Wednesday 28 August 2013

Indonesia : The Real Difference



Jika engkau minta intan permata tak mungkin ku mampu
Tapi sayangkan ku capai bintang dari langit untukmu
Jika engkau minta satu dunia akan aku coba
Ku hanya mampu jadi milikmu pastikan kau bahagia
Hati ini bukan milik ku lagi
Seribu tahun pun akan ku nanti
Kan... kamu...
Sayangku
Jangan kau persoalkan siapa dihatiku
Terukir di bintang tak mungkin hilang cintaku padamu
~Terukir di Bintang by Yuna~

Lagu ini dulu sering saya dengar hampir setiap hari, dan sayapun suka sekali dengan lagu tersebut. Karena pertama enak di dengar dan lagunya menyentuh banget, menurut saya sih. Awalnya saya hanya penikmat lagu saja, pas lihat langsung iklannya saya baru ngeh ternya ini lagu ilkan branding nation milik Negara tetangga yaitu Malaysia, diakhir iklan ada satu yang khas yaitu Truly Asia.

Bahkan sayapun sering melihat satu tayangan di televisi lokal, ketika orang-orang tersebut (wawancara) ada berkunjung ke salah satu Negara. Ketika mereka ditanya dari mana, mereka menjawab Indonesia, dengan dahi berkerut mayoritas mereka bertanya kembali, Indonesia dimana?. Beugh, ternyata Negara kita kurang terkenal ya.

Seperti yang saya ketahui bahwa ketika kita membahas masalah branding nation  berarti membahas mengenai satu merek dari satu Negara. Tujuan dari branding nation adalah untuk mengenal lebih dalam satu Negara. Dengan adanya branding nation posisi satu Negara akan bisa lebih di kenal luas lagi oleh dunia, tentunya mampu menarik wisatawan asing, investor, meningkatkan ekspor, dan akan meningkatkan reputasi Negara tentunya.



 Well, tantangan #10daysforASEAN kali ini adalah...
Indonesia kaya dengan beragam budaya, namun di sektor wisata, Malaysia lebih berhasil mem-branding “Truly ASIA”. Kira-kira apa ya branding yang cocok untuk Indonesia? Buat tagline, dan jelaskan kenapa tagline itu cocok untuk Indonesia di kawasan ASEAN.

Indonesia memiliki beragam etnis, dan masing-masing etnis memiliki warisan budaya. Misalnya saja tarian Jawa dan Bali. Dari segi bentuk bangunan misalnya rumah joglo, rumah gadang. Musik tradisionalpun memiliki ciri khas tersendiri misalnya keroncong,dangdut, melayu. Belum lagi dunia kulinernya, masakan Indonesia kaya akan variasinya, ada nasi padang, sate, nasi pecel, gudeg, mie aceh, rending, pempek, kerak telur dan lain sebagainnya. Selain itu, Indonesia termasuk Negara kepulauan di wilayah ASEAN yang memiliki 13.487 pulau besar dan kecil yang indah dan eksotis. Wow, banyak sekali tapi setahu saya sebagian sudah banyak dikunjungi dan sebagian lagi belum banyak pengunjung. Mungkin minimnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya promosi dari pemerintah setempat.
Pantai papuma Jember Jawa Timur..doc.pribadi
 
Oleh sebab itu, branding nation bagi saya penting karena tak lain tujuan utamanya itu mengenal lebih dalam satu Negara. Jika Malaysia sangat terkenal dengan tagline atau slogannya yang berbunyi Truly ASIA, maka kalau boleh mengacungkan tangan saya akan memberikan tagline  untuk Indonesia seperti ini:  INDONESIA : THE REAL DIFFERENCE
Artinya bahwa Indonesia itu benar-benar memiliki banyak kekayaan, keragaman budaya yang nyata, yang berbeda dari Negara-negara yang ada di ASEAN bahkan di dunia. Orang akan mencari sesuatu yang berbeda, sesuatu yang lain dimana? ya di Indonesia. Jika di Negara sono makannya roti dan steak, di Indonesia ada makanan yang berbeda, ada gudeg, pempek, rujak cingur, dan lain-lain. Jika di Negara sono hanya bisa menikmati lagu pop dan jazz, di Indonesia bisa mendengarkan lagu yang berbeda, ada keroncong, dangdut. Jika di Negara sono tidak ada tarian yang istimewa, di Indonesia ada tarian yang berbeda dari yang lain, ada tari kecak, remo, reog, dan lain-lain.


