Friday 18 October 2013

Petualangan Seru ke Rengat Riau

Apa kabar pemirsah???semoga sehat selalu, dua hari ini badan kurang fit karena efek mbolang liburan idul adha kemarin ke Rengat Riau. Modal nekat, iya banget karena ya pingin jalan-jalan keliling Riau. Kebetulan juga ada saudara dari suami yang selama 27 tahun tidak bersua, mereka pisah saat SD dan baru bertemu lagi pas mbolang kemarin.
Hatsyi..hatsyi...

Perjalanan dimulai dari Siak pukul 06.00 *hiyyyaaa niat banget ya hehe* mengunakana motor cowok, satu backpack dan tas kecil tempat dompet dan hp. Dari Siak perjalanan lancar dan aman, tapi saat mau keluar dari Kabupaten Siak jalanan benar-benar rusak. Banyak mobil fuso, tronton dan truk-truk besar. Sepanjang kanan-kiri jalan banyak tanaman pohon sawit. dua jam sudah akhirnya kami sampai di Kerinci, istirahat sebentar di warung untuk sarapan. Saya memilih nasi goreng dan suami bubur kacang hijau, minumnya teh panas, Subhanallah....nikmat sekali!!!!sruuppptttt....
 Lanjut perjalanan ke arah Rengat, banyak desa yang dilewati tapi saya lupa nama-namanya *aneh-aneh soalnya hehehe...*. Jalan yang dilewati jalan lintas timur Sumatera, kadang ramai kadang sepi, aspalnya mulus, jalan naik turun agak tajam. Nah, disinilah sepanjang kanan kiri jalan banyak peringatan, misalnya "Hati-hati", "Selalu ingat kepada Allah", "Jika sudah aman baru mendahului, dll. 



Empat jam berlalu, pukul 11.00 sampai di Rengat dan kebetulan saya capek banget akhirnya istirahat di warung beli minum. Telpon saudara dan mereka sudah ada di bundaran untuk menjemput kami. Setelah perjalanan selama 5 menit kami bertemu dengan paklek dan melanjutkan perjalanan. Pukul 12.00 kami berhenti di sebuah resto untuk istirahat dan makan siang. Perjalanan menuju rumah paklek dan mbah berlanjut, ternyata masih jauh juga *hhiyyyaaa...ngelap keringet*. 3 jam berlalu akhirnya sampai juga di sebuah desa di pedalaman hutan sawit. BAYANGKAN, kami harus melewati jalanan tanah naik turun dengan jarak 20 kilo *beuhhhhhh,ngakak terus saya sama suami, jauh kaliiiii*. 

Hidup adalah perjuangan, well kami sampai di desa.....*haddueh,lagi-lagi saya lupa,aneh namanya hehe*. Biasalah disambut heboh sama keluarga, paklek, bulek yang jumlahnya 8 orang dan si mbah dan cucu-cucunya. Alhamdulillah....*mari selonjorannnnnn!!!*. Abakan kehebohan dan cerita sana-sini sampai pukul lima sore. Mayoritas memang petani sawit dan karet warga di daerah ini termasuk si mbah dan anak-anaknya (paklek bulek). Banyak cerita dari perjalanan petualangan 4 hari di Rengat, tunggu ceritanya besok atau lusa ya hehe. Maafkanlah...^^


Jum'ah mubaarak^^

*****
~tjatatan pedalaman hutan sawit~
Siak,18 oktober 2013



Friday 11 October 2013

3 Cerita

senja di depan kamar kos,ajjibbb tenan^^

Jadi anak kos
Cantik kan???foto diatas bukan credit tapi ini asli jepretan saya hehehe....lokasinya di depan kamar kos-kosan, hiyyyaaa ngekos lagi???. Setelah hampir tiga tahun lamanya meninggalkan dunia kos-kosan, kali ini saya dan suami ngekos. Ngapain nggak ngontrak rumah aja sih?hehehe...
1. Kontrakan rumah di Siak cepet ludes, banyak pendatang yang berbondong-bondong mencari nafkah di Siak *tsahhhhh...katanya sih*, ada yang asli luar Riau bahkan banyak pula yang warga asli Riau tapi memilih untuk tinggal di Siak. Biar nggak capek kali ya, maklum lumayan jauh-jauh sih jaraknya antar kabupaten *ini masih katanya loh..*.
2. Saya masih berdua juga, jadi cari yang simpel. Awalnya suami berburu kontrakan tapi banyak yang sudah di booking, ada tapi di tempat sepi, deket hutan, banyak tanaman liar yang tinggi-tinggi, ngeri juga kan. Akhirnya sementara cari kos-kosan biar bisa boyong saya dari Batam *owh,so swiit..*.
3. Pas kebetulan dapet kos-kosan yang lumayan enak, masih suasana desa, keluarga ibu kos baik *alhamdulillah...*, satu kos-kosan sama anak SMA cowok/cewek yang rajin banget bangun tidurnya *tarhim dah teriak-teriak tuh anak-anak. ngapain coba??ada yang masak, nyuci sama njemur pakaian haha*, deket sama sumber inspirasi, sapa tuh???Senja lah....*gubrakss!!!*. Sekian.
Berhubung sudah nyaman banget di kos-kosan ini, jadi batal deh cari kontrakan rumah. 

