Sunday 7 August 2011

Ketika Orang Tua Lupa Menjemput Anak



Pukul 15.30

Seperti biasa saya baru saja hendak pulang dari tempat mengajar, di halaman sekolah tepatnya di depan kantor Tu SMP ada satu anak SD yang masih asik duduk sambil bermain mobil-mobilan, “Jam segini kok masih ada anak SD disini…” batin saya dalam hati. Entah tiba-tiba saya berpapasan dengan guru SD yang kebetulan hendak pulang juga, dan sayapun bertanya sama beliau.

“Bu, kok masih ada anak SD yang belum pulang. Ini kan sudah mau jam 4 bu..”

“Lha itu bu, kasihan anak itu. Itu anak ABK bu, sering pulang sore. Saya lo pernah lihat dia jam 6 masih seliweran di gerbang depan..”

“Heh??yang bener bu…??jam 6 maghrib???”ujar saya kaget

“Iya bu, ibunya sering lupa jemput…enteng gitu bilangnya ke guru-guru, baru inget kalo anaknya nggak ada di rumah pas maghrib, ternyata belum dijemput..”

“Hehhhh…???Bener-bener….”

&&&&&&&&

Malang, 25 Juli 2011

Catatan Tentang Kaki Waktu





Sebuah karya indah ada di tanganku pagi ini, satu buku yang berjudul Kaki Waktu. Kumpulan puisi 12 penyair perempuan muda Makassar yang masing-masing menyuguhkan 7 puisi karya mereka dengan sangat apik membuat beragam puisi tentang berbagai hal seperti cinta, kehidupan, kesedihan, kenangan, sebuah rasa dan masih banyak lagi. Dari satu halaman ke halaman berikutnya tak membuat saya bosan, dan ingin terus membacanya hingga lembaran terakhir. Dan, inilah satu karya dari sahabat pena saya berjudul Kaki Waktu yang indah.

Kaki Waktu

Kelak,

Waktu akan merampasmu pula

Membentangkan jeda tak berkesudahan

Antara kau dan aku

Lalu kita akan berlari berjauhan

Urung bertemu

Yang tersisa Cuma lengang yang panjang

**********
Malang, 6 Agustus 2011

…For Uleng Tepu : Terima kasih untuk sebuah kenangan kecil tautan dua kelingking kita (itu pesanmu dalam lembar kedua), terima kasihhhhhhh hunnnnnnn……mwah,tlepoks!!!

Perpustakaan di Rumah, Why Not??




Anda ingat dengan slogan bahwa Buku adalah jendela dunia, kita bisa menemui slogan ini di tempat-tempat umum seperti perpustakaan. Mendengar kata perpustakaan tentunya yang ada dibenak kita adalah gudang buku, tempat membaca, tempat mencari bahan bacaan terbaru bahkan yang sudah usangpun bisa kita temukan di perpustakaan. Kehadiran perpustakaan bagi sebgian masyarakat sangat membantu mereka terutama yang senang membaca. Selain perpustakaan yang tersedia di sekolah, pesantren dan universitas, saat ini disetiap sudut kota pun sudah ada perpustakaan umum milik pemerintah. Masyarakat pun tidak mau ketinggalan, tak tanggung-tanggung kadang mereka membuat perpustakaan pribadi dengan menggunakan nama yang berbeda seperti taman baca, sanggar baca, pustaka mini, pondok baca, gubuk baca dll. Dengan menggunakan nama yang berbeda, ini akan membuat masyarakat semakin tertarik untuk sekedar mampir ataupun menjadi pengunjung tetap perpustakaan ataupun taman baca.

Berbeda dengan perpustakaan umum, kadang sebagian masyarakat memilih untuk mendirikan perpustakaan pribadi atau keluarga di rumah. Dengan tujuan untuk melestarikan budaya membaca pada anak dan keluarga, mengumpulkan koleksi buku pribadi, dan sebagai bentuk pembelajaran. Ada sebagian masyarkat yang sengaja membeli dan mengumpulkan koleksi buku pribadinya yang menumpuk dan akhirnya ia membuat perpustakaan di rumah. Meski kadang ada kekhawatiran tersendiri soal biaya jika ingin membangun sebuah perpustakaan di rumah, seperti mahal dan membutuhkan biaya yang banyak. Padahal tidak, kita bisa saja membuat sebuah perpustakaan dengan biaya sesuai dengan kemampuan financial yang kita miliki, tentunya sesuai dengan hunian dan tata letak ruangan yang ada di rumah kita. Misalnya dengan membeli rak buku yang sederhana yang terbuat dari kayu, atau bisa juga membuat tempat buku yang menempel d dinding seperti yang ada di kos-kosan. Lebih murah lagi jika kita bisa membuatya sendiri hanya membeli peralatan yang dibutuhkan. Jika memiliki anak kecil, dinding ruang perpustakaan bisa dicat dengan warna terang dan rak bisa disendirikan dengan di cat warna-warni yang bisa mengundang anak-anak untuk senang berada di perpustakaan rumah.

Jika rak sudah jadi, kita bisa menaruh semua buku yang sengaja kita koleksi. Namun jika kita baru ingin membuat perpustakaan rumah dan belum mempunyai buku, kita bisa mencicil setiap bulannya dengan membeli beberapa buku atau bisa juga dengan menyisihkan uang khusus untuk membeli buku. Lebih hemat lagi jika kita bisa membeli buku di toko buku yang sering mengadakan diskon, atau bisa juga di pameran-pameran buku. Karena di pameran buku sering mengadakan obral buku mulai harga paling rendah Rp 5000 hingga Rp 50.000, tidak tanggung-tanggung bukan?? Dengan biaya yang murah dan sederhana kita bisa membuat perpustakaan di rumah yang tentunya tidak hanya digunakan untuk sarana membaca saja melainkan untuk pembelajaran kepada anak misalnya dengan bermain edukatif bersama dengan anggota keluarga yang akan membuat kedekatan antar anak dan orang tua semakin akrab.

******************

Malang, 25 Mei 2011

Dalam Remang Senja




Dalam remang senja

Dipenghujung hari

Semerbak tanah basah masih tercium wangi

Serupa menghirup angin yang menusuk pori-pori

& & & &

Dalam remang senja

Kumengitari rumput ganas

Dibalik senyumnya

Yang hampir meredup

& & & &

Dalam remang senja

Tak kutemukan getaran suara

Hanya isak tangis sang gadis

Tengah menggigil sembari mendekam mimpinya

& & & &

Malang, 13 Juni 2011

Meregangkan jari jemari, menghirup malam nan dingin, mencoba bermain kata demi kata…Akhirnya bisa coret-coret disini lagi setelah sepekan berpetualang di pantai kapuk hehe……….!!!!!

Rasa




Hendak ku ungkapkan rasaku

Pada subuh sepekat malam

Pada angin yang menyapa lembut

Pada pagi yang lengang

- - -

Kerap kurebahkan bongkahan rasa

Diatas tanah gersang yang tak terhuni

Dibawah pohon randu yang tengah menjuntai

Diantara tumpukan daun kering yang berserakan

- - -

Serupa tenggelam ku terjaga

Melintas, melayang lalu menerjang

Nyaris kulepas cengkeraman yang mengusikku

Berlari menembus pagi sepetang malam

****

Malang, 2 Juni 2011