Saturday 31 August 2013

Laos : Saatnya Menggenggam Dunia

Pernah dengar Laos?pernah, salah satu bumbu yang ada di dapur. Dan satu lagi, pernah dengar waktu belajar IPS materinya tentang negara ASEAN salah satu Negara namaya Laos. Nah, itu yang terakhir yang betul.

Laos dikenal dengan sebutan “Negeri Seribu Gajah”, Republik Demokratik Rakyat Laos merupaka salah satu Negara di Asia Tenggara yang berbatasan denga Myanmar dan Republik Rakyat Cina di sebelah barat laut, Vietnam di timur, Kamboja di selatan, dan Thailand di sebelah barat. Seperti Negara pada umumnya Laos pernah di jajah oleh Thailand, lalu wilayahnya dikuasai oleh Perancis. Setelah penjajajan yang dilakukan oleh Jepang selama Perang Dunia II, Laos memerdekakan diri pada tahun 1949. Partai politik satu-satunya adalah Partai Revolusioner Rakyat Laos (LPRP). Ibu kota Laos  Vientiane, mempunyai mata uang kip, dan berbahasa Lao. Laos beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim, diselimuti hutan lebat yang kebanyakan bergunung-gunung.


link 
Dari segi perekoniam, Laos terbilang tertinggal jika dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN yang lain. Mulai menata perekoniam pada tahun 1986 dengan cara memberi izin mendirikan perusahaan swasta. Sebagian besar penduduknya yang terpelajar memilih untuk pindah ke Luar Negeri dengan alasan kurangnya lapangan pekerjaan bagi mereka. Pada akhir 2004 Laos melakukan pembenahan di bidang ekonomi yaitu melakukan hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat, sehingga berdampak positif terhadap nilai ekspor Laos terhadap Amerika Serikat.

Visi ASEAN 2015 adalah menjadi ASEAN komunitas tunggal, baik di bidang ekonomi mau pun politik. Laos, atau Republik Demokratik Laos, meski sudah bergabung dengan ASEAN sejak tahun 1997, namun baru membuka diri seluas-luasnya dengan negara lain pada tahun 2004, dan melakukan kerjasama di berbagai bidang. Peran Republik Demokratik Laos di ASEAN, bisa dikatakan belum banyak berkontribusi, tenggelam di bawah bayang-bayang negara ASEAN lainnya yang semakin maju. Dengan adanya Komunitas ASEAN, diharapkan Laos menjalin kemitraan yang baik dengan  negara ASEAN lainnya.


Jika posisi Anda adalah negara Laos, investasi diplomatik apa yang diharapkan dengan kemitraan yang terjalin dengan dunia internasional, khususnya negara-negara ASEAN.  Tuliskan pendapatmu di blog tentang hal tersebut. Fokus pada peran Laos sebagai anggota Komunitas ASEAN.

Salah satu Negara ASEAN yang tidak terlalu terdengar gaungnya adala Laos, ketertinggalan Negara Laos hampir di segala bidang membuat Laos banyak mendapatkan bantuan dari negara-negara tetangga. Dengan julukan The Land Locked Country atau tanah yang terkunci tidak serta merta membuat Laos semakin tenggelam dan jauh dari peradaban. Tujuan dari dibentuknya organisasi regional ASEAN adalah untuk meningkatkan kerja sama multilateral antarnegara di kawasan Asia Tenggara. Bentuk kerja sama antarnegara itu meliputi bidang ekonomi, sosial dan budaya, serta keamanan dan perdamaian antarnegara ASEAN.

