Friday 13 July 2012

Anjani


Malang, Juli 2010
Namanya Anjani, siswa SMP kelas VII (atau kelas 1 SMP). Gadis remaja yang sangat pendiam diantara teman-teman yang lain di kelasnya, pertengahan awal memasuki kelas barunya Anjani sudah sering tidak masuk kelas. Hampir sebulan ada 10 alpha (tanpa keterangan), 10 dengan keterangan sakit. Dan ini berlaku hingga 1,5 bulan, dan tidak bosan-bosannya saya selaku guru pembimbing BK setiap kali Anjani tidak masuk saya selalu menghubungi orang tuanya. Seringnya yang mengangkat telepon rumah itu bibinya dan jawabannya selalu sakit, dan tidak mau sekolah. Akhirnya sayapun berkesempatan untuk bertemu dengan ibunya Anjani, setelah berbincang selama 1 jam lebih akhirnya saya menemukan permasalahan yang dialami Anjani.
            Berdasarkan informasi dari ibu Anjani, dari kecil Anjani sangat dekat dengan ayahnya. Hingga suatu hari ayah Anjani dipindah tugaskan ke Kediri, dan sejak saat itu Anjani berubah menjadi anak pendiam, sering mengurung diri di kamar. Padahal seminggu sekali ayah Anjani selalu pulang tapi itulah dampak dari kepindahan ayahnya, hingga Anjani berubah menjadi gadis remaja yang pendiam dan suka menyendiri.
            Satu hari sejak Anjani tidak masuk sekolah selama 10 hari, saya meminta ibunya untuk membawa Anjani masuk sekolah. Tidak membiarkan Anjani masuk gerbang sekolah sendirian tapi diantar sampai ruang BK, setelah bertemu dengan Anjani. Saya mengajak Anjani berbicara dari hati ke hati. Awalnya Anjani tidak merespon ajakan saya untuk mengobrol, itupun bukan hanya sekali tapi hampir 5 kali. Akhirnya Anjani mampu merespon ucapan saya, meski hanya dengan jawaban ”iya” dan ”tidak”. Tapi bagi saya itu sudah luar biasa sekali, berhari-hari saya diacuhkan dan akhirnya Anjani mampu merespon apa yang saya ucapkan. Memang butuh kesabaran extra utuk melakukan pendekatan kepada anak-anak yang mengalami masalah kepribadian, karena mereka butuh perhatian dari orang lain. Setelah Anjani sudah nyaman dengan saya, akhirnya setiap ada kesempatan saya menyempatkan diri untuk berbincang dengan Anjani meskipun hanya bertanya tentang pelajaran di kelas, suasana di kelas, keadaannya dll.
            Sejak saat itu, setiap hari ketika saya keliling kelas pada jam pertama untuk mengecek siswa/siswi saya menyempatkan diri untuk mengecek dan mengamati Anjani dari luar kelas.
”Alhamdulillah, masuk..” ujar saya dalam hati
Sampai akhir semesterpun saya tetap melakukan hal itu, yaitu mengecek khusus kehadiran Anjani saat melakukan pengecekan kelas pada jam pertama, tanpa mengesampingkan anak-anak lain yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah.
**********************
Batam, 8 Maret 2012
            Siang tadi saya mendapatkan sms dari bu Mia, pengganti saya di tempat saya mengajar dulu. Ternyata bu Mia mencari referensi psikolog untuk referral Anjani, lalu saya mencari tahu apa yang terjadi pada Anjani??Lagi-lagi permasalahan yang lama timbul, yaitu mogok sekolah. Akhirnya saya menceritakan detail permasalahan lama dan memberitahu pendekatan-pendekatan yang saya lakukan pada Anjani hingga ia tidak lagi menjadi gadis remaja yang pendiam, mengurung diri, menjauh dari teman-temannya di sekolah, dll. Saya menyarankan untuk tidak mereferal anjani dulu, mengapa?? Mungkin kurangnya pendekatan yang membuat Anjani belum merasa nyaman untuk berbagi, kurangnya kesabaran pembimbing dalam mengadakan pendekatan sehingga langsung saja mereferal klien. Jika saya melakukan pendekatan yang ekstra kepada klien dan ada hasilnya, mengapa tidak mencobanya terlebih dahulu. Memang pendekatan kepada anak yang bermasalah itu tidak mudah, tidak hanya sekali langsung menemukan permasalahannya tetapi berkali-kali dan membutuhkan kesabaran penuh. Akan tetapi Apabila guru pembimbing BK / konselor sekolah merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah klien, maka saat inilah sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, ataupun kepolisian.
            Semoga saran diatas bermanfaat, khusunya untuk saya pribadi dan orang lain. Semoga Anjani lekas kembali seperti dulu, tersenyum malu-malu dan akhirnya bisa tertawa riang…

**********************
Sedang belajar apa saja…Semoga bermanfaat >_<

Sunday 8 July 2012

Dear Sahabatku...



