Friday 25 November 2011

Sebuah Catatan




Kali ini wanita ketiga yang masuk ke dalam ruanganku, tergopoh-gopoh dan langsung duduk sambil menaruh tasnya di sova sebelah kanan.

“Ada apalagi buk saya dipanggil bapak kepala sekolah..??anak saya ada kasus apalagi buk..??bertengkar lagi, ngerokok, mbolos atau apa bu..??” tiba-tiba banyak kalimat Tanya yang keluar dari bibir berpoles lipstik tebal itu.

Lagi-lagi saya terdiam sambil terus memandang wajah sayunya yang dihantui rasa cemas, mau tidak mau saya harus menyampaikan perkembangan anaknya selama ini. Saya masih terdiam, di depan saya seorang ibu setengah baya dengan wajah yang entah saya tak mampu menggambarkannya. Pelan-pelan saya bersanjak dari kursi dan duduk mendekat disamping ibu tersebut yaitu bu Ais.

Dengan perlahan bu Ais menatap wajah saya, nampak ia sudah tak sabar lagi mendengar apa yang akan saya sampaikan. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menyampaikan perkembangan anaknya Aidil selama ini, setelah saya sampaikan panjang lebar. Tiba-tiba dengan tanpa suara bu Ais spontan menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dengan sigap saya memberikan tisu untuk membendung derasnya air mata yang mengalir dari kedua matanya bu Ais, saya hanya bisa diam dan terus mengelus tangannya mencoba sedikit menenangkan hatinya.

“Saya nggak percaya buk, Aidil itu lo anaknya diam buk..kok yo buat kasus lagi, saya malu buk dipanggil terus. Saya kira setelah kasus yang keempat itu dia sudah janji mau nurut sama saya buk, lha kok sekarang kasusnya kayak gini….” Ujarnya terbata-bata sambil terus menangis dan sesekali menghapus air matanya yang terus mengalir.

————————-

Sedikit cerita apa yang bu Hana alami ketika ada pemanggilan orang tua yang anaknya lagi-lagi melanggar peraturan sekolah. Sebut saja Aidil, siswa kelas 8 yang akhir-akhir ini sering melanggar peraturan sekolah. Seperti merokok di lingkungan sekolah, membolos saat jam pelajaran matematika dan bahasa Indonesia, ketahuan berpacaran di kantin, berfoto ria dengan menggunakan atribut sekolah dan disebarkan ke media jejaring social “facebook“, dan yang terakhir adalah berpacaran di dalam kelas dengan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya mereka lakukan. Tidak hanya sekali atau dua kali saja ia melakukan hal serupa tapi berkali-kali dan akhirnya dengan kejadian yang terakhir ia dikeluarkan dari sekolah oleh Kepala Sekolah. Selain sering melanggar peraturan sekolah, nilai akademik Aidil juga dibawah rata-rata, jadi semakin menguatkan pihak sekolah untuk bisa mengeluarkan siswa.

Bu Hana selaku guru pembimbing tidak mempunyai kewenangan ketika orang tua Aidil memohon kepada bu Hana untuk mempertahankan Aidil lagi. Karena keputusan ada di tangan Kepala Sekolah. Bukan karena ibu Aidil tak mampu mendanai anaknya, melainkan ini waktu tinggal 2 bulan lagi akan diadakan UAS. Apa ada sekolah yang mau menerima anaknya yang pastinya pihak sekolah lain tentunya mengetahui jika anak pindahan pada akhir semester biasanya anak melakukan kesalahan di sekolahnya yang lama dan dengan predikat “dikeluarkan dari sekolah”.

= = = = = = = = = = = = = = = = = = =

**Rindu anak2 yang bermasalah
**Rindu curhatan mereka :(
**Rindu curhatan para orang tua ke ruang BK, via telpon dan sms :(

Monday 21 November 2011

Sebuah Makna






Pagi dalam sepi,
Menyulam jala dibawah langit
Terkapar indah dalam lamunan
Hambar jari berjalan
Dalam esok bergelantungan
Jenuh acap bergejolak
Bak padi yang bergoyang
Syahdu terpasung muram
Lambaianpun berterbangan
Tapi mata tak terpasang

~~06.10..~~

Kala ku terdiam
Memikirkan sang bulan
Muram nan kusam
Adakah gerangan
Pikiran melayang
…Kian tak tenang
Tak ayal dekapan buaian malam
Menjelma dalam riang
Akankah…

—19.05—

Merajuk dalam asa
Meraba dalam sunyi
Mendekap dalam sepi
Lantas, mengendap dalam jalakah??
Atau bersembunyi dalam erangan..??

_20.21_

################################################################################

—–My face on wednesday…—–

Jangan Panggil Aku Autis,






Pukul 13.22

Mataku tertuju pada sosok itu

Ia berdiri di tengah jalan

Didepannya terlihat tiga anak kecil

Entah akupun perlahan bangkit dari kursiku

Mencoba menghampiri mereka

****

Perlahan ku berjalan mendekati mereka

Sukari, ya itu Sukari

Ia memegang kedua tangan anak kecil itu

Sambil berkomat-kamit, terus menerus

Sesekali mengadahkan kepalanya kelangit

Sembari mengernyitkan matanya

Panas,

****

Aku berdiri di belakang Sukari

Dua anak kecil yang berada di depan Sukari

Hanya bisa melihat temannya

Kedua tangannya dipegang erat oleh Sukari

Mencoba ku memegang tangan Sukari

“Lepaskan nak,”

“Ini bu is anaknya nakal. Ngatain aku Autis!!”