Dengan adanya tagline ini, Negara Indonesia bisa dikenal luas oleh wisatawan asing. Membangun sebuah branding nation  itu sangatlah tidak mudah, karena membutuhkan kerjasama dan dukungan yang baik dari berbagai pihak dan Pemerintah. Selain itu, untuk mempromosikan satu branding nation tidak hanya di media cetak dan offline saja melainkan media online dan televisi. Belajar dari Negara tetangga, hampir setiap hari tayangan branding nation  muncul di jam-jam tayangan iklan, bukan hanya itu saja melainkan budaya-budaya merekapun ditayangkan di televisi. Misalnya lagu national yang dikemas dengan baik untuk dijadikan iklan.. Siapa sih yang tidak mau Negara Indonesia berkembang, jika branding nation berhasil memberikan dampak yang positif bagi Negara ASEAN khususnya, maka secara otomatis image country juga akan bernilai positif di Negara ASEAN dan di mata dunia.





Tuesday 27 August 2013

Borobudur vs Angkor Wat, Serumpun atau Tidak?

Jika ada yang bertanya sudah pernah ke Candi Borobudur?pasti saya langsung menjawab, sudah dong. Sudah pernah ke Candi Angkor Wat?itu loh yang di Kamboja?owh,lihat langsung ke Kamboja sih belum pernah tapi lihat di layar televisi sering banget hehe.


Candi Borobudur vs Candi Angkor Wat
Candi Borobudur, ya siapa yang tidak tahu candi yang satu ini. Candi ini terletak di Magelang Jawa Tengah ini dibangun pada abad ke 8 dan 9 pada masa puncak kejayaan wangsa Syailendra bernama Raja Samaratungga di Jawa Tengah. Tidak seperti candi-candi yang lain, Borobudur di bangun diatas tanah datar diatas bukit dengan ketinggian 265 m (870 kaki) dari permukaan laut dan 15 m (49 kaki) di atas dasar danau purba yang sudah mengering.Pada tahun 073 dilakukan pemugaran besar-besaran yang mendapat dukungan dari UNESCO, mulai saat itulah Borobudur kembali menjadi pusat keagamaan dan ziarah agama Buddha. (wikipedia)
Candi Angkor Wat yang tidak kalah terkenalnya di dunia yang terletak di kota Siem Reap Kamboja dibangun pada abad ke 12 pada masa pemerintahan Raja Suryavarman II. Angkor Wat terletak di dataran Angkor yang juga dipenuhi bangunan kuil yang indah, tetapi Angkor Wat merupakan kuil yang paling terkenal di dataran Angkor. Pada akhir abad ke 13, Candi Angkor Wat dialihfungsikan yang awalnya dari Candi Hindu menjadi Candi Buddha Theravada. Angkor Wat sendiri berasal dari kata Angkor yang berarti Negara dan Wat berarti Kuil, jika digabungkan Angkor Wat berarti Negara Kuil.(wikipedia)


Arsitek yang Sama
Berdasarkan prasasti Kayumwungan yang bertanggal 26 Mei 824, Candi Borobudur di rancang oleh arsitektur Gunadarma dan memakan waktu selama 75 tahun. Padahal pada saat itu belum ada komputer dan peralatan canggih tapi Gunadarma mampu merancang sebuah Candi Borobudur yang sangat indah.
Jauh sesudah Candi Borobudur dibangun, pada abad ke 12 Raja Suryayarman II membangun sebuah Candi Angkor Wat, dan menurut legenda Kamboja candi ini di rancang oleh arsitektur yang sama dengan Candi Borobudur yaitu Gunadarma.(link)


Menurut penjelasan ahli sejarah, relief Borobudur ada kemiripan dengan Candi Angkor Wat, yang berada di Kamboja. Padahal, Borobudur dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat ada.  Apakah ini menandakan bahwa negara-negara di ASEAN itu serumpun? 

Sebenarnya serumpun atau tidaknya Negara-negara ASEAN itu bisa kita lihat dari budaya masing-masing Negara yang hampir sama, misalnya saja bahasa melayu resmi digunakan oleh Negara Malaysia, Singapore , Brunai, Thailand, dan Indonesia (meski hanya beberapa persen daerah yang menggunakan bahasa tersebut). Begitupun dengan ras dan suku yang mayoritas mempunyai kesamaan antara satu dengan yang lainnya.
Salah satu dari ketiga pilar ASEAN Community adalah ASEAN Social dan Cultural Community (ASCC), dimana ini bertujuan untuk saling bekerjasama dibidang sosial budaya agar tercipta masyarakat yang saling peduli, berbagi, mengenal, dan menghargai antara budaya. Dengan adanya komunitas sosial budaya diperlukan adanya kerjasama yang baik antar Negara ASEAN untuk mengenal dan menghargai keragaman budaya masing-masing Negara. Jika Indonesia terkenal dengan Candi Borobudur yang terbesar dan termegah di Dunia maka Kamboja juga memiliki candi yang sangat bersejarah dan megah yaitu Candi Angkor Wat.