Seringkali saya memikirkan keadaan teman-teman dekat entah teman semasa Smp, Sma, maupun teman kuliah. Apa kabarnya si A, B, C, D dll? Tak berapa lama saya langsung mengirimkan sms kepada mereka untuk sekedar say hello  atau hanya berupa kata kangennnnnnn. Tapi akhir-akhir ini tiba-tiba saja saya sering bertanya dalam hati  ”kok aku terus ya yang sms duluan?” , ”kenapa harus saya yang selalu mendahului mengirimkan sms kepada mereka?”...

Terkadang saya marah dengan diri saya sendiri, mengapa saya sepeduli itu terhadap mereka yang dulu peduli terhadap saya. Terkadang ada rasa sesal yang bertubi-tubi ketika satu persatu dari sekian banyak teman, sahabat, bahkan yang sudah saya anggap seperti saudara sendiri hilang satu persatu dari benak saya. Mengapa harus seperti ini? Saya benci dengan pertemuan, perkenalan kita dulu. Saat-saat indah kita lewati bersama, baik suka maupun duka. Tapi dengan berjalannya waktu satu persatu hilang seperti ditelan bumi, inikah waktu yang kejam?

Heumh, biarlah…sepertinya memang harus legowo, berpikir secara dewasa, matang. Mungkin mereka sibuk dengan dunia barunya, well  saya nikmati saja kesibukan saya mengenal dan bertemu dengan teman-teman baru. It’s okey

******

…..Jadi inget Ps-nya Syam yang bunyinya begini >> Bagi beberapa orang yang kamu anggap istimewa, tidaklah kemudian kamu menjadi istimewa baginya. Mungkin dulu iya, tapi coba dikonfirmasi dulu. Karena akan berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan (rumah matahari)

Saturday 7 July 2012

Balada Sebuah Kata


Menginjak siang, sepertinya ada bintang berjatuhan. Meski begitu, aku masih terdiam dalam lamunan. Kaki-kaki kecil seketika berhamburan memungut ceceran yang tergeletak di tanah yang hampir kering. Sebab, acap kali hilang tanpa berpamitan.
..
Di sudut kamar, aku melihat beribu pasang kurcaci hitam berjalan pelan. Menuju….entah, terlalu banyak tikungan yang mungkin saja mereka tak tahu arah dan tujuan. Maka, ketika mereka bertemu di satu titik. Sebagian ada yang bersorak, sebagian lagi ada yang mengumpat. Tentunya..
..
Diujung cakrawala, aku rindu budak hatiku. Lalu kusibakkan pelan-pelan tirai bilik bambu, atas kedatanganmu yang kutunggu. Berharap masih ada satu bintang yang sengaja menyelipkan diri dibawah pohon alpukat. Seperti saat kita bersila manis menikmati jamuan sejumput rasa yang membuat lidah menggelora.
..
Sembari memungut rasa di puncak gundukan naras, bersamamu lebih indah sepertinya. Tapi untuk tidak kali ini, bukankah menikmati secangkir teman hitam bersama cakrawala jauh lebih indah. Dan, bersamamulah ku mampu memuja.
———–
Batam, 6 juli 2012
Ps. Sedang menikmati masa-masa indah bermain kata

Wednesday 4 July 2012

Aku, masih setia menunggu

Sementara hujan tak lagi menyapa Aku, masih setia menunggu Dibilik reyot yang tertumpuk debu Beralas timbunan pasir kasar >< Tertegun dan terdiam Aku, masih setia menunggu Datangnya senyuman manis Yang selalu melambaikan tangannya diujung senja >< Sesaat sebelum hari berakhir Aku, masih setia menunggu Hadirnya ocehan-ocehan lucu Para kurcaci pantai ditengah gulungan ombak >< Sudah lama aku muak merindumu Aku, masih setia menunggu Terkadang, tapi untuk tidak saat ini Karna ku lelah dengan segala tawa kita dulu ***** Batam, 4 Juli 2012