****

Sukari masih saja memegang erat kedua tangan anak kecil itu

Si anak tak mampu berucap

Hanya tersenyum ke arahku dengan dahi mengkerut

Aku tahu ia merasa kesakitan

Ku elus tangan dan punggung Sukari

“Lepaskan nak,”

“Dia nakal bu is, ngatain aku Autis..”

Ucapnya berkali-kali

****

Lagi, aku menoleh ke arah anak kecil itu

Dengan seksama

Kamu lagi…??

Ujarku dalam hati

Sambil melihat mata sayunya

Dengan perasaan sedikit marah

Aku bisa melepaskan genggaman erat Sukari

****

Anak kecil itu dan dua temannya seketika lari menjauh

Aku melihat wajah riang mereka

Tak ada beberapa detik ku menoleh ke Sukari

“Autis…ye ye ye ye…Autis…ye ye ye ye”

Tanpa berpamitan

Tiba-tiba Sukari berlari mengejar mereka

Dari teras lantai dua

Para siswa tertawa dan memberi tepukan serta teriakan terdengar riuh

****

Ditengah jalan,

Mataku terus melihat kearah Sukari

Entah, tiba-tiba ia melihatku

Dan berlari cepat menghampiriku

“Itu bu is, anaknya nakal..”

Dua kali bahkan lebih ia berucap kalimat itu

Sesekali sambil menggigit kuku

Dan mengadahkan kepalanya ke langit

****

“Jangan bilang ke pak Fikri bu Is…”

Kalimat itu terdengar manja ditelingaku

Sukari selalu mengeluh dengan kalimat tersebut kepadaku

Ketika sesaat setelah berkejaran dengan anak SD

Bahkan iapun sesekali melempar kepalan tangannya ke anak-anak kecil

Tak tanggung-tanggung,

Melempar batupun sudah menjadi kebiasaannya

****

Ah, Sukari

Sosok remaja yang menjadi tanggung jawab kami

Aku dan teman-teman seperjuangan

Meski kau tak seperti anak yang lain

Tapi segala hal kau bisa selesaikan lebih awal

Dan, inilah yang membuatmu berbeda dari teman-temanmu

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

…Jangan mencubit, jika tidak ingin di cubit…

Malang, 26 Mei 2011

…Teruntuk anak khususku, Kau HEBAT nak,,,!!!

…Dari seorang wanita yang ingin menjadi lilin untuk para anak didiknya.

Sunday 20 November 2011

Guratan Rindu




Satu waktu…

Sesak yang ku rasa

Hanya mampu terdiam kaku dalam heningMU

Berkali ku mendesah pelan

Sesekali terdengar suara detak jarum jam berdetak

Aku masih terbujur lemas

Tetesan bening masih saja berhamburan deras

Berdesakan dan saling mendahului satu sama lain

Jengah yang ku rasa

Adakah rindu yang mendera…???
@@@@@@@@@

Menikmati Segarnya Air Terjun Cuban Rondo




Seperti biasa, liburan datang waktunya memanjakan diri bersama para sahabat ke medan perang yaitu menjelajah hehe. Berempat dengan menaiki sepeda motor kami melaju kearah barat menuju kota Batu, setelah keliling kota Batu. Kami dibingungkan dengan tujuan, maklum tidak ada rencana sama sekali jadi asal cabut hehe. Entah setelah keliling kota Batu kamipun melanjutkan perjalanan kearah Pujon, entah sesampainya di gapura Air Terjun Cuban Rondo kamipun langsung masuk menuju pintu masuk kawasan Air terjun. Di kanan kiri dikelilingi pohon pinus dengan udara yang segar jauh dari hiruk piruk suasana kota, wow bener-bener seger udaranya.

+ 3 kilo dari gerbang pintu masuk kawasan air terjun kami sampai di tempat parkir dimana letaknya + 700 meter dari lokasi air terjun Cuban Rondo. Sesampainnya di lokasi air terjun, luapan air dari ketinggian 84 meter deras mengalir ke sungai-sungai kecil dipinggiran lokasi utama air terjun. Wow, dingin banget airnya….segerrrrr, lumayan buat refresh otak. 2 jam terlewati sudah basah-basahan di pinggir air terjun dan bermain air di sungai kecil, selanjutnya menikmati mantabhnya bakso di warung tepatnya didekat parkiran mobil. Tinggal pilih anda mau memesan bakso atau cilok…lumayan, adem-adem makan yang anget-anget, cesspleng rasanya hehehe…

Cukup sudah menikmati liburan kali ini berempat di air terjun Cuban rondo, menyenangkan. Meski pulang dengan diiringi hujan gerimis mana nggak ada yang bawa mantel jadi ya basah-basahan hehehe…tak apalah yang penting seneng-seneng bareng temen-temen hehehe….nice weekend!!!

********