Alhamdulillah selama ngekos dari zaman kuliah, dapetnya kok ya kos-kosan yang nyaman, aman dan tentram. Ngekos nggak pernah pindah kos, sekali ngekos dapet kos-kosan yang eksklusif banget jadi sampai kerja (ngajar)pun saya tetep kos disitu. Dan kedua kalinya ya disini di Siak, perbulannya Rp. 500.000/kamar (mayoritas kamar mandi dalam). Kontrak rumah rata-rata pertahun 9-10 juta.

Mahal nggak sih di Siak??
di Siak nggak ada kendaraan umum, kalau mau ke mana-mana pakai travel. Mobil kinyis-kinyis *heran,disini mobilnya bagus-bagus loh hehehe...norak ya saya*, dari pelabuhan Buton ke Siak (satu jam perjalanan) per@ Rp 90.000. Kalau dari Siak ke Pekanbaru per@ Rp 90.000, tiga jam perjalanan darat. Murah apa mahal???silahkan geleng-geleng kepala ya hehehe.
jejeran bentor di pelabuhan Siak,suepi pollll ^^

Sempat tanya sama nenek karena waktu saya dan suami jalan-jalan ke pelabuhan Siak, di parkiran saya lihat ada bentor (becak motor). Kata nenek ongkos naik bentor yang jaraknya bisa ditempuh dengan waktu 5 menit aja harganya per@ Rp 25.000, hihihi...Ngeri wakkk!!!komentar teman saya di Batam ketika sempat komunikasi.
pertama kali sempat kesasar,ternyata ini pasar. kirain terminal hahahaha..3 gedung je ^^

Jajanan berupa makanan standar sih, tapi yang bikin suami saya gila belanja itu waktu kita jalan ke pasar. Beugh, sayuran dan ikan disini murah bangettttttt......beda bangetlah sama di Batam, jadi beli sayur ini itu, ikan ini ikan itu untuk disimpan di kulkas. Seneng banget kalau dah dapet yang murah-murah....mohon dimaklumi ya,di Batam apa-apa serba mahal jadi giliran masuk hutan dan nemu yang murah jadi kalap deh hahaha.

Bahasa
Satu minggu, dua minggu, tiga minggu...dan hampir satu bulan. Ahha,  di minggu ketiga saya baru mudeng dengan bahasa yang banyak digunakan oleh warga Siak. Pertamanya sih saya kira mayoritas orang-orang Siak pakai bahasa Padang lah, eh ternyata saya baru menemukan jawaban dan perbedaanya waktu di rumah ibu kos ada acara aqiqah anaknya. Kebetulan saya ikut bantu-bantu bikin cakelah jadi saya manfaatkan waktu itu untuk melakukan wawancara dengan tetangga *wahahaha....reporter jadi-jadianlah*. Ternyata, percakapan sehari-hari warga Siak menggunakan bahasa Melayu. Kalau orang Padang ya pakai bahasa Padanglah. Kalau baru dengar seperti saya, pastilah bingunug dan beranggapan jika warga menggunakan bahasa orang Padang. Keduanya sama-sama menggunakan O "ada apo nih?", "tak ado", eh bener nggak sih??apalagi ya???banyak lah pokoknya mereka sama-sama menggunakan O intinya. Nah, bedanya kalau orang Melayu terakhirnya pasti pakai DO..."jangan begitulah DO...", "makanlah DO sama-sama" pokoknya akhirnya ditambahi DO. Sempat bingung, masak semua yang saya lihat namanya DO. Eh ternyata hahahaha....
bagaimana petualangannya???SUKA

Ya ya ya ya....lumayan serulah rasanya kayak es krim rujak hehehe. Maaf, watak aslinya keluar jadi nulis apa adanya ^^.
Ada yang punya pengalaman menarik seperti saya nggak???ayo ceritaaaa....