Monday 14 May 2012

Mengadah Dalam Hening

Dalam keheningan Ku mengadah pada langit Sengaja kurentangkan tangan Kuhembuskan nafas secara pelan Seperti hembusan angin subuh yang menyapa pori-pori kulitku ….. Hujan Masih saja menebar rintik-rintik ke bumi Dentuman gerimis masih terus berjatuhan Sepertinya ku tak kuasa untuk terus berdiri Mengadah dan bercanda dengan langit ….. Pada hatimu Kusandarkan separuh nafasku Kurebahkan sepenuh jiwaku Bak sepasang sayap kupu-kupu yang tak mampu tergantikan Tak bisa terlepas dari sayatan *** …….Coretan pagi saat hujan berjatuhan……. Sebrang pulau, 7 mei 2012

Saxophone (Coretan Pagi Untuk Jejak Kaki)

Rintik hujan masih saja menyapaku pagi ini, entah sepertinya ada selentingan alunan saxophone yang terdengar tak jauh dari tempatku berdiri. Heummmm, harmonisasinya membuat kaki telanjangku berjalan menuju arah suara. Terdiamku dalah syahdu, alunan indah beserta liukan-liukan eksotismenya mampu membuat sekujur badanku kaku. Sekejapku terdiam, menahan nafas sembari kesal….kubuka mataku dan mencari suara merdu itu, kemanakah? Meski indra mataku tak menemukan arah suara itu, kucoba memejamkan mata dan menggunakan indra lain untuk menemukan selentigan indah yang menggangguku pagi ini. Hilang, kemanakah? Entah,dalam senyap hanya mampu terdiam. *********** Sebrang pulau, 5 Mei 2012

Thursday 23 February 2012

(Merangkat) Senja



Aku,
Berdua dengan senja

Sayup terdengar lantunan ayat Al-Qur’an dari seberang jelas terdengar di ujung

atap masjid sore ini senja ini lengan dan badan serasa sulit terlepaskan lengket seperti bau burket, bubur ketek. Lempar saja aromanya pada senja yang sengaja tak menghiraukan nyanyianku.

Senja yang payah senja yang pana sementara aku terus bertanya, di manakah adanya. Aku ingin senja yang aku terlena dipangkuannya, biarlah senja ini dinikmati semua orang, tapi yakinlah mentari esok adalah milik kita….

Kekasihku… jangan kau rebah di pelukan senja itu, aku tak ingin hatimu terpaut pesona merah jingganya. Rebahlah di sini, aku ingin terlena dalam harumnya melati yang menyerbak bersama jingga yang payah. Terlena dalam segenap rasa…rasaku dan rasamu…

Jangan bakar hatimu dengan kerinduan terhadap Jingga yang tak hirau akan cintamu, hiruplah semerbak bunga yang ada di sekelilingmu.

Ingin kuungkapkan rasa pada senja yang redup, pada hangatnya jingga yang telah lama kunanti. Tak pernah melati ingkar pada janjinya, janji pada keharumannya yang sejati. Tapi, mengapa masih kau risau pada jingga..?? padahal edelweis setia menunggumu di tempat yang beku. Ah,edelwis….setiakah kau padaku..?? kemarilah dan ajak aku menari menunggu senja

Di satu titik, kelabu menari-nari dimataku. Sedang senja berjingkrak-jingkrak di kepalaku. Lembayung, mendekatlah…aku ingin melukis mimpi bersamamu. Aku terpaku dalam lukisan mimpi yang kau gores dengan kanvas rindumu. Tak mampu lagi merasakan semerbak melati yang semakin menyesakkan. Aku..kamu..diam dalam ruang rindu yang payah. Hiruplah semerbak ku yang ku racik hanya untuk rasamu. Senja itu memilih pergi di saat hati ini merindukanmu.

Lelah ku mendorong onthel yang kempes ini tak ada arti.. karena kaulah sandaran kursi tak perlu kau rindukan senja. Tak perlu pula kau harap salam kedatangannya, biarkan ia pergi atau datang sesukanya. Karena ia bukan milik mu..

Telah ku buhul kelepak senja

Merangkainya dalam untai lembayung

Seleret kelabu menemaninya

&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&

Rindu merangkat seperti dulu kala senja dengan rangkaters, mencoba merangkat dan inilah hasilnya…^_^

With love, merangkat senja bersama Fahmi Idris, Ranti Tirta, HM Zwan, Inin Nastain, Ismaharani Lubis, Enggar Murdiasih, & Yety Ursel Darwis