Thursday 28 February 2013

Hari Yang Manis

Hari ini nggak kerasa udah jam 15.30, yeaaaa bentar lagi pulang. Hari ini kebetulan jam ngajar nggak begitu banyak tapiii ada aja anak-anak yang harus di pantau (kalau ini sih wajib dan harus dipantau terus hehe) :
--Daniel....alhamdulillah hari ini masuk setelah dua hari yang lalu tidak masuk, kelas 2c yang sebenarnya anaknya bisa tapi kurang perhatian orangtua alhasil guru kelas kelabakan. Brusan saya bertemu dengan Daniel,  
"Kenapa nak kemarin nggak masuk??"
"Kata mama nggak berangkat sekolah miss hana..padahal Daniel pingin ke sekolah"
"Besok lagi kalau mama bilang kayak gitu, bilang kalau Daniel pingin sekolah...ya nak!!"
Sudah beberapa kali guru kelas menelpon orangtua dan menulis di buku komunikasi mengenai perkembangan Daniel yang semakin hari semakin menurun tapi tidak ada respon yang baik dari orangtua.
--Felicia.....anak manis yang setiap jam selalu izin keluar dengan alasan ke toilet, siswi kelas 1b ini sebenarnya tipe anak yang mudah bosan dengan kondisi kelas yang monoton. Tidak ada masalah mengenai akademik, alhamdulillah...hanya saja anak ini mudah bosan. Setiap ketemu saya pasti dia menyapa "hai miss hana..." dengan mata sipitnya dan dua kepang rambut lucunya.
--Riko...heummm,anak ini sudah mendapat label dari guru dan teman-temannya dengan sebutan "anak nakal". siswa kelas 8 Smp. Waktu saya mengajar dia makan kacang, awalnya saya diam saja. Kedua kali dia makan dengan diam-diam, akhirnya yang ketiga saya mendekat dan mengambil makanannya yaitu kacang kulit. Heumm,lumayan..akhirnya dnegan persetujuannya kacang kulit ini saya bagikan ke teman-temannya dan guru-guru yang ada di tempat piket.  
"besok makan kacang lagi ya nak..."
"aaaaa....miss hana...."
***
Heummmm,masih banyak cerita lagi tapi berhubung mau jam 16.00 dan saya harus pergi ke musholla untuk shalat ashar selanjutnya pulang hehe..sekian dulu cerita manis saya hari ini, manis itu seperti ice cream.....have a nice day...