~tjatatan petualangan Siak~
***

Tuesday 8 October 2013

Melayu dan Tulisan Pegon

Huruf Pegon adalah huruf Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa juga Bahasa Sunda. Kata Pegon konon berasal dari bahasa Jawa pégo yang berarti menyimpang. Sebab bahasa Jawa yang ditulis dalam huruf Arab dianggap sesuatu yang tidak lazim.
Berbeda dengan huruf Jawi, yang ditulis gundul, pegon hampir selalu dibubuhi tanda vokal. Jika tidak, maka tidak disebut pegon lagi melainkan Gundhil. Bahasa Jawa memiliki kosakata vokal (aksara swara) yang lebih banyak daripada bahasa Melayu sehingga vokal perlu ditulis untuk menghindari kerancuan.
.....wikipedia.....


Sebelumnya, Dirgahayu Siak yang ke.....waduh lupa saya hehe,kebetulan tanggal 4 oktober 2013 hari jadinya kota sekaligus kabupaten Siak. Terkenal dengan brandnya Siak truly melayu, memang benar-benar melayu banget menurut saya *menurut saya loh ya yang asli 100% pendatang, baru lagi hehe*. Dari pertama masuk kota Siak pun sudah terlihat pemandangan jembatan Siak yang megah yang kental sekali dengan melayunya, mulai dari cat warna kuning, hijau, dan bentuk tinang lampunya pun khas dengan melayu. Bentuknya sih seperti tiang lampu pada umumnya, tapi ada lekukan besi indah yang mencerminkan melayu.

Ketika pertama kalinya saya dan suami jalan-jalan keliling kota Siak, banyak sekali yang saya abadikan salah satunya tulisan-tulisan dengan huruf/tulisan arab pego/pegon di papan, mulai dari nama jalan hingga papan sebuah instansti. Disepanjang jalan tak luput dari tulisan arab pego/pegon, saya benar-benar merasakan khas melayu yang sangat kental ya disini di Siak.
 ini di alun-alun tepat di depan istana Siak

Dulu pertama kali mengenal huruf dan tulisan arab pego/pegon itu waktu saya sekolah dasar, kebetulan saya sering ikut alm.Abah saya yang mengajar ngaji di panti asuhan. Saya juga tidak terlalu ingat kapan saya belajar huruf dan tulisan arab pego/pegon, yang saya ingat sampai sekarang ya saya bisa menulis dengan tulisan arab pego/pegon dengan baik. *jiah,sombongggg sombongggg hahahaha..pletakk!!!*.

 Sayangi negeri istana...keren ya^^
Bukan hanya jalan-jalan kecil saja dan instansi pemerintahan yang menggunakan tulisan arab pego/pegon, tapi nama toko pun juga memakainnya. Semalam saya jalan dan makan di warung tenda tepat depan jejeran ruko, benar lo ternyata selain menggunakan bahasa indonesia papan nama tokopun menggunakan tulisan arab pego/pegon. dan itupun berlaku untuk semua toko, entah itu pemiliknya muslim atau non muslim. Indahnya......

tetep ye, sepiiiii hehehe....jadi bisa parkir dimana sajah^^
Semakin hari semakin penasaran dengan kota Siak, semoga jalan-jalan selanjutnya bisa terus berbagi hal tentang kota Siak......etapi, ayooo unjuk gigi dong siapa yang bisa atau pernah belajar nulis pakai huruf pego/pegon???

****
Siak, 8 oktober 2013
~tjatatan petualangan Siak~


Monday 7 October 2013

Pertanyaan yang Sama

Dulu sebelum menikah, banyak teman dan saudara yang sringkali menanyakan hal seperti ini :
"Kapan nikah mbk??"
"Kok belum nikah-nikah, teman-temannya dah pada nikah semua tu, udah punya anak juga.."
"Ayo cepetan nikah, nunggu apalagi??"
dan masih banyak lagi pertanyaan yang menanyakan hal serupa, tapi karena memang saya orangnya lumayan cuek jadi ya biasa saja.Toh waktu itu usia saya belum masuk 25 tahun, pada akhirnya di usia awal 25 tahun do'a saya diijabah oleh Allah. Horeee...nikah juga akhirnya!!kata teman-teman saya.

September 2013 menjadi tahun kedua pernikahan kami, Alhamdulillah..baarokallahulana aminn.
Setelah menikah dan langsung di boyong ke Batam bukan serta merta masalah selesai, melainkah awal terbukannya jendela dari sebuah pernikahan. Dimana angin, debu, sampah kecil hingga besarpun bisa masuk lewat jendela rumah kami. Satu dua tiga empat lima dan berbulan-bulanpun mulai banyak yang menanyakan hal seperti ini:
"Kakak sudah menikah??"
"Sudah punya anak?"
"Emang sudah berapa lama menikah..?"
hingga sindiran-sindriran sinispun datang menghantui saya..
"Sini aku injak kakinya biar cepet punya anak!!"
"Kok nggak hamil-hamil kak??"
"Itu tuh si A si B si C hebat banget suaminya"
hingga sok tahu pun ada..
"Makannya nggak usah KB kak"
"Copot ajalah KB nya"
"Masih muda kok di empet, kasihan nanti anaknya"
Dan masih banyak lagi tapi pantaskah saya mengumbar semua sindiran-sindiran sinis yang lebih tidak pantas diucapkan disini??pastinya tidak, cukup hanya saya dan suami yang tahu. Biarlah itu menjadi urusan mereka dengan Allah...

