Tuesday 25 December 2012

Karena Sore Ini...


Karena sore ini
Kita bahagia
Berdua
Aku dan kamu

Karena senja ini
Kita bisa menikmati angin semilir
Duduk diantara banyaknya bangku kosong
Disudut kota yang tak pernah sepi

Satu ice cream
Cukup untuk kita nikmati berdua
Kita tertawa lepas
Melepas sore yang hendak termakan malam

Karena sore ini
Kita duduk berdua
Melepas senja
Hanya kita berdua

---Batam,25 desember 2012---

Monday 24 December 2012

(flash fiction) Desember


11 Desember 2012
12.43 wib
Dadaku berdetak kencang, entah penyebabnya apa akupun tak tahu. Yang ada hanya suara pintu terbuka. Perlahan aku turun dari ranjang tempat aku berbaring saat ini, dan berjalan menuju ruang tamu. Tak ada siapa-siapa, hanya jejak sandal yang mengotori ruang tamuku. Aku melihat amplop berwarna berwarna biru yang tergletak di meja, apa ini?batinku dalam hati.
12 12 12
Hanya tiga baris dengan angka yang sama, ditulis dengan bolpoin merah besar. Entah siapa yang berani masuk rumahku siang bolong seperti ini. Dirumah ini hanya ada dua kunci pemberian dari bu Meli, warga setempat yang mengontrakkan rumahnya pada kami. Aku bawa satu, satu lagi dibawa oleh suamiku Wingli. Jam segini tidak mungkin Wingli pulang dan tanpa bertemu denganku, aneh.
                Aku dan Wingli menikah hampir 10 tahun, belum dikaruniai anak satupun. Aku tahu Wingli sibuk dengan pekerjaannya, bisa dihitung denga jari. 10 tahun pulang 10 kali saat bulan juli dan hanya satu jam ia berada di rumah,hanya membawa oleh-oleh dari tempat ia berlayar dan langsung berkemas lagi meninggalkanku. Komunikasi antara kamipun tidak lancar, aku hanya bisa diam dan tak mampu berkata. Kata tetangga Wingli sudah menikah lagi, tapi aku tidak serta merta mempercayainya. Aku lebih suka menyendiri di dalam rumah, bukankah menjadi tuli itu lebih berharga dari segalanya?.

17.30 wib
Setelah membereskan dapur, aku berniat untuk membuang sampah yang sudah bau dan hampir membusuk. Tapi langkahku dikagetkan oleh lembaran kertas putih yang berukuran besar, perlahan aku mengambil kerta itu dan membaliknya. Lagi-lagi tulisan angka tiga baris yang sama, 12 12 12. Aku menghela nafas panjang, dengan menjinjing kantong plastik aku keluar dan membuang sampah. Di warung depan segerombolan ibu-ibu sudah memandangku, seolah-olah aku seorang buronan atau bahkan lebih dari itu. Lagi-lagi aku memilih untuk tuli dan buta.

12 Desember 2012
11,40
                Siang ini aku bersiap mengepak seluruh barang milikku, untuk apa aku tinggal di kota Jakarta seorang diri. Bahkan sepertinya dunia sudah menolakku untuk berada di bumi ini, aku lelah. Satu surat perceraian aku masukkan dalam amplop coklat, untuk Wingli. Bukan karena aku masih perawan, aku lelah dengan keadaan ini. Aku ingin pulang memeluk emak di Lamongan, mengajar les dan tanpa satu ikatan.

12.12 wib
                Aku mendengar suara ketukan pintu, sosok yang aku kenal tapi tidak seperti biasanya. Duduk di kursi roda dengan memakai kaos merah hati pemberianku, Wingli. Aku terdiam beberapa menit, tak berapa lama aku mendengar Wingli bersuara.
Sepurane seng akeh yo dek…sepurane seng akeh…        
Ujarnya sambil berlinang air mata, deras sekali batinku dalam hati. Tanpa disuruh, spontan aku bertekuk lutut dan mencium tangan yang dulu lembut kini menjadi kasar. Entah apa yang terjadi dengannya, aku tak tahu. Nomor handphone-nya tidak lagi bisa dihubungi dua tahun ini, dan saat ini Wingli ada di depanku. Duduk di kursi roda, dengan hanya satu tangan tersisa. Aku memeluknya erat-erat…

--Batam,13 desember 2012--
               

Friday 21 December 2012

Pelangi

Pagi tadi setelah saya shalat subuh tiba-tiba saja turun hujan, ini ni waktu yang paling saya benci. Hari terakhir jelang libur panjang, mau berangkat hujan pula..aihhh,bener-bener godaan setan ya hehe...pukul 06.30 perlahan hujan reda dan ketika saya keluar rumah ternyata masih grimis tapi mataharinya benar-benar menggairahkan teman-teman. Berasa tidak hujan tapi hujan, heummm...dan sebelum berangkat saya tiba-tiba melihat pelangi di atas perumahan kami,walllaaaa what a beautiful rainbow!!! Dengan kondisi basah-basahan karena masih gerimis sayapun menyempatkan diri mengambil handphone dari ransel.
 