Wednesday 27 February 2013

[Balada Perantau] Dari Jombang Sampai Batam


Bicara soal rantau merantau, dari kecil saya sudah jauh sama orangtua. Mulai usia taman kanak-kanak hingga sekarang, untuk itu satu persatu tempat akan saya uraikan dengan baik sesuai dengan ingatan tajam saya untuk hal itu.
Taman kanak-kanak hingga SD
Berawal ketika bangun tidur saya tiba-tiba saja menagis histeris minta di pondokin, sampai-sampai ibu dan abah saya bingung, sampai akhirnya paman saya membujuk orangtua saya untuk membawa saya ke salah satu pesantren yang ada di daerah Mayangan Jombang. Dari sinilah saya belajar banyak hal, bangun tidur pukul 04.00, jika tidak bangun siap-siap saja ada cipratan air dari pengurus kamar, kebetulan mandi masih dimandikan karena masih usia 4 tahun. Selain belajar tentang kemandirian sejak usia dini, saya juga belajar agama yaitu hafalan al-qur’an. Ada satu tanda sebangai tanda kenang-kenangan dalam hidup saya yang tidak akan bisa terhapus yaitu hidung saya ada bekas jahitan, karena main timba jaman dahulu yang masih pakai pompa.
SMP dan SMA
Setelah lulus SD abah saya langsung membawa saya ke Ponorogo dan memasukkan saya ke salah satu pesantren putri di daerah Jetis. Disinilah kenangan manis terurai, sepertinya tidak ada kenangan pahit yang saya ukir di pesantren ini selama 7 tahun. Aktivitas di pesantren ini dimulai dari pukul 04.00-22.00, dari peristiwa-peristiwa yang paling saya ingat adalah kalimat yang diucapkan oleh adik kelas saya “ukhti HM ya,terkenal tuh…”. Kebetulan saya di pesantren dipanggil HM karena nama saya banyak yang sama akhirnya alternatifnya adalah sebutan HM. Di pesantren ini komunikasinya menggunakan dua bahasa yaitu satu minggu bahasa arab-satu minggu bahasa inggris, jadi ketika kami tidak menggunakan bahasa arab maupun inggris satu katapun maka ada mata-mata yang menulis nama kita dan akhirnya masuk dalam catatan siswa pelanggar bahasa. Dan saya menjadi salah satu nama dari sekian nama teman-teman yang sering melanggar bahasa, jika tidak melanggar bahasa pasti melanggar kebersihan (hehehe ampun deh).
Jika sudah melanggar bahasa, maka siap-siap saja dengan hukuman yang sudah berlaku yaitu shalat dhuha saat istirahat pertama, istirahat kedua keliling lapangan sekolah sambil menjinjing munjid (kamus bahasa arab yang tebal), setelah shalat ashar bersih-bersih entah membersihkan masjid, kantin, kantor guru, kantor administrasi, atau yang paling menjadi idola itu ruang tamu. Maklum bisa tebar pesona jika ada tamu ustadz atau pondok putra, ya meski yang melanggar bahasa harus dengan ekstra percaya diri menggunakan kotak kardus bertuliskan “ana mukholifatul lughoh hadzal yaum” (saya melanggar bahasa hari ini) dalam satu hari mulai dari setelah keluar dari ruang bagian bahasa sampai kegiatan bersih-bersih selesai.

Masa Kuliah
Kuliah saya di UIN Malang, mengambil jurusan Psikologi. Satu tahun tinggal di asrama yang lumayan untuk mahasiswa baru, satu tahun wajib belajar bahasa arab mulai siang sampai malam. Yang paling berkesan yaitu pada saat kuliah saya pernah jualan permen  di kelas gara-gara saya sering bawa permen dan banyak yang minta (hahaha…). Saat praktikum psikologi saya dan teman-teman sibuk mencari klien entah itu anak SD, anak-anak SMP, atau terkadang orang dewasa. Selain itu, kami pergi ke rumah sakit jiwa untuk observasi penderita kelainan jiwa.
Dan yang sangat berkesan itu pada saat PKL di Ponorogo di salah satu desa yang sangat terkenal di media massa yaitu kampong idiot. Karena PKL di sekolah, rumah sakit, kepolisian itu hal biasa maka saya dan 13 orang lainnya bersedia untuk mengadakan PKL di Ponorogo. Ah, kenangan itu.

Setelah menikah
Setelah menjelajah ke Jombang, Ponorogo, dan Malang. Sekarang setelah menikah saya langsung diboyong oleh suami ke Batam (alamak, jauh nian hahaha). Ya, namanya juga jodoh. Suami saya bekerja di sebuah pembangkit listrik di Batam, alhasil saya dengan rasa sedih meninggalkan keluarga besar saya yang berada di Jombang. Sekarang saya mengajar di salah satu Sekolah swasta di Batam sebagai guru bimbingan dan konseling.
Awalnya merasa aneh berada di Batam, mulai dari rasa makanannya, cuacanya yang ekstra panas, bingung karena sendiri belum punya kenalan, sampai bingung dengan adegan para tukang sayur yang setiap membeli sayur harus ditimbang terlebih dahulu, buat saya tidak masalah tapi yang membuat saya tertawa itu saat saya membeli daun seledri 2 tangkai itupun harus ditimbang terlebih dahulu (hahahaha,ampun deh). Tapi sekarang Alhamdulillah semuanya sudah aman, saya sudah menemukan tempat-tempat makanan yang sesuai dengan selera orang Jawa dan sudah bisa menikmati kota Batam yang kecil ini.

Bagi saya menjadi seorang perantau itu menjadi hal yang sangat mengesankan, indah dan banyak pengalaman yang saya dapatkan. Entah itu hal yang baik maupun yang tidak baik, tapi  saya menikmati sekali menjadi petualang dan perantau sejati.