Investasi Diplomatik
Suatu perubahan tidak harus dilakukan langsung secara besar-besaran, contoh bentuk nyata dari kerjasama yang bertujuan sebagai investasi diplomatik adalah:
1.    Memberikan kesepakatan bebas visa bagi pemegang paspor, mungkin bisa dimulai dari lingkup Negara ASEAN dan lalu dilanjutkan dengan Negara-negara di luar ASEAN.
2.     Pertukaran pelajar atau pemuda antar Negara sebagai bentuk pengenalan beranekaragaman kebudayaan antar Negara. Misalnya pelajar Laos ke Indonesia, betgitupun sebaliknya.
3.    Bekerjasama mendirikan satu perusahaan yang mana akan banyak tenaga kerja Laos dipekerjakan sehingga mengurangi pindahnya masyarakat ke Luar Negeri karena minimnya lapangan pekerjaan bagi mereka.
4.    Mengimpor dan ekspor barang-barang hasil sumber daya alam misalnya beras, kopi, tembakau, kayu olahan dan lain-lain. Misalnya mengekspor kopi dari Vietnam dan tembakau dari Indonesia.
5.    Mengadakan kegiatan pertemuan  anggota parlemen dari masing-masing Negara untuk studi banding melihat dan menganalisa situasi, kebijakan, dan sistem dari Pemerintah.

Dengan adanya investasi diplomatik antar Negara, maka akan sama-sama memberikan dampak yang positif tehadap pembangunan dan perkembangan dari masing-masing Negara.  Melalui investasi diplomatik pula Laos akan lebih dikenal dan tentunya bisa mengejar ketertinggalannya dari Negara-negara ASEAN lainnya.

.
Referensi:
http://www.sahabat-informasi.com/2012/03/asean.html
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/laos.html

Friday 30 August 2013

Kerjasama Lewat Kopi

Bicara kopi, itu berarti bicara hati. Banyak hati yang sudah tersentuh dengan aroma dan rasa dari kopi itu sendiri, dari sebuah kopi bukan hanya kenikmatan saja yang diperoleh tapi sebuah tulisanpun bisa diperoleh setelah menikmati secangkir kopi. Saya diperkenalkan kopi saat duduk di bangku kuliah, dan semakin menikmati sisi lain dari sebuah kopi saat berada di sebuah desa di kaki gunung Rajegwesi yang ada di Ponorogo. Sebuah kopi yang setiap pagi selalu di sajikan oleh pemilik rumah mbah Katirah untuk kami para mahasiswa yang kebetulan menginap di rumah beliau. Dari kopi yang biasa disulap menjadi sesuatu yang berbeda, jika biasanya saya menikmati kopi hitam dengan rasa yang seperti itu. Di puncak gunung inilah pertama kali saya jatuh cinta pada kopi, kopi yang ditumbuk dengan jagung lalu disajikan di gelas kecil. Sruupppttt, rasanya benar-benar membuat saya jatuh hati. Dan, itulah saat pertama saya jatuh cinta dengan kopi...


Jepret by Suami. doc pribadi
 
Dunia sudah mengakui bahwa Indonesia memiliki segudang kekayaan alam yang beragam dan Negara kepualauan terbesar yang terdiri dari 13.487 pulau. Satu lagi yang istimewa dari Indonesia adalah dilalui oleh garis khatulistiwa yang memberikan cuaca tropis sehingga musim dan cuacanya terbilang cukup stabil. Dari dulu sampai sekarang Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan sektor pertanian, karena itulah sebagian besar pencaharian masyarakat Indonesia adalah di bidang pertanian, mulai dari sawah, kebun, tegal, maupun pekarangan.

Salah satu hasil dari pertanian Indonesia yang mampu bergabung dan bersaing dengan hasil pertanian dari belahan dunia adalah kopi. Iya, kopi..mungkin yang dulunya hanya banyak dinikmati di warung-warung kopi pinggiran jalan, saat ini sudah berpindah tempat. Mulai dari warung sederhana hingga kedai cafe modern yang disulap menjadi tempat yang bisa menarik pengunjung.  

Sekarang ini, minum kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Hampir di seluruh penjuru kota, tidak hanya di Indonesia tetapi juga ASEAN, banyak tersebar gerai kopi. Di dunia, negara penghasil kopi terbesar adalah pertama: Brazil,  kedua: Vietnam dan ketiga adalah Indonesia. Kedua negara terakhir adalah anggota ASEAN. Menuju Komunitas ASEAN 2015 ini, mampukah Vietnam dan Indonesia merebut pangsa pasar kopi dunia? Bisakah kedua negara tersebut menjadi partner produksi kopi, bukan menjadi rival atau saling bersaing.

