Monday 30 March 2015

Stay Red



“Tak Peduli seberapa membahagiakan atau menyedihkan, hidup harus terus berlanjut. Waktulah yang selalu menepati janji dan berbaik hati mengobati segalanya.”


*****
Lokasi foto : Pasar lama, daerah Pecinan Siak Sri Indrapura - Riau

Wednesday 25 March 2015

Kerupuk Kuah : Camilan Khas Riau

Nggak afdhol rasanya sudah hampir dua tahun menjejak tanah Melayu Riau, belum pernah menikmati camilan ringan yang bernama Kerupuk Kuah. Pertama kali melihat kerupuk kuah kalau nggak salah di blognya mak Lusi yang kebetulan dulu masih tinggal di Pekanbaru, sekarang sudah balik ke Jawa. Kebetulan pas masih ngekos di Siak dulu, beberapa kali sering dikasih kakak (panggilan untuk ibu kos) kerupuk kuah. Tapi kerupuknya tidak yang lebar seperti yang sering dijual, kerupuk singkong yang ukurannya sedang (diameter 5 sentian), tapi kerupuknya tebal. Biasanya kerupuk semacam ini ada di warung padang di Siak, untuk lauk tambahan. Kuahnya warna kuning, kental ditambah daun bawang dan seledri, jadi harumnya khas, rasanya pun enak. Paling asik di makan atau di cocol pas kuahnya masih hangat. Heummm.....sedapnyoo!!

Nah, pas jalan sore didaerah pecinan Siak. Sempat beberapa kali saya melihat salah satu penjual yang ramai sekali, ternyata jualan kerupuk kuah. Atas nama penasaran, saya ikutan antri untuk membeli kerupuk tersebut. Hanya beli satu, kerupuknya lebar, dikasih kuah, lalu ditambah mi bihun goreng dan ditambah kuah lagi.  Jadi deh kerupuk kuahnya, rasanya lumayan enak, seru ternyata makannya.  Benar-benar kayak anak SD ya hahaha... Ohya, untuk kuahnya, pas saya rasakan mirip sama kuah sate padang tapi yang ini teksturnya agak tebal. Kalau kuah sate padang kan agak encer gitu, tapi yang ini agak padet. Seru camilannya....boleh nih dicoba lagi, nagih soalnya hehe.


 Ambil kerupuknya
 Olesi dengan kuah,sampai rata
 Tambahkan bihun,lalu tuang lagi kuahnya
Taddaaa...kerupuk kuah siap disantap^^

Satu kerupuk buat berdua emang nggak kurang??kurang bangetttt, mau beli lagi kok ya malu sama anak-anak SD ya hahahaha. 
Teman-teman ada yang pernah makan kerupuk kuah??

****

Monday 23 March 2015

Life is...



Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.
~Albert Einstein~


****
Lokasi foto : Tembilahan Riau
Diambil oleh : HM Zwan
Kamera : Note 2

Friday 20 March 2015

Jalan Sore di Daerah Pecinan Siak

Menginjak dua tahun hidup di Siak, sepertinya keinginan pribadi sebagai pendatang perlahan-lahan terwujud. Apalagi kalau bukan tempat hiburan untuk sekedar refreshing. Nggak usah saya ceritakan lebih detail ya, mungkin teman-teman sudah bosan dan hafal kalau di Siak ini minim tempat niburan seperti di kota-kota pada umumnya. Di Siak tidak ada mall tapi wisata alamnya menyejukkan hati,meskipun hanya menikmati keindahan sungai Siak,tapi ini sungguh menawan, eaaa.  Saya rasa Siak salah satu kota kecil yang kaya, gimana nggak kaya, coba saja keruk tanahnya, minyak berhamburan. Wal hasil, selama hampir dua tahun ini saya merasa dimanjakan dengan fasilitas umum yang ada di kota kecil nan indah ini. Contohnya saja, jalan raya kotanya yang luasnya Masya Allah, mulus, dan bersih. Di sepanjang pinggir sungai Siak, dibangun taman-taman yang indah, luas dan bersih. Jadi, beruntunglah wahai masyarakat Siak...