Artikel ini diikutkan dalam Giveaway gendu-gendu rasa perantau

Tuesday 26 February 2013

puisi satu baris #2

Rasanya ingin aku menyelip diantara ribuan debu yang melambai


**
Batam,26 feb 2013

Sunday 24 February 2013

To be a good friend

I'm not just playing
I am learning how to be a good friend...
Satu hari saat saya mengajar colouring di playgroup, tiba-tiba crayon Tadeo jatuh dari meja. Spontan Rebecca berlari dan duduk di lantai sambil memungut satu persatu crayon dan menatanya di kotak crayon yang sudah berada di depan Tadeo.
"say what to Rebecca Deo...???" ucap saya sambil duduk di depan mereka
"thank you Becca.." ucap Deo sambil tersenyum manis
"u're welcame Deo..." ucap Rebecca sambil berlari
***



Saturday 23 February 2013

Menunggu Sapaan Ombak

Pantai trikora, Bintan Tanjungpinang Batam. 1 januari 2013
Seorang ayah dengan tiga peri cantik dan juga seorang keponakan sedang menunggu sapaan ombak dipinggir pantai,karena penasaran dengan benda coklat yang dibawa ombak ke pinggir pantai. Spontan peri paling kecil ingin mengambilnya,oh ternyata...kipas hahaha

 Keterangan : foto ini diambil menggunakan kamera Samsung galaxy note
 

Indahnya Berbagi

Imlek sudah berlalu, valentine juga sudah lewat...minggu yang lalu setelah minggu sebelumnya sekolah tempat saya mengajar libur selama satu minggu (libur imlek,karena mayoritas muridnya merayakan imlek), nah minggu kemarin saya banyak mendapat cokelat dari anak TK dan PG,oooohhhh tengkyu dear...
Setiap kelas ada satu anak yang keliling ke meja untuk berbagi cokelat dan sebuah kertas berbentuk love yang bertuliskan Happy valentine miss hana.  Meski saya tidak merayakan hari valentine tapi saya sangat menghargai anak-anak yang dengan wajah sumringah membawa bunga dari tisu, kertas ucapan, dan cokelat tentunya. Dari usia dini mereka para anak-anak TK dan PG diajari tentang indahnya berbagi, bukan hanya untuk teman-teman kelasnya tapi untuk guru kelas, kepala sekolah, management, guru BK, suster, sampai guru SD,SMP dan SMA.
Terima  kasih kurcaci-kurcaciku sayang......

Thursday 21 February 2013

[BeraniCerita #2] Tak Peduli


Gendis masih membolak-balik lembaran buku yang ada di depannya, setelah ia baca sampai akhir perlahan ia mencari kertas dan bolpoin lalu menulis ulang sebuah puisi apik duo antara Dewa dan HM Zwan.
            “izinkan aku meramumu dalam senja”
         ***
Meski ku tahu dan ku tak mau tahu
Tiap jengkal waktu kuramu setiap rasa yang jemu
Karena ku tahu itu karena ulahmu
Adakah secuil ramuan indah yang kau ramu untukku?
***
Bahkan aroma nafas tubuhmu tak lagi mampu kukecap
Hanya sekejap kau hadir untuk kembali berlalu
Sudikah berlama di dermagaku?
Hingga sempurna ramuan yang kau buat mampu kurasa
         ***
Sungguh, diantara luasnya mata memandang
Diantara ribuan gemerlap cahaya lampu neon
Hanya kau yang ada dalam silauan senja
Meski kicauan burung tak pelik terus menggodaku dalam remang
Percayalah, aku ada…hanya untukmu
***
Sekarang, dan saat ini
Ditemani secangkir kopi buatan kang japri
Aku masih meramumu dalam senja
Dengan romansa indah yang kita lalui bersama
Dengan indra perasaku, meski pahit
***
Duhai kau yang membuatku jatuh pada senja
Ramulah aksaramu, seindah yang kau mampu
Hingga mampu kuraba sebelum senja benar-benar berganti malam
Dan rona keemasannya berganti pekat...
***
            Yours…Gendis Pratiwi