Alhamdulillah saya dikaruniai suami yang sabar, ketika saya menceritakan hal-hal yang meurutnya tidak penting untuk disimpan dalam hati apalagi selama berhari-hari. Sayapun mengikuti apa yang suami sering sampaikan kepada saya...
"Sabar....sabar...."ucapnya sambil mengelus punggung saya
Satu tahun berlalu, didampingi oleh suami yang sabar akhirnya ketika lagi-lagi pertanyaan dan sindiran serupa yang dilemparkan kepada saya. Saya selalu menjawabnya dengan cengar-cengir "Belum, doakan ya buk..." atau ketika ada yang bertanya seperti ini "Sudah isi kak??" sayapun dengan nada santai menjawab seperti ini "Sudah, isi nasi barusan hehehe..". Terkadang adakalanya saya menyikapi dengan santai tapi terkadang jika saya sedang dalam keadaan sensitif, menyikapinya pun dengan sinis dan sedih sampai menangis pun pernah. Lagi-lagi ini semua atas bantuan suami...
Ketika suami menguatkan, ada tangan yang lebih kokoh yang selalu menguatkan hati kami...janji-jandi indahNYA kepada kami...DIA yang selalu bersama kami...
"Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS Al Anfal : 46)
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas"  (QS Az zumar : 10) 
Dan ketika keyakinan takkan tergoyahkan dengan segala hal yang terjadi pada kami, inna ma'al usri yusro..
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan"...Baarokallahulana aminnnn...
****
Untuk mbk Uniek & suami, baarokalloh....
Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine

Thursday 3 October 2013

Jalan-jalan ke Jembatan Siak

Hallo hallo....apa kabar, Assalamu'alaikum....
Hehe,kehabisan pulsa jadi belum bisa bewe nih, mohon maaph hehehe..masih seputar reportase jalan-jalan di Siak nih. Pertama kali lihat jembatan Siak ya pas pertama kali ke Siak, dua minggu yang lalu. Dari jauh kira-kira 1 km kelihatan betonnya aja, sempat penasaran karena sepanjang perjalanan dari pelabuhan Buton ke Siak cukup jauh. Satu jam, kerasa jauh banget soalnya jalannya haduueh bener-bener rusak. Sebagian rusak sebagian lagi mulus, terus pemandangannya pun hutan jadi berasa banget lamanya. Tapi pas jalanan sudah mulai mulus, lebar sudah ada tanda-tanda masuk daerah kota Siak. Ternyata benar, perlahan jembatan Siak sudah kelihatan. Horeeee akhirnya....





jembatan siak dari jauh
 
Cukup megah dan kokoh jembatan Siak ini, jembatan yang menghubungkan dua daratan yang dipisahkan oleh sungai Siak yang katanya dalem banget, katanya sih hehe. Jembatan Siak mulai direncanakan tahun 2002 dan selesai tahap pembangunannya pada bulan juli 2007. Dan secara langsung di resmikan oleh presiden SBY pada 11 agustus 2007.





jembatan Siak dari dekat



pagernya khas,melayu banget..
 
Sayang sekali, kendaraan roda dua dan empat tidak boleh berhenti. Ya pastinya kalau berhenti buat apalagi kalau bukan narsis hehe. Bisa sih jalan di jembatan yang memang sudah disediakan untuk pejalan kaki tapi lumayan jauh parkirnya, itupun parkirnya harus di area masjid.




 masjidnya bagus ya??belum prnah singgah sih...

Kapan hari saya sama suami diajak jalan ke jalan yang berbeda, e ternyata jalan bawah jembatan. Uwah seru juga, lumayan rapi juga dan di kiri kanan jalan ada taman dan tempat bermain. Pantesan banyak yang sepedaan sore. Jalannya pun dua arah, sepi permirsah hehe. Dan ternyata, lewat pas depan masjid yang kelihatan dari kiri jalan (dari arah kota Siak). Cocok banget kalau mau lihat senja di masjid sambil ngabuburit *heloh emang puasa???yaa siapa tau puasa senin kamis hehe*. 
Senja sudah melambai, mari kita pulang...^^




jalan bawah jembatan..dua arah,sepi pulak bisa buat tidur2n nih kalo nggak ngerumpi juga bisa hehehe...
 



 Keren ya....

ini masjid ternyata masih di renovasi..^^

****
Siak,3 oktober 2013
~Tjatatan Petualangan Siak~