Wow,setahun di Batam...baru kali ini saya melihat pelangi tepat dari depan rumah..heummm
 
Karena  asik memotret sayapun lupa jam, uwaaa waktunya berangkat sekolah..yippiiii >_<

***
PS : Ada pelangi di atas rumahku

Thursday 20 December 2012

Luti Gendang

Heummm,ini dia kue tradisional yang baru saya rasakan. Sebenarnya ini yang kedua kali karena pertama kali saya pernah merasakan kue ini saat di sekolah yaitu pemberian wali murid. Dan yang kedua kalinya saat saya diajak suami makan di kedai Mi Tarempa, dan ternyata kue ini namanya LUTI GENDANG...
Heum,dari namanya saja sudah aneh tapi jangan salah rasannya itu lo maknyus pemirsa. Bentuknya seperti kroket, isinya abon ika yang rasannya manis pedas gurih banget. Nah balutannya itu dari bahan roti donat tapi ini kriuk banget kalo digigit,apalagi kalau sudah tercampur jadi satu dengan isinya,heummmmm maknyuusss top markotop deh rasanya hehe...Mau???kalau mau coba luti gendang sepertinya harus ke kedai Mi Tarempa atau langsung aja ke Pulau Tarempa langsung hehe...

Wednesday 19 December 2012

121212

-->
11 Desember 2012
12.43 wib
Dadaku berdetak kencang, entah penyebabnya apa akupun tak tahu. Yang ada hanya suara pintu terbuka. Perlahan aku turun dari ranjang tempat aku berbaring saat ini, dan berjalan menuju ruang tamu. Tak ada siapa-siapa, hanya jejak sandal yang mengotori ruang tamuku. Aku melihat amplop berwarna berwarna biru yang tergletak di meja, apa ini?batinku dalam hati.
12 12 12
Hanya tiga baris dengan angka yang sama, ditulis dengan bolpoin merah besar. Entah siapa yang berani masuk rumahku siang bolong seperti ini. Dirumah ini hanya ada dua kunci pemberian dari bu Meli, warga setempat yang mengontrakkan rumahnya pada kami. Aku bawa satu, satu lagi dibawa oleh suamiku Wingli. Jam segini tidak mungkin Wingli pulang dan tanpa bertemu denganku, aneh.
                Aku dan Wingli menikah hampir 10 tahun, belum dikaruniai anak satupun. Aku tahu Wingli sibuk dengan pekerjaannya, bisa dihitung denga jari. 10 tahun pulang 10 kali saat bulan juli dan hanya satu jam ia berada di rumah,hanya membawa oleh-oleh dari tempat ia berlayar dan langsung berkemas lagi meninggalkanku. Komunikasi antara kamipun tidak lancar, aku hanya bisa diam dan tak mampu berkata. Kata tetangga Wingli sudah menikah lagi, tapi aku tidak serta merta mempercayainya. Aku lebih suka menyendiri di dalam rumah, bukankah menjadi tuli itu lebih berharga dari segalanya?.

17.30 wib
Setelah membereskan dapur, aku berniat untuk membuang sampah yang sudah bau dan hampir membusuk. Tapi langkahku dikagetkan oleh lembaran kertas putih yang berukuran besar, perlahan aku mengambil kerta itu dan membaliknya. Lagi-lagi tulisan angka tiga baris yang sama, 12 12 12. Aku menghela nafas panjang, dengan menjinjing kantong plastik aku keluar dan membuang sampah. Di warung depan segerombolan ibu-ibu sudah memandangku, seolah-olah aku seorang buronan atau bahkan lebih dari itu. Lagi-lagi aku memilih untuk tuli dan buta.

12 Desember 2012
11,40
                Siang ini aku bersiap mengepak seluruh barang milikku, untuk apa aku tinggal di kota Jakarta seorang diri. Bahkan sepertinya dunia sudah menolakku untuk berada di bumi ini, aku lelah. Satu surat perceraian aku masukkan dalam amplop coklat, untuk Wingli. Bukan karena aku masih perawan, aku lelah dengan keadaan ini. Aku ingin pulang memeluk emak di Lamongan, mengajar les dan tanpa satu ikatan.