Pagi-pagi Gendis sudah berada di kampus dan segera menelpon pak kurdi penjaga kampus untuk menemuinya. Sesampainnya pak kurdi di kantor fakultas kedokteran, Gendis memberikan pak kurdi sebuah amplop berwarna biru muda dan setangkai bunga mawar putih.
“pak kurdi…biasa,nitip buat Libert ya?? .”ucap Gendis sambil tersenyum
“siap bu Gendis yang cantik…”
                Tak lama setelah pak kurdi keluar dari kantor Gendis, ia melihat sosok Libert yang sedang memarkir sepeda motornya. Cepat-cepat pak kurdi berlari mendekati Liber  untuk memberikan amplop dan setangkai bunga mawar putih.
“mas Libert..ini ada titipan”
“dari siapa pak..??”
“biasa…bu dosen, bu Gendis”
Dengan malas Libert melihat amplop dan membacanya, dear Libert Abimanyu.
“yaelah pak,kan sudah beberapa kali saya bilang. Saya sudah menikah, ini buat pak kurdi ajalah”ucap Libert sembari berlalu
Dari jauh Gendis terlihat lemas melihat surat dan bunganya ditolak  oleh Libert,  ia sudah tidak peduli lagi padaku batinnya lirih. Sementara itu langit terlihat mendung, dari jauh suara petir terdengar lantang. Gendis Pratiwi, seorang dosen cantik dan juga wanita simpanan Libert berjalan dengan airmata bercucuran, ia  tidak memperdulikan muntahan hujan yang jatuh membasahi tubuhnya,iapun perlahan lunglai dan terjatuh.
#####
“ Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."


Sunday 17 February 2013

Doughnut

Bahagia itu sederhana

Siapa yang tidak tahu kue donut??rasanya manis, seperti senyum saya. Apalagi jika tambah dengan berbagai fariasi rasa seperti cokelat,keju,gula halus,mesis dan masih banyak lagi. Terkadang saya merasakan banyak rasa dalam menjalani hari-hari, bagi saya menjadi seorang istri bagi seorang syauqi Endrit yang penyabar adalah sebuah hal yang terindah dalam hidup saya.Cause he is my ticket to heaven...baarakallahu lana fiddunya wal aakirah amin..

Siapa yang tidak tahu cokelat??rasanya manis, seperti senyum saya. Bagi saya mengajar adalah ibadah, suatu hari saat saya mendapat kesempatan mengajar di sekolah swasta untuk pertama kalinya setelah lulus ujian skripsi. Mas saya yang nomor 1 berpesan niatkan semuanya untuk beribadah, mengamalkan ilmu, mugi-mugi berkah ilmune. Sampai saat ini saya masih menjelajahi dunia pendidikan yaitu mengajar, apalagi sejak saya bisa mendapatkan pengalaman terindah mengajar playgroup. Saya merasa bahwa passion saya memang di dunia anak-anak, mereka adalah materi kuliah hidup saya. Dari mereka saya bisa belajar tentang kesabaran seorang ibu, perkembangan fisik dan psikisnya, kasih sayang, kepolosan dan banyak hal..

Siapa yang tidak tahu gula??rasanya manis, seperti senyum saya. Bagi saya hidup itu tidak selalu mulus seperti jalan tol (konon katanyaaa..), banyak kerikil-kerikil halus,tajam yang tanpa kita duga mengelinding ke arah kita. Namun tetap, kembali lagi pada diri bagaimana kita seharusnya menyikapi kerikil-kerikil tersebut. Yaa muqollibal quluub tsabbit quluubana aladdinik wataa atik..

***
Batam,17 februari 2013


Friday 15 February 2013

Kapal Ferry

Kapal Ferry
 
Pantai Costarina Batam, di tepi pantai ini kita bisa lihat kapal ferry yang lalu lalang dari/ke Singapuran, Malaysia dan Batam. Kapal ferry ini memuat kurang lebih 130 penumpang dari terminal internasional sebrang Mega Mall Batam Centre.