Jadi,serumpun atau tidak ya...??

 

 

Monday 26 August 2013

Antara Salon Lokal dan Thailand,Pilih yang Mana?

Informasi saat ini yang sedang menjadi trending topic adalah Komunitas ASEAN 2015, dimana AEC ASEAN Economic Community menjadi satu dari tiga bagian pembangunan komunitas di ASEAN. Dimana di tahun 2015 nanti ada pergerakan bebas Sumber Daya Manusia di segala bidang berbekal kemampuan yang dimiliki. Oleh sebab itu kita sebagai warga Negara Indonesia harus mempersiapkan diri untuk itu, Bagaimana tidak, dengan terbukanya pasar bebas ASEAN akan banyak masyarakat luar yang lalu lalang memanfaatkan moment ini.
Dunia bisnis sudah merajalela di Indonesia, salah satunya yang berkaitan dengan perawatan tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki semua tersedia. Dan itu bisa didapatkan di salon-salon yang banyak kita temukan dimana-mana, saat ini banyak sekali salon yang berdiri di berbagai daerah mulai salon lokal sampai Internasional, dan salah satunya adalah salon Thailand. Kita tahu bahwa sekarang sudah banyak sekali yang membuka salon Thailand di Indonesia, bahkan sudah banyak berdiri di berbagai daerah dan kota-kota besar. Tapi, akankah salon-salon Thailand bisa menggeser salon-salon lokal yang ada di Indonesia dimana mereka sudah memiliki sertifikat Internasionl?.

 Pada dasarnya Negara kita kaya akan bahan-bahan alami, sejak jaman dahulu nenek moyang kita sudah mengenal yang namanya perawatan tubuh. Dimana semua bahan-bahannya asli dari Indonesia dan mereka membuatnya sendiri sebagai perawatan untuk tubuh mereka, misalnya saja yang masih bertahan sampai sekarang adalah bedak beras. Bukan hanya itu, salon-salon lokal yang berdiri dan dengan bangganya meracik bahan-bahannya sendiri, mulai dari beras, akar-akar, hingga tanaman obat. Dan itupun sebenarnya sudah banyak diperjualbelikan di pasaran hanya saja kelemahan dari kita adalah lebih menyukai hal-hal yang berembel-embel luar negeri. Mulai dari makanan, minuman, kosmetik, salon, hingga potong rambutpun kalau bisa di salon yang bermerek luar negeri, ajaib bukan?.   

Tidak mudah memang mempopulerkan salon lokal ke ranah Internasional, padahal kita tahu benar bahwa salon lokal pun tidak kalah hebatnya dengan salon Thailand, bahan-bahannya hampir sama terbuat dari bahan-bahan alami atau bahkan jika ditelusuri lebih dalam lagi akan banyak produk-produk yang jauh lebih banyak dari yang kita ketahui. Dan lagi-lagi kelemahannya terletak pada kita selaku warga Indonesia, mudah sekali terbius dengan hal-hal yang berembel-embel luar negeri. Tetapi ini menjadi tugas utama pengusaha salon lokal bagaimana menjadikan salon lokal dikenal dunia, mungkin perlahan bisa memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawan misalnya, tentang teknik memijat, teknik refleksi, dan teknik-teknik yang lain-lain. Bisa juga dengan menggabungkan teknik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, misalnya Jawa dan Bali, atau bisa juga dengan cara promosi yang intensif dan luas, misalnya bekerjasama dengan Komunitas ASEAN Blogger. Tentunya bekerjasama dengan Pemerintah dengan harapan salon lokal mampu melestarikan tradisi nenek moyang menjadi salah satu destinasi salon terunik dan tertradisional di dunia. Dengan begitu, maka kita akan lebih siap lagi untuk menyongsong pasar bebas ASEAN 2015 karena mau tidak mau Pengusaha salon lokal akan memberikan bekal skill yang lebih lagi kepada karyawannya. Sehingga salon lokal akan setara dan tidak akan tergeser dengan salon-salon Internasional.