12.12 wib
                Aku mendengar suara ketukan pintu, sosok yang aku kenal tapi tidak seperti biasanya. Duduk di kursi roda dengan memakai kaos merah hati pemberianku, Wingli. Aku terdiam beberapa menit, tak berapa lama aku mendengar Wingli bersuara.
Sepurane seng akeh yo dek…sepurane seng akeh…        
Ujarnya sambil berlinang air mata, deras sekali batinku dalam hati. Tanpa disuruh, spontan aku bertekuk lutut dan mencium tangan yang dulu lembut kini menjadi kasar. Entah apa yang terjadi dengannya, aku tak tahu. Nomor handphone-nya tidak lagi bisa dihubungi dua tahun ini, dan saat ini Wingli ada di depanku. Duduk di kursi roda, dengan hanya satu tangan tersisa. Aku memeluknya erat-erat…

--Batam,13 desember 2012--
               

Tuesday 18 December 2012

(masih) rencana liburan

Yeaaaaa....liburan semester pertama tinggal menunggu hari, ya meskipun sempat bertengger di pulau kapuk selama 3 hari karena demam akibat hujan yang terus menerus. Tapi tetap senang menyongsong libur yang cukup lama hehe (mulai lebaiyyy). Pinginnya libur 10 hari ini pulang kampung  ke Jawa tapi ternyata oh ternyata suami tidak bisa ambil cuti, hickz....Dan akhirnya diliburan semester kali ini saya sudah mencatat beberapa kegiatan penting (hahahaha gayanya bak artis papan tulis aja):
--Menjahit baju
Setelah sukses buat totebag, akhirnya saya bersikukuh untuk menjahit baju. Mumpung ada kain bekas dan nganggur jadi sepertinnya harus dimanfaatkan dulu. Dulu sempat menjahit 4 baju tapi itu dulu,sejak menikah saya belum lagi menjahit baju. Semoga masih ingat cara membuat pola,soalnya buku jahit saya ada di Jawa hehehe.
--Membuat totebag
Berhubung saya paling tidak suka dengan tas-tas "cewek", ups maksud saya yang tas kayak ibu-ibu itu lo kawan yang contohnya seperti di jual di toko online. Entah mungkin karena pembawaan saya dari dulu suka tas yang simpel, aneh, dan buatan sendiri pastinya. Jadi yaaaa saya pingin buat totebag lagi biar banyak koleksinya hehe.
--Reflexi
--Jalan-jalan
--Bekam
Kemarin waktu bulek saya datang ke rumah, beliau menawari saya untuk dibekam. yeaaaaaa asik asik,lumayannnnn!!! Kebetulan saya sakit batuk,flu,demam jadi satu akhirnya liburan nanti beliau akan membekam saya. hureyyyy!!

 

Uwaaaaa,cuma 4 ternyata ya....so buat teman-teman yang libur kira-kira punya rencana apa yaaaa???hehe...happy holiday >_<

Thursday 13 December 2012

#postcardfiction : Selamat Tinggal

-->
Aku Hannan Suroyya, usiaku 25 tahun. Dilahirkan di keluarga yang taat beribadah, abahku seorang pemimpin di salah satu pesantren yang terkenal di Jawa timur. Semenjak kecil aku sudah di sekolahkan di sekolah Islam, tamat SD aku dimasukkan di pesantren hingga SMA. Setelah itu aku kuliah jurusan Psikologi dan melanjutkan pascasarjana dengan mendapatkan nilai tertinggi. Hingga akhirnya aku bekerja di sebuah rumah sakit dan membuka praktek di rumah, tak lama setelah aku membuka praktek di rumah aku menikah dengan lelaki pilihan abahku. Saat memasuki bangku kuliah, aku baru tahu tentang banyak hal termasuk apa itu masa puber.
Namanya Alfa, satu-satunya teman dekatku dipesantren. Mungkin karena aku sendiri kemana-mana dan tidak terlalu peduli dengan orang lain hingga satu hari Alfa salah satu orang yang selalu mendekatiku, baik saat mengantri kamar mandi, berangkat ke masjid, bahkan mengantri di dapurpun dia selalu mengikutiku. Hingga akhirnya kami menjadi teman dekat yang saling berbagi, dimana ada Oya disitu pasti ada Alfa. Terkadang kami saling bertengkar jika salah satu dari kami berbaur dengan teman-teman yang lain, jika sudah begini kami sering berkirim surat dan meletakkan surat itu disamping lemari. Dan kalimat iinilah yang tertulis di lembar kertas warna pink bermotif bunga itu.
Dear Oya
Aku benci sama kamu
Ur beloved -Alfa-
                Satu hari saat aku bercengkrama bersama suami, tiba-tiba handphoneku berdering. Nomor baru dan spontan aku angkat.
Oya, apa kabar?
Alhamdulillah baik..maaf ini siapa ya?
Ih udah lupa ya sama teman sendiri…
Iya tapi ini siapa ya?nomor ganti ya…
Aku,Alfa..
Sejenak aku terdiam, dan selang beberapa menit kami bercakap-cakap hingga akhirnya aku mengakhiri perbincangan sore itu. Lama aku melihat layar handphone dan tiba-tiba aku dikagetkan oleh sentuhan tangan suamiku.
Siapa umi?
Teman lama bi …emmm, Alfa. Alfa Jauhariyah
Oooo…iya
Maafin umi ya bi…
Maaf untuk apa?Uhibbuki fillah…aku mencintaimu karena Allah mi,aku bangga dengan usahamu untuk berubah menjadi manusia dengan kodrat yang sebenarnya.
Ujarnya sambil mencium keningku, entah tiba-tiba saja air mata ini mengalir deras.

---Batam,13 desember 2012---