Saat ini Indonesia menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, kopi Indonesia memiliki sejarah dan peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia, dengan letak geografis yang baik sehingga mampu menghasilkan kopi terbaik. Tidak mengherankan jika pertanian Indonesia mampu menghasilkan kopi yang mengeluarkan aroma yang khas dan terkenal di dunia yaitu Arabika dan Robusta. Selain dua kopi tersebut masih banyak lagi kopi yang dihasilkan oleh para petani di Indonesia yang sudah di ekspor ke belahan dunia, ada kopi Luwak, kopi Gayo, kopi Kintamani, kopi Mandailing, kopi Java, kopi Toraja, kopi Wamena, dan masih banyak lagi.



Tidak jauh berbeda dengan Indonesia, Vietnam sebagai penghasil kopi terbesar nomor dua juga menjadikan kopi menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi masyarakatnya dan berkembang melalui sistem perkebunan. Kopi Vietnam mempunyai ciri khas rasa yang unik, cara penyajian yang berbeda menggunakan alat penyaring yang disebut phin, dan kopi es, dimana setelah kopi diseduh dicampur dengan es dan susu kental manis. 

Lalu, mampukah Vietnam dan Indonesia merebut pangsa pasar kopi dunia? Bisakah kedua negara tersebut menjadi partner produksi kopi, bukan menjadi rival atau saling bersaing.

Baik Indonesia maupun Vietnam masing-masing Negara berpenghasilan kopi yang memiliki rasa khas dan unik, tapi dari segi produksi Indonesia kalah oleh Vietnam dikarenakan rendahnya produktvitas kopi itu sendiri. padahal Indonsia jelas-jelas memiliki wilayah yang lebih luas. Jika Indonesia dan Vietnam ingin merebut pangsa pasar kopi  dunia, maka harus ada peningkatan, pengembangan dan inovasi yang lebik baik lagi agar produksi kopi mempunyai daya saing yang lebih tinggi. 
Jepret by Hm Zwan.doc pribadi

Tujuan kerjasama antar Negara adalah terjalinnya hubungan yang baik antara satu Negara dengan Negara yang lain.  Karena Indonesia dengan Vietnam merupakan Negara regional ASEAN, dan mempunyai kesamaan dalam membangun perekonomian Negara yaitu sama-sama menjadi Negara terbesar penghasil kopi. Maka apa salahnya menjadi partner produksi kopi yang bertujuan untuk merebut pangsa pasar dunia, bisa dengan cara menggabungkan teknik pengolahan kopi asli Indonesia dengan teknik pengolahan asli Vietnam, atau dengan cara menggabungkan atau mencampur varietas biji kopi asli Indonesia dengan biji kopi asli Vietnam sehingga akan memunculkan aroma, rasa, dan khas dari perpaduan tersebut. Dengan adanya inovasi-inovasi yang baru maka pangsa pasar kopi Indonesia dan Vietnam akan lebih tinggi dan dikenal dunia. Dan tentunya akan menjadi sebuah kerja sama regional ASEAN yang terintegrasi.

Lalu, sudahkah anda meminum kopi hari ini…??
Jepret by Hm Zwan.doc pribadi


Sumber :


Thursday 29 August 2013

Visa dan Perjalanan Wisata

Bagi para pecinta traveling, apalagi tujuan utamanya ke luar negeri. Pasti yang dibutuhkan adalah paspor. dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara. Sudah jelas isinya identitas pemegang paspor, tinggal mengajukan ke Kantor Imigrasi daerah setempat. Setelah jadi, kita bisa bebas keliling luar negeri. Kata siapa bisa keliling luar negeri sebebas itu?kan udah ada paspor?kurang?apa lagi?ya visa lah. Yaaahh,

Hampir semua negara di ASEAN, telah membebaskan pengurusan visa bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke negaranya, namun tidak dengan Myanmar. Kenapa ya, berwisata ke Myanmar tidak cukup dengan mengandalkan paspor saja? Perlu atau tidak visa bagi perjalanan wisata? 