****
Foto ini diikutkan dalam  Turnamen Foto Perjalanan Ronde 14

Thursday 14 February 2013

[BeraniCerita #1] Lipstik Merah

Selasa, sebelum senja menghampiri. Firna menghampiri Zian yang sedang membereskan meja kerjanya, sudah pukul 17.00 waktunya pulang. Tapi sebelum Zian meninggalkan meja kerjanya Firna mengajaknya  untuk menemani mencari lipstik di mall yang tepat berada di samping gedung kantor mereka.
”Bagusnya yang warna apa ya Zie?”
”Ihhh daritadi warna apa mulu,cobain habis itu hapus cari warna lagi. Udah ah terserah kamu Fir”
Dengan wajah yang sudah hampir dilipat-lipat, mulut manyun lima senti Zian dengan wajah kecut langsung berpaling dan mencari tempat duduk. Sementara Firna melanjutkan aktivitasnya mencari warna lipstik yang cocok menurutnya.
”Makannya Zie jadi cewek dong jangan cuma jadi cewek di KTP aja”
“Sial,ampun deh. EGP, yang penting ane cewek. Titik!!”ujarnya sambil terus membaca buku Partikelnya Dee Lestari
“Untung mas Tian mau sama kamu”
“Ih ih…maksud loehhh??gue harus bilang wow gitu??Yuk ah,tar keburu malem besok kan ngantor lagi kita. Capek nih nemenin kamu shoping daritadi”
“yukkkk”
***
Semua orang kantor tahu bahwa Zian adalah seorang wanita pekerja keras, sejak bekerja menjadi fotografer di salah satu majalah ternama di ibu kota. Ia tak lagi seperti dulu, saat kuliah ia benar-benar wanita tulen. Pagi-pagi sudah siap pergi ke kampus dengan dandananya yang rapi dan cantik. Namun tidak untuk sekarang, semuanya berubah drastis sejak menjadi fotografer. Dengan khasnya celana panjang, kaos, jam tangan, topi, dan ransel di punggungnya. Meski sudah menjadi istri dari seorang pengusaha sukses, itulah Zian. Meskipun sempat di komplain oleh Tian, suami Zian tapi ia lebih nyaman dengan keadaannya sekarang.
***
14 Februari 2013
Pukul 00.01
”Selamat ulang tahun sayang…”
Dengan mata masih terpejam, samar-samar Zian mendengar suara suaminya tepat di daun telinganya. Ia pun lalu tersenyum kearah suaminya yang berada di depan matanya. Di meja sudah ada kue mini berbentuk love dan sebuket bunga mawar, setelah Zian meniup lilinya Tianpun menyodorkan pisau untuk selanjutnya memotong kue tersebut. Saat Zian memotong kue tiba-tiba ia merasa ada benda keras di dalam kue  karena tidak bisa di potong, Zian langsung membelah kue tersebut dan ternyata benda tersebut adalah lipstik berwarna merah.
”Ih,mas Tian apaan nih kok lipstik??tapi cantik”
Tianpun langsung tersenyum dan memberikan sepucuk kertas berwarna merah muda kepada Zian.
Kepada istriku tercinta : Zian Faradisa
Katamu,bukankah aku rembulan itu..
Iya sayang,seluruh jagadpun tau,
Bahwa kamu adalah rembulan yang selalu menyinari hatiku
Tak peduli siang atau malam
Tuhan,terima kasih sudah menghadiahkan peri yang cantik ini
I love you Zian Faradisa….
Your heart : Tian Syauqillah
 “Terima kasih sayang…I love you too”
Dengan berlinang air mata, Zian langsung memeluk erat suaminya.
“Yaudah,yuk kita tidur  lagi, besok sampaikan salam mas ke Firna ya”
“Heh???Firna???”
“Iya, Firna ponakanku…bilang makasih sudah bantu mas mencarikan lipstik merah buat kamu sayang”
“Heh???aaaaaa….mas curangggggg…..”
Seperti biasa perang bantalpun dimulai, hingga suara mereka tak terdengar lagi yang tertinggal hanya suara angin malam.
*************
"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."


Tuesday 12 February 2013