinya saat saya diajak suami makan di kedai Mi Tarempa, dan ternyata kue ini namanya LUTI GENDANG...
Heum,dari namanya saja sudah aneh tapi jangan salah rasannya itu lo maknyus pemirsa. Bentuknya seperti kroket, isinya abon ika yang rasannya manis pedas gurih banget. Nah balutannya itu dari bahan roti donat tapi ini kriuk banget kalo digigit,apalagi kalau sudah tercampur jadi satu dengan isinya,heummmmm maknyuusss top markotop deh rasanya hehe...Mau???kalau mau coba luti gendang sepertinya harus ke kedai Mi Tarempa atau langsung aja ke Pulau Tarempa langsung hehe...