Jalan Sore di Daerah Pecinan Siak
Nah, bulan lalu sepulang dari #exploretembilahan, tepatnya dua hari sebelum imlek. Saya dan suami jalan-jalan keliling kota, sampai akhirnya kami melewati daerah pecinan, daerah pasar lama yang tidak jauh dari Istana Siak. Konon, lahirnya daerah pecinan ini berbarengan dengan keberadaan Istana Siak yang dibangun pada tahun 1880-an. Pasar ini didominasi dengan bangunan lama, lantai dua  dan terbuat dari kayu. Pasar disini menjual berbagai bahan sembako, elektronik, ada warung padang dan melayu, dan yang tak kalah adalah kedai warung kopi. Sepanjang jalan pasar lama berubah drastis berwarna merah, sepertinya baru di cat. Mendadak suami masuk-masuk gang sampai mendekati sungai Siak, ternyata ada tempat wisata baru. Aaarrkkk...kemana saja kami??kok baru tahu. Belum ada namanya, karena baru selesai di bangun dan sebagian masih dalam proses pembangunan. Tempat ini lumayan ramai pengunjung, untuk sekedar duduk-duduk di pinggir sungai Siak dan tentunya menikmati jajanan yang ada. Ohya, tempatnya pas depan klenteng kota Siak - Riau.  Ada parkir sepeda motor dan mobil, jadi yang dari jauh tidak usah khawatir.
 Tempat duduk asik,siapa cepat dia dapat hehe
 Itu kelentengnya...
 Ada taman dan tempat duduk
 Kalau lapar tinggal beli jajan 
 Tempat parkir sepeda motor
 Sungai Siak
 Itu daerah sebrang, Mempura
 Yang rapi ya parkirnya
Bisa turun,tapi hati-hati ya...

Ohya,bisa berburu sunset lo disini. Yang belum ke Siak, hayyuk, tunggu apalagi....^^


****

Wednesday 18 March 2015

Tembilahan : Jalan-jalan ke Pasar Jongkok

Masih cerita seputar #exploretembilahan, jadi jangan bosan ya hehehe. Melihat kota Tembilahan lebih dekat, naik pompong, jalan-jalan keliling Kampung Bertuah sudah. Jadi kali ini saya mau cerita tentang pasar jongkok dan rasanya menyebrang pakai pompong di malam hari. Uwaaaaaa, acakadut nggak karuan hati ini rasanya hehehe, deg deg deg byuarrr.

Menyebrang dan naik pompong di malan hari
Atas nama pacaran yang tertunda, jadi malam itu saya dan suami ingin jalan-jalan menikmai riuhnya kota Tembilahan di malam hari. Dengan rasa was-was dan deg-deg'an kami memberanikan diri menyebrang di malam hari, saat berangkat satu pompong hanya berisi 5 orang penumpang. Sudah tau belum rasanya naik pompong di malam hari??deg-deg'an luar biasa, tidak ada pencahayaan, yang terlihat hanya lampu-lampu yang ada di sebrang saja. Jadi sudah dipastikan komat kamit baca sholawat dan istighfar sepanjang perjalanan, alhamdulillah sampai juga di sebrang kota. Legggaaa rasanya....fiuh!!! 
Pompong...
Sebrang kota Tembilahan

Pasar Jogkok
Kata temannya suami, kalau mau cari jaket kulit, cari saja di Tembilan. Atas nama penasaran, akhirnya kemi keliling kota, dan menemukan satu pasar yang lumayan ramai. Orang sini menyebutnya pasar jongkok, seperti stand pasar malam pada umumnya, ada yang bertenda ada yang hanya gelar lapak diatas tanah. Dinamakan jongkok karena mayoritas penjualnya buka lapak dibawah jadi pembelinya banyak yang jongkok kalau lihat-lihat barang atau hanya sekedar mencoba barang. Unik ya... Disini banyak menjual barang-barang seken dan sebagian barang-barang murah, mulai kerudung, baju, sandal, sepatu dan lain sebagainya.

Ternyata setelah jalan-jalan selama 30 menit mengitari pasar jongkok, tidak ada jaket kulit yang menawan hati, jadi lanjut jalan-jalan nggak jelas gitu lihat-lihat daerah perkotaan. Akhirnya karena penasaran dengan becak kayuh, dengan rasa penasaran saya tanya-tanya harga untuk sekali keliling kota. Awalnya 40.000 tapi saya nego, akhirnya keliling kota sepuasnya dan diantar sampai penyebrangan hanya 25.000 saja. 



Sebelum akhirnya diantar ke penyebrangan, suami pingin jajan es tebu, dan saya melipir ke martabak manis untuk oleh-oleh bulek. Lumayan ramai kotanya, setelah menunggu martabak manis matang, 15  menit kemudian saya membawa dua martabak manis ukuran besar, rasa cokelat kacang dan nangka, heummm sedap. Setelah itu saya dan suami diantar oleh bapak pengayuh besak ke penyebrangan. Sesampainya di penyebrangan, ada tiga orang ibu-ibu yang ingin menyebrang, tapi berhubung mereka masih menunggu teman-temannya. Akhirnya saya dan suami diantar duluan, wakz, cuma bertiga..uwaaaa......kebayang kan gimana deg-degannya,nggak karuan pokoknya hehehe. Kurang lebih 10 menit berlalu akhirnya pompong menepi, alhamdulillah sampai Kampung Betuah dengan selamat. Pengalaman yang mengesankan naik pompong malam-malam bertiga, mau lagi???hihihi #nyengir kuda.
Mari incip martabak manisnya hehehe..
Ada yang pernah naik pompong malam-malam nggak??ayo dong cerita^^
Semoga bermanfaat^^

****


Ini juga seru..