Menurut informasi bahwa ada 11 Negara yang membebaskan visa kepada pemegang paspor Indonesia, diantaranya Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, Peru, Chili, Macao, Hongkong, Maroko, Brunei Darussalam, dan Vietnam. Tapi, apa bedanya paspor sama visa?bukannya keduanya sama-sama dokumen yang dikeluarkan oleh Negara?. Jika paspor sudah jelas sebuah dokumen yang berisi identitas pemegang. Sedangkan visa berupa dokumen yang dikeluarkan oleh sebuah Negara memberikan seseorang izin untuk masuk ke Negara tersebut dalam suatu periode waktu dan tujuan tertentu. Mungkin dalam rangka study tour, undangan dari teman bisnis, jalan-jalan, tugas dari kantor dan lain sebagainya. Ibaratnya visa ini seperti tiket masuk, tanda bukti atau ijin masuk ke sebuah Negara yang kita tuju. Misalnya saja kita ingin wisata ke Myanmar, berhubung Myanmar tidak cukup dengan mengandalkan paspor saja maka kita harus membuat visa. Jika Pemerintah Myanmar telah memberikan ijin resmi kepada kita, maka kita bisa menggunakan visa tersebut untuk berkunjung dan masuk ke Myanmar, tapi sebaliknya jika permohonan kita di tolak maka kita tidak akan bisa masuk ke Myanmar.

Negara Myanmar adalah satu-satunya Negara ASEAN yang meminta visa pengunjung bagi warga ASEAN yang ingin berkunjung ke Negaranya. Mungkin Pemerintah Myanmar benar-benar selektif untuk memberi izin pengunjung termasuk turis asing untuk berkunjung ke Negaranya. Tapi lagi-lagi itu hak dan kebijakan dari masing-masing Negara, baik memberi kelonggaran dan kebebasan visa maupun yang harus menggunaka visa.

 Lalu, perlu atau tidak visa bagi perjalanan wisata?

Hampir semua Negara ASEAN membebaskan visa bagi anggota ASEAN yang hendak berkunjung ke Negara-negara tersebut, artinya pengunjung hanya memerlukan paspor saja tanpa harus mengurus visa saat memasuki negara yang dikunjungi. Sedangkan Myanmar dan Negara-negara lain yang mengharuskan  memiliki visa, sebelum pengunjung berwisata harus mengurus visa terlebih dahulu.

Sebagian Negara yang sudah membebaskan dan memberi kelonggaran visa bisa jadi karena Pemerintah setempat ingin mempererat hubungan pesahabatan antar Negara sehingga bisa mengenal lebih dekat satu sama lain.  Sedangkan alasan Negara-negara yang tidak membebaskan visa bisa jadi karena Pemerintah setempat memiliki kebijakan-kebijakan tersendiri, misalnya banyaknya wisatawan yang melanggar ketentuan visa dan lain sebagainya. Sehingga alasan-alasan tersebutlah yang mengharuskan pengunjung untuk mendapatkan visa jika berkunjung ke Negara tersebut. Lalu, perlu tidaknya sebuah visa lagi-lagi tergantung kepada kebijakan masing-masing Negara. Jika harus menggunakan visa, ya mau tidak mau kita harus mengurusnya tapi jika bebas visa kita hanya menggunakan paspor saja itu sudah cukup. Saat ini banyak Negara yang sudah memberlakukan VOA Visa on arrival, jika biasanya visa harus diurus dan disetujui oleh pihak kedutaan Negara yang ingin dituju. Maka VOA sifatnya lebih fleksibel karena bisa langsung diurus saat kita mendarat atau diperbatasan antar Negara yang kita tuju.


Sumber :